Capek.
Banget.
Dua kata itu bisa mendeskripsikan perasaan gue sore ini. Tadi pagi gue datang telat dan berujung dihukum berdiri di lapangan sambil hormat ke bendera sampai jam pelajaran ke tiga. Dan bukan cuma itu aja. Waktu gue masuk ke kelas, gue ditodong buat ngumpulin tugas yang bahkan belum gue kerjain.
Gue kembali dihukum buat nyalin kalimat 'Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi,' sebanyak 2 lembar kertas folio, dan harus penuh alias full. Waktu istirahat ke dua gue juga sempet kekunci di kamar mandi. Dan sialnya hari ini gue piket kelas sekaligus piket seorang diri. Paket lengkap banget kan sial gue hari ini.
Keadaan gue udah acak-acakan dan gue gak peduli akan hal itu. Kalo ada yang ngeliatin, gue bales lagi dengan tatapan 'MAU APA LO HAH?!'
Untung jalanan di depan sekolah gue sedikit lengang karena banyak murid yang langsung pulang. Setelah tengok kanan-kiri, gue nyebrang di zebra cross dengan hati-hati.
Tin..tin..
Brakkk!!!
Ugh, sial lagi. PAKE ACARA KESEREMPET SEGALA?!! Mana pelakunya gak tanggung jawab lagi main pergi aja. Pak Satpam dan pedagang kaki lima yang jualan di depan sekolah pun pada bantuin gue. Ya, luka gue gak parah-parah amat sih. Cuma lutut sama siku doang yang kegores aspal, perih cuy.
"Neng, gapapa?"
"Gapapa, Pak. Makasih ya,"
"Bisa jalan gak, Neng?"
Gue cuman ngangguk sambil ngeringis. Gue dibawa sama Pak Satpam ke UKS. Ya biar luka gue di obatinlah! Masa ke UKS mau nongki-nongki manja? Kerjaan temen gue itu mah!
"Lho, Rena? Lo kok luka kayak gini?!"
Lia, temen gue yang merupakan anak KKR langsung histeris begitu lihat gue yang datang di anter sama Pak Satpam.
"Keserempet di depan, tolong obatin," kata Pak Satpam.
Gue pun dibawa masuk ke UKS dan gue dikerubungi anak KKR yang rata-rata temen gue semua. Dan mulailah gue diintrogasi sama mereka. Heran, temennya luka kok malah ditanya mulu bukannya diobatin. Greget gue lama-lama.
"Lo sih jalan gak lihat-lihat!" Kanaya malah nyalahin gue.
"Lagian gue udah hati-hati ya! Motornya aja yang main nabrak!"
Kanaya neken daerah sekitar luka gue. "Rasain nih!"
"Pelan-pelan, woy!!!"
Setelah selesai diobatin, gue bingung mau balik gimana. Sampai akhirnya Lia nawarin gue buat balik bareng. Asek, tumpangan gratis. Lia emang sering bawa motor ke sekolah, toh dia bisa dan udah punya SIM. Gue mah apa daya. Naik sepeda aja masih sering jatuh, gimana mau bawa motor?
Lia udah siap di depan UKS. Biar gue gak capek katanya, makanya ngambil motor dulu di parkiran. Waktu gue mau naik ke motor, hape gue bunyi. Oh, bokap, tumben-tumbenan nelpon gue.
"Bentar ya," Dan Lia langsung matiin mesin motornya.
"Halo, Yah?" Sapa gue di telepon.
"Rena masih dimana? Kok belum pulang?"
Alis gue bertaut. Lah, tumben bokap khawatir gue belum balik. Biasanya kalo kelewat maghrib baru ditelepon.
"Rena masih di sekolah, Yah. Ini mau pulang bareng Lia."
"Oh, gitu. Ayah tunggu di rumah ya, ada yang mau diomongin."
"Oh, oke. Dadah, Ayah!"
Panggilan berakhir.
Biasanya gue kalo telponan sama bokap itu gabakal lebih dari 1 menit. Mau tahu rekor tercepat gue telponan sama bokap? Jawabannya 5 detik. Gini percakapannya,
"Rena udah pulang?"
"Udah, Yah."
"Oh, baguslah."
Dan panggilan di akhiri oleh bokap begitu saja. Yang paling lama pun masih hitungan detik. Alasan utamanya adalah gue gak terlalu deket sama bokap. Jadi orangtua gue itu pisah dan gue tinggal bareng Bunda. Dan Ayah udah nikah lagi dan punya anak dari hasil pernikahannya itu, yang artinya gue punya adik.
"Hai, Ojan!"
Gue langsung melebarkan pandangan. Kebiasaan Lia itu 'Sok Kenal dan Sok Akrab' jadi tiap orang yang dia tahu namanya pasti disapa, walau orang itu gak kenal sama dia. Dan barusan, dia nyapa Fauzan Imanero si anak kelas XII-8 sekaligus teman satu eskul gue.
"Oy!"
Cuma gitu balesan dari Fauzan dan gue cuman senyum doang ke dia. Karena gue sama dia itu cuma sebatas teman satu eskul dan jarang ngobrol juga. Dan Fauzan main melengos aja.
"Kuy, balik!"
Gue nurutin omongan Lia dan naik ke motornya. Di jalan, kita gak ngobrol sama sekali. Lagian gak ada yang bisa dibahas. Sesampainya di rumah, gue mendapati bokap yang udah duduk ganteng di teras rumah.
"Masuk dulu sana, bersih-bersih. Ayah mau ngomong."
Oke, Yah. Siap laksanakan
---
Prolognya kepanjangan gak sih?😂
Story pelunas hutang:v
Story baru aja terus, tapi on going semua:) bodoamat
Papay,
Ranikazz_
KAMU SEDANG MEMBACA
Seriously?!!!
Teen Fiction#1 in kembar (20200630) #8 in teman (20200607) #9 in twin (20200625) --- "Sejak kapan gue kembaran sama lo?!" Rena Athalia yang awalnya hidup sebagai anak tunggal, kini harus meyakinkan dirinya bahwa ia memiliki kembaran bernama Gilang Atthariq. Sel...