41. SPESIALIS BEDAH

325 19 2
                                    

Pelan-pelan Hanif melepaskan tangan Adisa dari pinganggnya karena harus melaksanakan sholat malam. Kali ini dia tidak membangunkan Adisa karena gadis itu sedang berhalangan untuk sholat.

Pada saat berjalan ke kamar Mandi, Hanif tidak sengaja menendang kardus kecil yang ternyata isinya adalah pas foto seorang wanita yang tidak dikenalinya dan juga kamera. Hanif bingung, di rumahnya saja sudah ada lima kamera aktif yang disimpan, belum dua kamera yang rusak, ralat tiga kamera, karena kelakuan iparnya itu.

Sudah tiga hari Hanif dan Adisa menginap di rumah Nazman. Hari pernikhan kedua Nazman dimajukan jadi esok hari. Hanif yang berniat akan mencari kontrakan hari ini harus mengurungkan niatnya karena sang mertua memintanya menginap minimal setelah tiga hari pernikahannya dengan seseoeang yang akan menjadi ibu untuk Adisa, mertua untuknya.

Kondisi kaki Adisa sudah mulai membaik, bahkan dia sudah kuat memasak nasi di cooking rice tanpa rasa nilu dan keram.

Hanya saja untuk pekerjaan lainnya tetap Hanif dan Nazman yang mengerjakan, karena kedua pangeran itu melarang peri kecilnya melakukan hal-hal berat.

........
"Bunda" pekik Adisa kegirangan ketika melihat Balqist turun dari mobil.

Balqist memberikan senyum terbaiknya dan memeluk menantu kesayangannya yang hari ini terlihat sangat cantik dengan dress kebaya berwarna pastel kesukaanya.

"Menantu Bunda memang selalu cantik" puji Balqist mengelus pipi kanan Adisa.

"Disa kangen sama Bunda" rengeknya

Tak lama Hanif datang dengan batik pilihan Adisa dan celana bahan hitam yang bagitu rapih dipadukan dengan rambut hitamnya. Hanif menyalami kedua orang tuanya.

"Iklima mana?" Tanya Hanif

"Adikmu lagi ada ujian jadi gak bisa ikut"

"Lho Iklima gak cerita sama Disa, Bunda, padahal kita chatingan terus" ujar Adisa dijawab gelengan mertuanya.

Tak lama Syila dan Irsyad datang dengan kedua anaknya.
Adisa segera mempersilahkan semuanya untuk masuk ke dalam..

Acara dan foto-foto sudah selesai, Hanif Izin untuk kembali ke rumah sakit, tidak khawatir meninggalkan Adisa karena ada Balqist dan mertuanya. Ketiga wanita itu lebih memilih berkumpul dan berbincang.

.....

Sudah tiga hari setelah pernikahan Nazman denngan Lula Hanif dan Adisa di rumah Nazman, tapi selama tiga haru itu pula Hanif lebih merasa santai karena pekerjaan mengurus rumah sudah di handel oleh mertuanya, kecuali cucian dirinya dan Disa. Hanif lebih memilih melakukannya sendirian.

Hanif melihat Adisa tengah membaca surah al-mulk setelah dirinya selesai membersihkan diri di kamar mandi.

"Sayang aku beli pembalut yang isi delapan, ko masih sisa dua. Sehari kamu pake dua?" Tanya Hanif setelah Adisa selesai membaca al-qur'annya.

"Enggak, Mas, aku pake tiga sehari, tapi kalo hari terakhir aku gak pake lagi, so'alnya udah dikit"

Hanif hanya mengangguk mendengar penjelasan Adisa.

"Oh iya coba deh buka di tas kerja, Mas ada apa!" Hanif menyisir rambutnya.

Adisa membukanya dan mendapati merk krim siang, krim malam, dan lipstik yang biasa dia pake ada di tas Hanif.

"Loh, Kok?" Tanya Disa heran

"Mas chek semua perlengkapan kamu, Mas lihat krim malamnya udah abis,krim siang sama lipstik yang warna nudenya juga udah tipis banget. Mas lihat kamu udah dua hari gak pake krim malam, Mas kira kamu berhenti pake. Lain kali kalo perlengkapan pribadi kamu udah kosong jangan bilang sama Mas ya" ujar Hanif panjang lebar.

"Iya, Mas, uang seminggu lalu yang Mas Hanif kasih masih ada ko, Disa bisa beli"

Hanif membuka laptopnya dan duduk sembari bersandar dalam kepala ranjang.

Adisa berdiri dan melangkahkan satu kakinya menyimpan sarung Hanif pada keranjang cucian. Hampir saja Hanif membanting laptopnya jika Adisa tidak menahan badannya dengan lwngan yang bertumpu pada dinding.

Hanif menghampiri Adisa dan merangkulnya memapahnya berjalan menuju ranjang.

"Kamu udab janji loh gak bikin Mas khawatir"

"Hee.. ma'af, Mas, Disa gak inget kalo kaki Disa belum sembuh" dengan senyum simpulnya.

"Mas ambil dulu minum ya, kamu belum minum obat nanti ketiduran"

Adisa mengangguk kemudian melihat layar laptop Hanif yang menunjukan website spesialis bedah. Tak lama Hanif datang dengan membawa satu gelas air dan visin kecil beriai obat untuk Adisa.

Setelah meminum obatnya Adisa duduk dengan bersandar pada penyangga ranjang. Di ikuti dengan Hanif disebelahnya. Setelah itu, Adisa menyandarkan kepalanya pada dada bidang Hanif, dan memeluk lengan kekar Hanif yang kini tengah memegang ponselnya.

"Kenapa sayang?" Tanya Hanif menyimpan ponselnya pada nakas, dan dan menempelkan dagunya pada puncuk kepala Adisa.

"Mas"

"Hmm" Hanif mencium rambut Adisa, arima shampo langsung tercium.

"Mas Hanif pengen ambil spesialis bedah?"

"Nggak kok, Sayang"

"Mas, Disa selalu cerita apapun lo sama Mas Hanif" unar Adisa membuat Hanif akhirnya mengalah untuk bercerita

"Itu dulu sayang, sekarang Mas mau fokus sama kesembuhan kamu dan kebahagiaan kita. Ada yang penting dari spesialis, Mas mau kumpulin uang buat resepsi kita, buat rumah yang nyaman untuk kita nanti"

Adisa melepaskan pelukannya pada Hanif kemudian duduk menatap lemut manik mata sang suami.

Adisa membuka galery ponselnya menunjukan foto-fotonya pernikhannya dengan Hanif, bahkan sampai foto kebersamaan mereka selama satu bulan lebih ini.

"Mas lihat, ini semua kebahagiaan Disa Mas yang buat, Mas udah banyak berjuang buat kebahagiaan Disa, Disa takutnya Mas gak percaya kalo Disa Bahagia. Makanya Disa tunjukin fotho-fotho ini...
Disa udah lebih dari bahagia, Mas boleh berjuang buat bahagiain Disa, tapi Mas jangan kubur mimpi Mas Hanif sendiri. Itu sama halnya kaya Mas Hanif cabut kebahagiaan Disa, ambil kembali kebahagiaan Disa..."

"Sayang..." bantah Hanif yang langsung dihujam oleh jari telunjuk Adisa

"Syuuttt.... Rezeki Allah yang ngatur, Mas... Disa akan terima dengan kondisi kita nanti, gimanapun nanti, Insya Allah Disa akan terus di samping Mas.. kalo mau mau bahagiaain Disa, please turuti permintaan Disa kal ini"

"Makasi sayang, tapi Mas harus tanya saran Abi dulu"..

"Besok malem langsung ya, aku temenin"

ADISA( ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang