Part 22 | Double Attack

103K 12K 2.1K
                                    

Pertanyaan : Apa itu dosen?

Jawaban : Makhluk setengah manusia dan setengah malaikat, penyebab migrain mahasiswa, hobi memberi tugas tak terhingga, penyebab utama skripsi aduhai zuzah kelarnya.

--Cuitan mahasiswa yang dendam tugasnya cuma dikasih paraf--

____________________________



Makan ikan di hari raya.
Dicocol sambel buatan bunda.
Matio kowe Naya.
Ayo balik kampung jangan ditunda.

Seandainya atap kosan ambruk di atas kepalanya, Naya tidak akan berusaha mempertanyakan penyebabnya. Semua ini adalah salah ucapan ngawurnya, ia paham itu. Rasa malu membakarnya sampai ubun-ubun selepas ia kabur dari ruangan Alan. Dobel idiotnya, Naya justru pergi tanpa menjelaskan apa-apa.

"Maaak, Naya pengin pulang. Enggak sanggup ngadepin kenyataan hidup. Hiks...." Bayangan Alan yang terpaku dengan pupil melebar membuat Naya menampar pipinya berkali-kali. "Naya bego! Kenapa tadi enggak kasih alibi aja? Cium nyamuk kek atau cium tangan Pak Alan buat minta ampun karena kebanyakan dosa!"

Ini bukan persoalan sepele. Hubungan romansa antara dosen dan mahasiswa di fakultasnya sangat terlarang. Alan jelas memahami aturan tersebut. Jika tidak, bagaimana bisa dia mengabaikan para pengagumnya yang kebanyakan dari kalangan mahasiswi?

Andai mau, beliau bisa mendapatkan satu yang paling cantik dan menjalin hubungan rahasia. Kenyataannya, Alan bahkan tidak melirik hal tersebut sama sekali.

Naya semakin stres. Lalu, apa yang dilakukannya barusan? Mencoba menggoda dosen yang killer-nya amit-amit?

"Lo kenapa lagi, Nay?"

Sela memandangnya dengan penuh perhatian. Tatapannya berupaya menganalisa penyebab kegilaan Naya kali ini. Buka-tutup muka, garuk-garuk kepala, lalu duduk diam di pojok kasur. Ia seriusan gagal paham.

Naya meringis. "Mulai minggu depan kayaknya gue bakal rajin titip surat keterangan sakit ke lo deh, Sel."

"Lo habis bikin ulah apa lagi emang?" tanya Sela, sedikit bingung dengan alasan Naya yang sampai sebegitunya menghindari sesuatu.

"Banyak." Sumpah demi pantat yang memar, dosanya tidak bisa dikalkulasi lagi dengan jari tangan dan jari kaki. "Intinya martabat gue udah amblas di depan Pak Alan, Sel."

Kang Kun, kurang tidur, demam, tragedi air keran lalu terperosok dalam jurang dosa terbawa suasana. Argh! Ini bagaimana caranya menyelamatkan harga diri?

Seakan tahu Naya membatin apa, laki-laki itu langsung mendatanginya via e-mail.

________________________

From : allovian.pk@ymail.com

Saya baru kembali setelah menghadiri seminar di fakultas lain. Kamu baik-baik saja? Demam kamu sudah turun?
________________________

Naya tercekik. Satu surel dan keinginan menenggelamkan diri di rawa-rawa terdekat semakin menjadi. Apa sebaiknya ia membanting handphone saja supaya bisa menghindar dari makhluk ini?

"Siapa?" tanya Sela penasaran.

Tapi sayang handphone-nya. Bulan depan bisa mblegidig makan mie bila uang jajannya dibelikan ponsel.

"Angry bird, Sel," tutur Naya panik. "Ya Allah, gue harus sembunyi di mana? Kolong kasur ketahuan enggak? Sela, bantuin gue dong."

Satu petunjuk, Sela lantas berhenti mencecar Naya dengan pertanyaan retoris. Ia buru-buru menyingkir, tidak ingin terciprat masalah. Telinganya disumpal dengan headset selagi pura-pura fokus dengan bacaan. Dibiarkannya Naya berguling-guling di atas kasur, jungkir balik lalu mencoba mempraktikkan sikap lilin untuk melepas stres sendirian.

Eavesdrop [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang