44. KESEMBUHAN ADISA & RESEPSI

303 15 3
                                    

Up pertama di bulan maret nih!

Sudah sembilan hari mereka tinggal di kontrakan, dan sudah tiga hari ini Adisa sudah bisa berjalan kesana kemari, sudah seratus persen aktivitasnya tidak di bantu oleh kursi roda.

Hanya saja Hanif baru mengizinkan istrinya untuk melakukan dua pekerjaan. Yaitu masak dan menyetrika pakaian. Selebihnya, sepertu mencuci, menjemur pakaian, angkat cucian, menyapu dan mengepel lantai masih Hanif yang mengerjakan.

"Sayang hp aku kayaknya masih di atas nakas deh" ujar Hanif sembari memakai sepatunya.

"Nggak, Mas, udah disa masukin ke tas" sbil menunjukan tas suaminya.

Hanif berdiri kemudian membenarkan rambutnyanya di depan jendela rumah. Adisa yang melihat suaminya merapihkan rambut, langaung ikut merapikan rambut suaminya. Setelah itu memberikan tas tote kerja suaminya.

Adisa mencium takdzim tangan suaminya, dibalas Hanif dengan kecupan pada kening istrinya.

"Mas berangkat ya, baik-baik di rumah, obatnya jangan lupa" Hanif mengelus hijab sang istri

"Iya, Mas hati-hati ya!"

From: Mas Hanif❤
Sayang aku udah beres nih, tapi pulangnya agak telat ya, mau nengok univ dulu bentar. Masakin capcai sama sayap ayam ya!❤

Sudah jam tiga sore, memang sudah jam pulang Hanif. Semalama Hanif memang sempet cerita jika dirinya berkunjung ke universitas yang akan dipilihnya untuk melanjutkan spesialis.

Adisa tengah merapihkan mukenanya karena baru selesai mengerjakan sholat maghrib. Lalu datang seseorang dari balik pintu kamar dengan wajah kusutnya, siapa lagi kalau bukan Hanif.

Adisa tersenyum kearah Hanif. Lalu Hanif duduk di tepian ranjang dengan wajah lelahnya. Adisa meraih tangan Hanif lalu mencium tangan Hanif dan mengambil alih tas kerjanya.

"Mas mau langsung mandi atau minum dulu?"

"Mandideh, Sayang, udah lengket banget" Hanif membuka kaos kakinya

Adisa datang dengan membawa handuk dan membuka dua kancing kemeja Hanif lalu mengendus dada bidang Hanif.

"Bau acem" cicit Adisa

Dibalas Hanif dengan satu cubitan di pipi istri dan sedikit senyum diantara wajah lelahnya.

Merekapun jalan beriringan. Hanif masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Adisa menyiapkan makan malam dan mendinginkan nasi yang ada di cooking rice.

Hanif masuk dengan handuk yang di lilit di pinggangnya, dan Adisa tengah mencharger ponsel Hanif.

"Mas bajunya udah aku siapin" Adisa berdiri menghampiri Hanif

Hanif kemudian memakai bajunya dan memenyisir rambut basahnya. Hanif jauh lebih segar dan wajahnya susah tidak di tekuk lagi.

"Yuk makan!" Ajak Adisa yang sudah menunggu Hanif di depan pintu kamar

Hanif menghampiri Adisa dengan senyuman lembutnya, lalu Adisa mengaitkan lengannya pada siku Hanif kemudian mereka jalan bersama menuju ruang tamu karena Adisa menyiapkan makan malamnya di ruang tamu, berhubung di dapur belum ada meja makan.

Hanif memakan dengan lahap masakan Adisa, baginya masakan Adisa adalah masakan terenak di dunia.

Setelah selesai dengan makan malamnya, Hanif membereskan kembali makanan yang tersisa ke dalam lemari dapur, sedangkan Adisa mencuci piring dan gelas kotor.

Hanif membuka isi kulkas dan melihat bahan-bahan yang tersedia.

"Besok kayaknya enakdeh kalo masak gulai sapi sama kripik bayam" Hanif memberikan kode pada istrinya yang baru saja selesai mencuci piring.

"Boleh, Sayang" ujar Adisa menaja dan bergelayut manja pada lengan Hanif.

"Mas, Abi udah kirim email rincian WO yang harus kita pilih buat minggu depan" Ujar Disa ketika mereka sudah duduk ditengah tengah ranjang.

"Mana coba Mas lihat"

Adisa mengambil laptopnya di rak susun kemudian membuka email dari mertuanya.

"Ada yang nyediain warna pastel tapi ini konsepnya berlebihan bukan slera kamu banget, terlalu glamour" tunjuk Hanif pada salah satu konsep WO

"Iya, aku udah lihat, aku lebih tertarik sama yang konsepnya warna navy sama grey , Navy kan warna favorit Mas Hanif, terus konsepnya aku suka. Gimana? Mau ambil gak?"

"Boleh" ...

*******

Hari ini resepsi di gelar di sebuah hotel dengan tema indoor karena banyak undangan dari kolega bisnis Ajri dan rekan dokter Hanif. Sedangkan Disa hanya mengundang teman SMA dan osis angkatannya saja karena teman kuliahnya memanh bukan orang Indonesia, berbeda dengan Hanif yang mengundang teman kampusnya.

Acara berlangaung khidmat dengan memilih akustik sebagai hiburan. Beberapa kali Hanif melirik khawatir ke arah Adisa karena sudah lima jam berdiri dengan heels tinggi.

"Nggak papa, Mas" jawaban Adisa setiap Hanif menanyakan keadaannya.

Resepsi pernikhan juga dijadikan ajang reuni baik oleh teman SMA, maupun kuliah.

Keluarga pengantin juga memilih menginap satu malam di hotel untuk sekalian beristirahat dari penatnya pekerjaan, hiting-hitung membuat sabtu dan minggu ceria.

Setelah berendalam dalam bathub Adisa menghampiri Hanif yang tengah memai kan ponselnya.

"Sampe segitunya, Sayang Tika minta ma'af sama kamu gara-gara gak bisa dateng"

"Kangen aku sama Tika"keluh Adisa

......

"Sayang, gimana kita mau bawa pulang kadonya banyak gini?"tanya Hanif pada Adisa, seharian ini mereka lebih memilih berdiam diri di kamar hotel, keluarpun hanya untuk menemani Hanif berenang dan Adisa membaca majalah yang disediakn di kursi tepian kolam.

"Buka aja dulu semua bungkus kadonya, jadinyakan gak keliatan numpuk" saran Adisa yang diangguki Hanif.

ADISA( ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang