Aku, Mata Kamu

64 4 0
                                    

"Treng treng"

Alya terbangun dari tidurnya saat mendengar dering handphonenya yang berbunyi.

"Nanti ketemu ya di perpustakaan"

"Ini nomor siapa? "Tanya Alya bingung.

Hal yang sama dilakukan oleh Devan saat ia mendapat chat yang tidak ia ketahui pemilik nomornya.

Pagi itu, seperti biasa Alya ke perpustakaan, sebenarnya bukan untuk bertemu dengan pengirim chat itu.

Namun ke perpustakaan adalah kebiasaannya setiap pagi.

"Alya kamu dimana? "Tanya Justin melalui sebuah chat.

"Di perpustakaan "balas Alya.

"Devan kamu mau kemana? "Tanya Fira saat Devan beranjak dari bangkunya.

"Mau ke perpustakaan "balas Devan.

"Aku ikut ya"Ucap Fira.

"Ya udah ayo"Balas Devan.

Alya terlihat santai membaca buku.

Tak lama kemudian Devan dan Fira memasuki perpustakaan.

Devan memutar bola matanya mencari siapa sebenarnya pengirim chat itu.

Hingga akhirnya matanya terfokus pada seorang perempuan yang sedang duduk di sebuah bangku.

"Alya"

"Hah? Alya? "Tanya Fira kaget.

"Itu Alya Ra"Ucap Devan sambil menunjuk ke arah perempuan itu.

"Alya, kenapa dia bisa ada disini? "Batin Fira.

"Itu bukan Alya"Balas Fira.

"Itu Alya Ra"Ucap Devan.

"Alya"panggil Devan.

Alya menengok ke arah Devan.

"Itu kan orang kemarin, ngapain sih dia disini"Batin Alya dan kemudian membereskan buku-bukunya lalu pergi.

"Alya tunggu"teriak Devan dan berlari mengejar Alya.

"Devan"teriak Fira.

"Jangan halangi mereka"cegat Justin.

"Oh jadi ini semua rencana lo"Ucap Fira.

"Tega ya lo Justin, lo tau kan betapa cintanya gue sama Devan, kenapa lo lakukan ini, lo pengen gue kehilangan orang yang gue cintai lagi"Ucap Fira.

"Gue nggak tega Ra, gue tau cinta mereka sangat tulus, gue nggak tega untuk pisahin mereka lagi"Balas Justin.

"Terus lo tega liat gue menderita"Bentak Fira.

"Bukan gitu Ra"balas Justin.

"Udahlah, gue nyesel percaya sama lo"bentak Fira dan langsung pergi mengejar Devan.

"Sorry Ra, tapi mungkin ini yang terbaik "Ucap Justin.

"Alya tunggu"teriak Devan.

"Alya stop, dengerin saya dulu"Ucap Devan dan menahan Alya dengan menarik tangannya.

"Alya, kenapa kamu menghindar dari saya? "Tanya Devan.

"Karena saya nggak kenal siapa kamu"Balas Alya.

"Alya ini saya, Devan"Ucap Devan mencoba memastikan.

"Kalo kamu nggak percaya, kamu liat ini, kamu ingatkan, kita pernah memiliki kalung yang sama dengan nama kita masing-masing, dan kamu menyimpan nama saya lalu saya menyimpan nama kamu"Ucap Devan sambil menunjukkan kalung dengan nama "Alya".

Alya memegang kepalanya yang terasa sangat sakit, saat ia mencoba mengingat apa yang dikatakan oleh laki-laki itu.

"Aww"lirih Alya.

Cinta Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang