6. Dare

837 48 2
                                    

Happy reading!

***

Sore ini Nata menghabiskan waktu untuk latihan di lapang basket komplek nya, bersama dengan anak-anak Alpha Team.

Pekan depan mereka harus berusaha sebaik mungkin untuk pertandingan melawan SMA Galaxy. Musuh bebuyutan Antariksa sejak angkatan ke 13.

Nata dan yang lainnya sama sekali tak peduli dengan sejarah Galaxy dan Antariksa. Yang membuat mereka berlatih sekeras ini tak lain karena mereka tak ingin mempertaruhkan nama baik Alpha Team yang sudah mulai melambung tinggi. Apalagi mengingat bagaimana pelatih sangat berharap mereka bisa semakin membawa nama Alpha Team melambung semakin tinggi.

Secara tidak langsung sebenarnya mereka melakukan ini demi nama tim dan demi sang pelatih yang sudah berdedikasi dalam setiap keberhasilan tim basket Antariksa.

Jam sudah menunjukan pukul 17.31 WIB. Rasa haus dan lelah membuat mereka menghentikan permainan.

"Besok pemanasan bakal gue tambah, kalian siap-siap. Gak lama lagi kita bakal hadepin pertandingan itu, apalagi nanti kita yang jadi tamu disana. Gue mau kalian fokus sama tujuan kita buat menang." Nata meregangkan otot tubuhnya.

Untuk pemanasan sebelum latihan, karena Nata disini sebagai ketua team juga sebagai wakil dari sang pelatih. Maka jangan heran jika di setiap sesi latihan ia akan meminta anggota team untuk pemanasan dengan ketat dan berat.

Bukan bermaksud menyiksa fisik sebelum pertandingan, hanya saja fisik yang kuat memang mereka perlukan. Di tambah dengan mengingat jika lawan mereka bisa saja bertubuh lebih bugar dan pertahanan akan semakin kuat, tentu tanpa keadaan fisik yang sama juga itu akan menyulitkan untuk Alpha Team.

Maka dari itu Nata memilih melatih keras fisik anggota tim nya. Supaya siap dengan keadaan apa pun di lapangan.

"Bang, gue ragu persiapan kita mateng. Gue rasa anak Galaxy emang gak bisa di raguin." Faudzan melirik Nata dengan ragu.

"Gue juga sempet denger, anak Andromeda minggu lalu masuk rumah sakit gara-gara cidera setelah lawan anak Galaxy." tambah Nagendra.

Mereka semua terdiam, pasalnya team basket dari SMA Andromeda jika di urutkan posisi kekuatannya ada di atas anak Alpha Team. Dan tidak mudah mengalahkan tim mereka, tapi mendengar Galaxy yang senang main kasar hingga menggeser posisi Andromeda maka ini juga harus jadi pertimbangan untuk mereka.

"Kalo menurut gue, selagi kita giat latihan dan siap apa pun hasilnya. Gue yakin kita bisa menang lawan mereka." Nadhil mengeluarkan pendapatnya.

sementara yang lain mengangguk menyetujui, Finn yang tadi masih santai meneguk minumannya mulai bersuara ketika mendengar keluhan teman-temannya.

"Mereka main fisik? Kita main otak dan skill. Gue percaya skill kita gak perlu di raguin lagi, makanya bro lebih optimis."

Seketika suasana hening, dan dalam hitungan detik semua menatap ke arah Finn. Demi spatula spongebob! Ini kali pertama si manusia es berbicara sepanjang itu.

"Ah bebeb suka deh gaya kamu." Bimo mencolek dagu Finn dan di balas dengan tatapan tajam. Lalu kemudian semua tertawa.

Beginilah cara menenangkan satu sama lain, kerja sama yang mereka jalin bukan hanya sebagai team. Tapi sebagai keluarga.

Nata diam-diam masih memikirkan kemungkinan apa saja yang akan mereka hadapi nanti.

"Sebelum balik main truth or dare kuy?" usul Jack.

"Kagak usah dah, kaya cewe aja lo pada main ginian." jawab Nata.

"Sekali-kali bang, ngapa dah? Sekali aje ayok." Adam menarik lengan Nata untuk duduk kembali ketika lelaki itu akan berdiri hendak pergi.

Permainan berlanjut, botol tupperware Jack di pakai sebagai tanda panah untuk pemain. Semua pemain sudah mendapat giliran. Bahkan ada yang sudah mendapat giliran lebih dari dua kali.

Sedangkan target utama menatap jenuh, dan ingin segera mengakhiri permainan memuakkan ini. Tepat di detik terakhir, tutup botol tupperware mengarah ke arah Nata.

"Wah anjir! Akhirnya bagian lo!" mereka bersorak senang.

"Truth or dare bang?" tanya Nadhil.

Nata mendelik tajam, "Dare."

Setelah kata itu terucap, Nata yakin ia akan menyesali keputusannya.

"Siniin hp lo Black. Inget ini dare kudu nurut!" Nata menyerahkan ponselnya pada Jack.

Setelah menerima ponsel Nata, Jack dan anak-anak lain tersenyum. Senyum sebagai sinyal ke jahilan mereka. Kemudian mereka bergegas meraih tas dan botol minum masing-masing.

Jack mengembalikan ponsel kepada sang pemilik dengan senyum aneh nya.

"Nih, guys ayok balik. Bang dulua ya." Jack dan
Ke-enam lelaki itu berlari keluar lapang meninggalkan Nata yang kebingungan. Buru buru ia cek ponselnya.

"JACOB WILLIAM HARRIES!" Nata membawa tas nya menyusul teman-temannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

[ATS1] B L A C K Y ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang