17. Pemilihan Ketua

332 23 5
                                    

Hai!^^ Jangan lupa buat follow dan vote kalo kalian suka sama ceritaku. Oiya komen juga untuk saran, dukungan dan kritik lainnya.

Typo adalah jalan ninjaku!^^

Happy reading!

***

Tok tok tok

Jeni siswi dari kelas 12 Mipa 2 masuk ke dalam kelas dan membuat proses belajar mengajar terhenti sejenak. Kemudian guru yang sedang menjelaskan di kelas 11 Mipa 5 bertanya ada keperluan apa.

"Mohon maaf menganggu waktunya pak. Tapi saya minta izin untuk membawa Nata dan Katara dispen rapat untuk pemilihan ketua MPK sampai jam terakhir pelajaran. Boleh pak?" tanya Jeni.

Guru itu mengangguk mengiyakan, tentu saja dalam hati Nata dan Katara bersorak senang terlepas dari mata pelajaran Pak Guntur. Mereka membereskan buku ke dalam tas kemudian berpamitan pada Pak Guntur. Katara tersenyum miring mengejek teman-temannya yang harus melanjutkan pelajaran.

Sebenarnya Katara dan Nata tak sesenang itu, tentunya ada hal yang akan menanti selama berjalannya rapat.

"Kalian tunggu di dalem aja, saya mau nyusulin yang lain buat kumpul." Jeni meninggalkan Nata dan Katara di dalam Ruang OSIS. Karena Ruang OSIS dan MPK masih satu ruangan hanya beda jadwal kumpul.

Sama sekali tak ada obrolan. Mereka masih sibuk dengan pikirannya masing-masing. Dan juga Katara gugupnya bukan main. Sampai Jeni dan anggota yang lain datang berkumpul kembali.

Hari ini adalah hari pemilihan Ketua MPK masa jabatan dan tahun ajaran baru. Proses pemilihan hanya diikuti oleh seluruh pengurus OSIS dan MPK saja. Dan setelah pemilihan ketua MPK maka seminggu kemudian akan diadakan pemilihan ketua OSIS tahun ajaran baru yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 10 sampai 12. Berlanjut ke pelantikan kemudian serah terima jabatan tahun ajaran baru.

Mereka duduk melingkar. "Oke baik, dengan ini perkumpulan kali ini saya buka. Di kumpulkan nya kita disini pada hari ini dan jam ini. Bertujuan untuk mendengarkan visi dan misi calon ketua dan wakil ketua MPK juga pemilihan langsung. Maka saya persilahkan untuk kandidat untuk disiapkan dan di jelaskan mengenai Visi Misi yang kalian buat. Di mulai dari kandidat 1, silahkan."

Jeni selaku ketua MPK sebagai moderator menjelaskan dan mempersilahkan para Kandidat untuk berbicara.

Nata sebagai Kandidat 1 menjelaskan visi dan misi bersama wakilnya Amanda. Usai menjelaskan visi dan misi mereka berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Baik dari ketua OSIS maupun anggota yang lain.

Lalu berlanjut ke kandidat ke 2 hingga selesai. Setelah itu mereka diminta keluar ruangan sementara sedangkan para senior kelas 12 mendiskusikan yang mana yang layak dan tidak nya. Kemudian dilanjutkan dengan memvoting para kandidat.

Disinilah mereka menerima hasil bahwa kandidat 1 adalah pemenangnya dengan suara voting terbanyak. Nata dan Amanda resmi terpilih menjadi ketua dan wakil ketua MPK periode baru.

Tapi di tengah pengucapan selamat dan obrolan lainnya, Nata tiba-tiba meminta perhatian sebentar. "Saya sudah memikirkan ini dari jauh-jauh hari. Saya juga sudah mendiskusikan ini dengan kak Jen. Saya tau ini dadakan, tapi dengan sangat terpaksa saya harus mengundurkan diri dari kandidat terpilih."

Mendengar ini tentu saja satu ruangan heboh karena tidak menyangka keputusan yang diambil ini bukan main-main. Apalagi melihat wajah Amanda yang antara kecewa juga pasrah.

"Kenapa?" pertanyaan itu terlontar dari Dekia.

"Saya tau ini mengecewakan, hanya saja saya tidak bisa melanjutkan karena alasan lain. Sebagai Kapten basket saya masih perlu memperjuangkan eskul ini kembali dari awal dan banyak hal yang perlu saya korbankan juga saya usahakan. Teman-teman biarkan kali ini saya berbicara tanpa ada yang bertanya dan menyela." Nata terdiam, sedangkan yang lain masih berusaha mencerna.

"Ada hal-hal yang tidak bisa saya jelaskan namun mengharuskan saya mengambil keputusan ini. Saya tau, teman-teman semua mengharapkan saya untuk memimpin dan menjadi ketua MPK tahun ajaran baru. Tapi kalian perlu ingat. Bahwa masih ada yang layak untuk mendapat kesempatan memimpin kalian, kandidat no 2 juga punya peluang bagus. Saya juga meminta maaf kepada Amanda selaku wakil dari saya karena harus dengan terpaksa mundur dari posisi yang sudah terpilih.

Dan saya juga ingin meminta maaf kepada kalian apabila ada kekurangan selama saya menjabat di MPK. Karena dengan begini saya memutuskan untuk berhenti dan keluar dari MPK." Nata menghela nafas.

Ini adalah pilihan yang berat, meninggalkan salah satu keluarganya juga di sekolah. Bukan berarti dirinya benar-benar keluar dari MPK. Ia masih anggota dan akan tetap jadi anggota MPK. Hanya saja nama nya tidak akan tercatat dalam data kertas.

"Apa gak mau dipikirin lagi?" tanya Fajar

"Iya apa gak mau bertahan?" Faisal ikut menimpali.

"Gak bisa tetep di MPK aja?"

Ia juga memutuskan untuk berhenti dari sastra juga angklung. Ia hanya akan fokus pada basket. Sesekali mungkin ia akan tetap hadir di setiap eskul tersebut.

"Tapi jangan pernah merasa sungkan, saat kalian butuh bantuan bilang saja. Karena saya tetap ada untuk kalian, saya besar di organisasi ini, dan kalian sangat berarti untuk saya. Terutama kak Jen yang bersama saya sejak kelas 10. Keluarga tetap keluarga. Saya melindungi kalian dari jauh dan dari luar. Jadi tidak usah khawatir. Intinya terimakasih dan maaf." mata Nata memerah menahan tangis.

"Bang? Terserah lah." Katara pergi keluar dengan mata yang merah.

Sementara yang lain? Jangan ditanya. Sedang sama-sama menangis. Semua kecewa, marah, dan kesal. Namun disisi lain, fakta bahwa keluarnya Nata pun tak akan menghilangkan arti keluarga. Bukan hanya sekedar organisasi, tapi terdapat banyak rasa solidaritas dan kekeluargaan yang tinggi. Maka jangan heran keputusan ini akan membuat mereka menangis pilu.

Ini alasan mengapa semua keputusan yang Nata ambil dibicarakan terlebih dahulu dengan orang yang terlibat. Karena memang sulit dan berat.

Tbc

[ATS1] B L A C K Y ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang