1. JAGA KEBERESIHAN!

992 34 0
                                    

      

-Hanif Abdullah-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Hanif Abdullah-

"Kebersihan itu sebagian dari iman,
Memang bukan hadits, hanya pepatah arab saja. Tetapi percayalah kalimat itu membawa dampak besar bagi setiap umatNya"


       Berbeda dengan suasana diluar yang tampak ramai karena jam istirahat, di ruangan yang kutempati kali ini terasa sangat kondusif dan terkesan serius  namun terasa tetap santai. Ruangan yang kebanyakan orang menyebutnya dengan  tempat para penegak aturan berkumpul alias ruang OSIS.

Di hadapanku kini seseorang dengan seragam rapi dan kacamata yang bertengger gagah tengah menyampaikan planing kegiatan yang akan dilaksanakan seminggu yang akan datang, yaitu acara seminar bahasa bersama Bunda Asma Nadia.

“Ijin memberi masukan,Nif”ujar seorang yang duduk dimeja kiri paling depan, yaitu divisi dekorasi.

“Silahkan”

“Untuk memperhemat anggaran, katanya ada pembuatan spanduk harga murah dengan kualitas yang bagus di JL. Sukmadi No.4, jadi kita tidak usah memakai jasa langganan seperti biasanya”jelasnya

“Masya Allah itu tempat Ayah”batinku ketika mendengar penjelasan dari Davi

“Boleh juga, siapa yang akan datang langsung kesana untuk memesan sekaligus memberikan uang DP?”tanya Hanif

“Biar divisi dekorasi saja”

“Jurnalistik! apakah ada perubahan mengenai gambar pamplet yang sudah berada ditangan saya?”tanyanya tegas

“Ti.. tidak..saya rasa sudah cukup”jawabku yang tidak bisa menetralkan hatiku saat berkomunikasi langsung dengannya.

“Apa adalagi tambahan dari yang lainnya?”

Hening

......

Hari ini aku pergi ke mesjid sekolah sendirian, Tika sedang halangan jadi tidak bisa ikut sholat dhuha bersama. Sedangkan aku merasa tidak PD jika sholat tanpa Tika, karena di dalam mesjid sudah jelas semuanya anak rohis,tidak ada yang nonrohis sepertiku.

“Mesjid bukan hanya untuk anak rohis saja, masuklah walau tidak bersama temanmu”ujar seseorang dari belakang saat aku tengah mematung sambil menenteng mukenaku. Aku menoleh kerah sumber
suara yang ternyata menampkan Syahril ketua rohis itu tengah berdiri bersama Hanif. Ya, dan suara tadi adalah suara syahril, bukan Hanif. Lelaki itu masih berdiri dengan wajah datarnya sedangkan
Syharil sudah melemparkan senyuman lembutnya yang membuatku menunduk.

“Saya duluan”kataku sambil berlalu masuk menuju tempat wudhu wanita

“Jaga keberesihan!”teriak seseorang yang sedaritadi ada dibelakangku, kali ini Hanif yang berbicara, bukan Syharil. Aku masih diam apa maksudnya berbicara lantang seperti itu, dan membuatku menatap bingung kerahnya. Lalu dia ikut mentapku sekejap dan menurunkan tatapannya kebawah,kearah kakiku yang memperlihatkan aku berdiri diatas lantai mesjid tanpa melepas sepatuku. Astaghfirullahaladziim apa yang aku perbuat, malu sekali rasanya,sementara ini aku hanya mampu tersenyum kikuk sambil membuka sepatuku dan berlari cepat menuju tempat wudhu.

ADISA( ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang