24. Jogja

231 20 14
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan siswa kelas 11 Antariksa ke Jogja. Setelah 2 minggu terlewati untuk menyelesaikan banyak hal termasuk administrasi. Kamis sore seluruh siswa dan siswi kelas 11 Antariksa mulai keberangkatan mereka menuju Jogja.

Setiap orang berpenampilan sesuai dengan karakter mereka. Beberapa anak perempuan heboh dengan banyak tas yang mereka bawa, ada juga yang masih sibuk berdandan, bahkan ada yang sudah mual sebelum mulai perjalanan.

Selama perjalanan mereka menghabiskan waktu untuk bernyanyi riang di dalam bus dan juga menyantap makanan ringan.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dan hampir semua siswa di bus Mipa 5 sudah masuk ke dalam mimpi mereka masing-masing. Entah karena kelelahan, mengantuk, atau sekadar menghilangkan rasa mual selama bus berjalan.

Pukul 4 sore, bus berhenti di tempat istirahat untuk shalat subuh dan juga buang air kecil baru setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke destinasi pertama.

Pantai Indrayanti.

"Bawa sunscreen nggak? Punya gue ada di tas di bus." tanya Ara.

"Aku bawa di pouch cari aja." jawab Agatha.

"Idih minta lo? Suruh dong laki lo bawain, biasanya juga nempel terus." nyinyir Irish.

Ara melotot, "Sewot aja lagian lo jomblo!"

Agatha geleng-geleng sudah tidak aneh, perdebatan konyol akan selalu terjadi. Siswa dan siswi yang lain bahkan sudah ada yang berlari-lari di pantai. Berfoto-foto dengan berbagai gaya.

"Lo kenapa enggak ikut foto, Tara?" tanya Irish.

Katara tersenyum, "Gue mabuk laut. Paling cuma diem di pinggir pantai habis itu masuk bus. Lagian item ah ntar." ia melengos melepas sendal berjalan ke arah pantai.

Memang gadis satu itu orang yang paling cuek di antara mereka berempat.

Tepat setelah menyisir rambutnya, Agatha di tarik seseorang keluar.

"Nata, ih! Aku belum beres, kebiasaan."

Nata terkekeh, "Apa sih? Udah rapi gini lagian. Kamu nggak mau foto couple?" tanya Nata.

Demi apa pun jika orang lain melihat Nata seperti ini sudah pasti akan mati kegelian. Ini tidak Nata sekali kawan-kawan!

Berbeda dengan Agatha yang malah tersipu, "Ya ayo kalau gitu."

Nata menarik pinggang Agatha mendekat dan berfoto dengan gadis itu. Ia tak peduli toh yang lain pun sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Matanya menerawang menatap wajah Agatha yang begitu manis dimatanya. Entah apa alasannya kenapa ia bisa jatuh cinta dengan gadis ini.

Nata sama sekali tidak mengerti mengapa tuhan bisa menjatuhkan hatinya untuk gadis ini? Gadis yang jelas-jelas tidak bisa ia miliki. Ada sedikit rasa pedih di hatinya mengingat kenyataan itu.

Nata mengecup cepat pipi chuby Agatha. Dan sukses mendapat pelototan dari sang empunya.

"Ih, kamu mah! Gimana kalau ada guru yang lihat?"

[ATS1] B L A C K Y ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang