Karena tak kenal, maka tak sayang. Sudah saling kenal, kemudian saling sayang. Setelah sayang di tinggal. Sudah siklusnya seperti itu.
-Skyple-Happy reading!
***
Terhitung sudah seminggu lebih siswa XI Mipa 5 menghabiskan waktu mereka untuk berkomunikasi lewat sebuah aplikasi chat.
Bisa kalian bayangkan? Satu kelas dan berada dalam satu ruangan yang sama tapi mereka tak bisa berbicara dengan bebas untuk berkomunikasi. Karena canggung dan masih ada sedikit rasa yang belum dapat menerima jika mereka kini akan menghabiskan hari bersama selama satu tahun ke depan.
Dan cara yang mereka ambil supaya mereka tetap bisa berkomunikasi dan mengenal satu sama lain adalah dengan cara memanfaatkan grup kelas yang mereka buat.
Notif yang masuk dan obrolan yang ada di dalam grup terlihat seperti satu kelas sudah sangat akrab satu sama lain. Mereka mengeluarkan banyak candaan. Tapi hanya sekedar di dalam grup.
Untungnya hari-hari itu sudah bisa mereka lewati dengan baik, komunikasi satu sama lain sudah mulai terjalin lancar dan bersikap normal kembali.
Bahkan sudah mulai ada beberapa siswa yang bergabung dalam grup mereka sendiri. Rasa nyaman tinggal bersama untuk setahun ke depan telah tumbuh di antara mereka semua.
Kehangatan kelas juga mulai terasa, apalagi dengan solidaritas yang mereka jalin. Julukan bahwa mereka adalah anak yang berada di kelas buangan perlahan mulai menghilang.
Beberapa siswa malah terkesan iri dengan mereka yang sudah mulai nyaman dengan kehangatan anggota kelas satu sama lain apa lagi dengan solidaritas yang mereka jalin.
Siswa yang semula memberi sindiran kepada anak Mipa 5 malah kini ingin merasakan kenyamanan kelas yang tidak mereka dapatkan.
Semua ini terjadi berkat anak-anak kelas Mipa 5 yang mulai mau berusaha menerima keadaan, dan tentunya arahan dari ketua dan wakil ketua kelas mereka.
Sejak jam istirahat pertama selesai, masih belum ada guru lagi yang masuk mengisi jam pelajaran. Dan berakhir dengan jam kosong kembali.
Di SMA Antariksa juga memiliki peraturan yang cukup ketat. Dan salah satu aturan yang ada yaitu aturan jika siswa dan siswi tidak di perbolehkan keluar kelas tanpa kartu Exit Permit atau kartu izin keluar masuk.
Dan beruntung nya lagi, anak kelas Mipa 5 menuruti aturan itu meski di dalam kelas mereka berbuat kegaduhan.
"Woi Pw nya mana anjir?!" Gunawan berteriak kesal.
"Pj nya jagain Pw woi!"
"Eh Pw nya jangan dulu nongol anjing!"
"Keluar woi Pw, kasih tau mana Ww nya."
Sedari tadi siswa perempuan di dalam kelas hanya menggelengkan kepala mereka dan tertawa karena kehebohan siswa laki-laki kelas mereka.
Ke enam orang laki-laki dan seorang perempuan itu duduk berjauhan di kelas. Ada yang duduk di atas bangku, ada yang duduk di meja guru, di sudut kelas, dan tempat lainnya yang terpenting mereka berada berjauhan dari satu sama lain.
"Malam yang damai. Werewolf tidak membunuh siapapun." suara itu muncul dari dalam game.
Mereka saling meilirik ke arah satu sama lain. Tatapan kecurigaan mereka keluarkan kemudian saat tombol untuk memilih muncul. Mereka menekan tombol angka yang keluar.
"Pencet no 2 anjir Dias sama Alif Ww nya!" teriak Dandi.
Mereka saling tatap kemudian menekan no pemain Dandi. Dan saat Dandi mati, mereka mendecak kecewa.
"Anjing! Kan udah gue bilang bukan gue, itu si Dias sama si Alif Ww nya. Gue Pw!" Dandi mengacak rambutnya kesal.
Lalu Nata berteriak, "Pj nya cacat anjir! Pw kagak di jaga! Hayu serang si Dias jeung si Alif barudak! (Ayok serang Dias sama Alif guys.)" Nata kemudian tertawa jahil dan benar saja sang pelaku adalah Dias dan juga Alif.
"Bener anjir kan!" Dandi merasa lega akhirnya tim mereka menang. Sementara Dias dan Alif sama-sama tertawa setelah membuat sang Pw mati kesal.
"Udahan aja lah, kesel gue! Ini game buat dosa aja bisanya. Bikin orang harus fitnah mulu."Katara menyudahi permainan nya. Ya, dia juga ikut bermain dalam permainan tadi.
Sedari tadi mereka memainkan aplikasi Hago. Permainan yang mereka mainkan sedari tadi adalah salah satu permainan yang ada di dalam aplikasi Hago. Namanya Werewolf, di dalam permainan itu ada 7 orang yang terlibat. 2 pelaku utama adalah sang Werewolf. Dan 5 lainnya adalah tim baik. 1 Penerawang atau Pw, 1 Penjaga atau Pj, kemudian ada 3 warga biasa.
Permainan ini mengharuskan mereka menebak mana tim jahat dan berusaha mengalahkan satu sama lain.
Kegiatan tadi juga menjadi tanda bahwa mereka akhirnya berhasil akrab dan mulai berteman dengan baik. Masih dengan menaati peraturan namun mereka tidak perlu merasa tegang atau terkekang. Tapi mereka bisa menciptakan sebuah kenyamanan dalam peraturan itu sendiri.
Benar istilah tak kenal maka tak sayang, dan saat ini mereka sudah saling mengenal dan mulai menyayangi keadaan mereka. Semoga tak ada setelah sayang lalu di tinggal.
-----------------------------------------
Ada makna yang di dapat? Semoga ada ya.
Dan di part kali ini kita cuma bakal bahas beberapa hal, aku harus buat kalian mengerti alurnya dulu hehe.
See you in the next chapter
With love sky^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[ATS1] B L A C K Y ✔
Teen FictionAmazing cover by del_graphic Blacky, begitu nama populer nya. Lelaki dengan warna kulit yang sangat kental dengan ciri khas Indonesia. Terlahir di Bandung dan dan besar di Yogyakarta. Lelaki dengan banyak keahlian di berbagai bidang. Lelaki yang jug...