Hai!^^ Jangan lupa buat follow dan vote kalo kalian suka sama ceritaku. Oiya komen juga untuk saran, dukungan dan kritik lainnya.
Typo adalah jalan ninjaku!^^
Happy reading!
***
Gadis bersurai panjang, dengan warna kecoklatan. Matanya yang sipit, hampir tak terlihat setiap kali ia tersenyum. Kulitnya yang putih bersinar karena terkena sinar matahari.
Rambutnya sedikit berterbangan karena terkena hembusan angin. Gadis itu masih fokus memandang ke arah handphone nya.
"Sampai kapan, Din?"
Suara ini, suara yang ia kenal selama 3 tahun belakangan. Suara lelaki yang menemani kesehariannya dengan setia selama 3 tahun ini. Ia menekan tombol off di ponselnya.
"Sampai kapan?" tanya lelaki itu lagi.
Adinda diam kemudian tersenyum cerah, ia menarik tangan Bagas, "Kita latihan yuk Gas? Aku udah bawa bola basket."
Bagas sama sekali tidak bergerak di tempatnya. Ia melepaskan tangan Adinda. Menatap gadis yang ia sukai selama 3 tahun ini bahkan sudah resmi menjadi pacarnya selama itu. Ia melangkah hingga berhadapan dengan Adinda. Meraih kedua tangan itu dan menggenggam nya.
"Kapan aku bisa milikin hati kamu sepenuhnya?" tanya nya lirih.
"K-kamu ngomong apa sih? Ini aku udah pake baju basket sama bawa bola nya ayo." ucap nya tergagap.
Sementara sorot mata Bagas menampakkan kesedihan, kekecewaan, dan juga sedikit marah. Jujur saja tidak mudah untuknya menjalankan hubungan tapi hanya ia saja yang berusaha sampai ingin berhenti rasanya tapi tidak bisa.
Pertemuan tak sengaja nya dengan Adinda membuat Bagas sedikit tertarik, apalagi begitu mengetahui bahwa gadis itu mengikuti ekstrakurikuler basket. Bagas sedikit tertantang. Ia penasaran untuk apa gadis secantik itu sampai rela masuk ekstrakurikuler yang mengharuskan berkeringat dan melelahkan.
Baginya Adinda terlihat lebih cocok masuk ekstrakurikuler seperti musik, tari atau kelompok ilmiah remaja dan sejenisnya.
Berbekal nekat untuk berkenalan. Bagas tak menyangka bahkan gadis itu ternyata dengan ramah menjawabnya untuk berkenalan. Sejak itu mereka mulai dekat, masuk sekolah bersama, menghabiskan waktu bersama. Seperti remaja yang jatuh cinta pada umumnya, Bagas juga selalu merasa semangat dengan kehadiran Adinda. Ia akan merasa kehilangan jika gadis itu tidak hadir ekstrakurikuler tiba-tiba.
Banyak waktu yang mereka habiskan. Memberi perhatian satu sama lain, yang sama sekali tidak layak disebut perhatian atau terlihat seperti persahabatan pada umunya. Hingga tiba pada titik dimana Bagas mulai yakin bahwa perasaan yang Adinda miliki sama dengan perasaan miliknya.
Hari itu, Bagas memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya. Di hari itu juga wajah Adinda tidak terlihat seperti biasanya. Tidak ada raut ceria seperti biasanya. Tapi ia tetap bersikukuh untuk mengungkapkan perasaan yang ia pendam.
"Din, aku nggak mau bohong lagi. Aku sayang kamu lebih dari seorang sahabat." ungkapnya dengan sekali tarikan nafas.
"Maksud kamu apa Gas?" gadis itu mengerutkan keningnya. Sedikit terkejut dan juga tidak percaya apa yang ia dengar.
"Iya, aku suka kamu bukan sebagai sahabat. Sejak kenal kamu, aku udah tertarik sama kamu." ada raut bahagia yang terpancar dari wajah Bagas. Matanya bahkan menerawang saat pertama kali dia bertemu Adinda.
Adinda menggeleng, "Kenapa bisa?"
"Aku juga nggak faham, Din. Yang jelas aku tertarik dan perasaan itu berkembang jadi rasa— Kamu kenapa?" ucapannya terhenti ketika melihat Adinda menteskan air mata sembari menggeleng.
"Aku nggak bisa Gas... Maaf." isaknya.
"Kenapa? Din? Did I hurt you?" tanya Bagas Khawatir.
Adinda menggeleng lagi, "Maaf."
Adinda berlari meninggalkan Bagas yang masih terkejut kecewa. Ekspektasinya harus dipatahkan tanpa kejelasan apa-apa.
Dan setelah beberapa hari ia dan gadis itu saling mendiamkan, Bagas mengetahui alasan mengapa gadis itu menolaknya. Tepat di hari dimana dia datang dengan bertanya apa Bagas masih menyukainya. Dan ya, sejak itu mereka resmi berpacaran. Dengan bayang-bayang lain.
Bagas memegang kedua pundak Adinda dan menatapnya dalam. "Bilang sama aku, gimana caranya aku geser nama dia di hati kamu?"
Adinda menatap marah, "Kamu pikir, siapa kamu yang bisa geser nama itu? Bagas bahkan aku sama dia ketemu sebelum kita kenal kan? Dari awal bukannya kamu juga nggak masalah sama ini?"
"Kamu benar. Aku siapa?" Bagas tak berbohong, saat ini hatinya terluka. "Apa kurangnya aku, Din? Aku melakukan apa pun untuk kamu. Sekalipun harus menemani kamu bermain basket yang jelas-jelas alasan utamanya karena kamu masih merindukan dia. Coba bilang sama aku, Din. Letak kurangnya aku dimana?"
Adinda diam, hatinya menjawab. 'karena kamu bukan dia, Gas. Maaf.' tapi ini hanya ia ungkapkan di dalam hatinya.
Laki-laki itu terlihat lelah, sorot kekecewaan dan terluka itu sangat Adinda benci. Ia tahu, ia banyak melukai pacarnya ini.
"Kita butuh waktu kan? Pastiin perasaan kamu. Kalau kamu udah dapet jawabannya kita ketemu. Aku sayang kamu, Din. Jaga diri ya." Bagas pergi tanpa melihat lagi ke arah Adinda.
Sementara gadis itu terdiam, bingung harus melakukan apa. Karena jujur dia juga masih merindukan orang itu. Bolehkah egois sedikit?
Dia tidak akan tahu jika tidak mencoba bukan? Sudah cukup memantau diam-diam. Kali ini dia harus memastikannya sendiri.
Ia mencari kontak seseorang yang sudah lama tidak ia hubungi. Mengirim pesan kemudian memasukannya ke dalam saku. Setelah itu kembali pulang dengan lunglai.
+62832495xxxx
Apa kabar? Aku kangen tau kak 💖
10.18
read----------------------------------------
Hallo!
Gimana? Masih ada yang menunggu cerita ini? Kalau masih ada dan selalu ada. Terimakasih ya^^
Maaf ya, kalau membingungkan atau banyak kurangnya. Dan lagi. Masih sama, aku sangat menerima koreksi, kritik dan masukan.
Cerita ini sedang proses menuju ending. Doakan supaya cepat beres ya!^^
Kisah mereka masih akan tetap berlanjut. Aku bersi spoiler mereka akan punya series yang lain. Jadi tetap di tunggu ya kisah Nata dan kawan-kawan.
Sampai bertemu di next part ya! Hope you guys like it and enjoy it.
With love,
Skyla💛
KAMU SEDANG MEMBACA
[ATS1] B L A C K Y ✔
Teen FictionAmazing cover by del_graphic Blacky, begitu nama populer nya. Lelaki dengan warna kulit yang sangat kental dengan ciri khas Indonesia. Terlahir di Bandung dan dan besar di Yogyakarta. Lelaki dengan banyak keahlian di berbagai bidang. Lelaki yang jug...