a letter for star

449 27 0
                                    

Untukmu, Gemini Bintang Alamsyah
Sosok yang hanya bisa kulihat tanpa bisa kuraih

Seperti namamu, Bintang
Kamu menerangi hidupku
Dengan senyummu yang bukan untukku
Dan bukan aku yang menciptakan senyuman di wajahmu

Seringkali aku iri dan ingin berada di sisimu setiap saat. Walaupun aku terus berharap, hal itu tidak akan pernah terjadi. Bahkan dalam mimpi pun rasanya itu tidak mungkin

Aku suka melihat senyummu yang merekah
Aku suka melihat tingkah lakumu
Aku suka melihat manik hitammu yang bersinar
Aku menyukaimu

Perasaanku ini tak usah kau balas. Karena aku tahu hatimu sudah menemukan tempat berlabuh, tentunya itu bukan aku.

Dan jika aku boleh jujur, hatiku sakit saat melihatmu bersamanya. Terlalu banyak luka yang kau berikan walau tanpa sengaja.

Tapi itu bukan masalah besar bagiku, karena aku menyukaimu.

Aku yakin kau bertanya-tanya mengapa aku bisa jatuh hati padamu. Maka akan kuberikan jawaban paling sederhana;

Tidak ada.

Aku menyukaimu tanpa alasan.

Aku tidak butuh alasan untuk menyukaimu. Alasanku hanya aku menyukaimu.

Sesederhana itu.

Tak usah kau pikirkan kata-kata yang tertulis pada kertas ini. Jika kau membaca surat ini, aku sangat bersyukur. Walaupun entah bagaimana surat ini bisa sampai padamu.

Dari seseorang yang menyukaimu dalam diam

Seminggu sudah berlalu sejak kepergian Rena dan Gilang. Tapi Bintang tak pernah bosan untuk membaca surat pemberian Rena itu. Hampir setiap hari ia menyempatkan diri untuk membaca surat yang kini sudah ia laminating agar tidak rusak.

Hari-harinya tidak banyak berubah. Walaupun penyesalan terus menghantuinya. Karena ia kehilangan Rena dan karena ia tidak bisa menahan Gilang pergi.

Ia juga punya masalah baru dengan Mikaila. Tentang Mikaila yang tidak terima diputuskan secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas. Awalnya Bintang tidak mau berurusan lagi dengan Mikaila, tapi setelah merenung beberapa hari, ia sadar bahwa ini juga salahnya. Jadi ia memutuskan untuk menjelaskan semuanya pada Mikaila.

---

Sesuai dengan hari dan jam yang telah ditetapkan sebelumnya, Mikaila sudah datang lebih dulu di sebuah kafe tempat ia dan Bintang hendak membahas semuanya. Ia hanya ditemani minumannya yang tinggal setengah.

Beberapa saat setelahnya Bintang muncul tepat waktu. Ia sempat celingukan mencari Mikaila sebelum akhirnya ia melihat Mikaila yang melambai dari pojok kafe.

"Lo udah lama ya? Sorry gue telat," ujar Bintang seraya duduk.

Mikaila menggeleng. "It's okay, aku yang datengnya kecepetan."

Tidak ada yang membuka suara setelahnya. Hawa di sekitar mereka terasa canggung. Bahkan Bintang tahu Mikaila berusaha untuk tidak bertatapan dengannya.

Bintang berdehem untuk menghilangkan suasana canggung. Mikaila hanya menoleh sekilas lalu kembali melihat ke luar jendela.

"Kai.."

"Bisa langsung ke intinya?" Ujar Mikaila tanpa menatap Bintang.

Bintang menunduk lalu menghela napas. "Kalau lo mau gue jelasin, please lihat mata gue, Kai."

Seriously?!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang