28. Melepas Rindu

247 19 12
                                    

Hai!^^ Jangan lupa buat follow dan vote kalo kalian suka sama ceritaku. Oiya komen juga untuk saran, dukungan dan kritik lainnya aku.

Typo adalah jalan ninjaku!^^

Happy reading!

***

Dan Nata baru mengerti setelah menghubungkan kebingungannya antara chat, tiga hari kemarin, dan diamnya Agatha. Diam-diam ia mengulum senyumnya.

"Kok senyum-senyum?"

"Keinget pacarku aja di Bandung." Nata tersenyum cerah.

Dan hal ini membuat hati Adinda remuk. Namun ia mencoba tersenyum semanis mungkin.

"Jadi kamu beneran udah punya pacar? Bandung jadi rumah kamu ya sekarang?"

Nata mengangguk, "Oh iya, sama siapa kesini? Bagas apa kabar?" ada nada sedikit malas ketika mengucapkan nama itu.

"Kenapa tanya Bagas? Aku kesini mau ngobrol sama kamu kak. Tentang kita."

"Ada apa sama kita?" tanya Nata.

Adinda terdiam. Bingung harus memulai dari mana. Tapi mulutnya benar-benar gatal penasaran. Ia memutuskan untuk mulai berbicara.

"Apa kamu udah nggak ada perasaan sama aku lagi kak?" tanya Adinda

"Maksudnya?"

"Dulu bukannya kamu suka aku ya? Aku juga ingat waktu kamu di Bandung, kamu sempet jauhin cewek lain karena kamu masih sayang aku kan?" tebak Adinda dengan percaya diri.

"Kamu ngomong apa sih, Put? Itu udah lama banget kenapa dibahas lagi?" Nata mulai sedikit kesal.

Adinda tersenyum, "Kak, aku masih sayang kamu. Bisa kita balik bareng-bareng lagi? Aku bahkan udah siap kalau kita pacaran." ia menggegam tangan Nata.

"Kamu sakit, Put? Terus Bagas mau kamu kemanain? Udah ada hati lain yang harus aku jaga. Dan selama ini aku udah kembali menganggap kamu sahabat sekaligus adik perempuan ku, Put." tegas Nata.

"Tapi, aku masih sayang kamu kak. Nggak bisa kamu lihat itu sekarang? Kita bisa balik sama-sama kan? Nggak usah khawatir sama Bagas, dia bilang nggak apa-apa kalau aku sama kamu." mohon Adinda.

Nata benar-benar tidak menduga kenapa tiba-tiba gadis itu menyatakan perasaannya. Bahkan itu sudah bertahun-tahun lamanya. Dan Nata juga sudah cukup muak dengan hubungannya bersama Adinda dulu.

Banyak hal yang ia korbankan untuk gadis itu, mengalah bahkan berusaha selalu mengerti, selalu ada. Tapi tidak pernah gadis itu lihat. Yang ada di matanya hanyalah Bagas. Dan bukannya sejak dulu Adinda menganggap Nata seorang kakak?

"Kamu ingat, alasan kamu dulu pergi kan, Put? Ada Bagas. Orang yang kamu suka dan cuma dia, dan kamu dulu nolak karena kamu cuma anggap aku kakak. Ini yang aku nggak suka dari kamu. Plin-plan." sindir Nata. "Kamu balik sama Bagas sekarang, karena sejujurnya yang aku lihat kamu cuma ngerasa bersalah sama aku dulu. Perasaan kamu masih untuk Bagas, jangan egois, Putri. Jangan lagi korbanin perasaan lain. Sebelum kamu nyesel."

Adinda terkejut mendengar perkataan Nata, orang yang selalu lembut padanya kini menaikan nada tinggi. Bahkan sinis.

"T-tapi..."

Nata memotong perkataan itu, "Nggak ada tapi, Put. Hapus air mata kamu, ada banyak orang disini. Aku udah nggak ada perasaan lain selain sayang sebagai kakak. Maaf aku harus pulang duluan. Minta Bagas jemput kamu, baik-baik disini. Aku pulang. Bye, Put."

Tanpa berkata apa-apa lagi Nata pergi meninggalkan Adinda yang terdiam dan menyembunyikan wajahnya di antara tangannya. Lalu ia menekan nomor Bagas dan meminta laki-laki itu menjemputnya.

[ATS1] B L A C K Y ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang