Gabriel diam, menahan segala amarahnya untuk tidak menyakiti Jess
Gabriel berdiri, berlalu meninggalkan Jess
Brakkkk..
Pintu ditutup kencang oleh Gabriel
Tinggalah jess sendiri
"Hikss.. Hikss.. " Isak nya
Beberapa menit sudah Jess terisak, akhirnya dia bangun. Melangkah kan kakinya masuk kedalam kamar mandi
Didalam kamar mandi, Jess mulai terisak lagi. Ia melihat pantulan dirinya didepan cermin. Ia sangat lusuh, rambutnya berantakan, matanya merah sembab.
'Persis seperti monster'batinnya
Jess mulai menghidupkan kran di wastafel.
Membasuh mukanya beberapa kali dengan perlahan.Setelah lama membasuh mukanya,
Ia masuk ke dalam bathup untuk merendamkan seluruh badannyaDi tempat lain....
'Aku ingin kau melepasku. '
Perkataan Jess masih terpikirkan oleh Gabriel
Dia mulai berpikir
Apa dia harus melepaskan jess??Pagi hari
Jess terbangun dari tidurnya
Jess berdiri mulai melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandiSetelah beberapa menit, ia sudah rapih dengan setelan dress santainya. Bajunya sudah tidak selusuh kemarin, rambutnya sudah ia curly dibagian ujung rambutnya
Tok... Tokk
Jess melangkah untuk membuka pintu
Dibukalah pintu itu, terpampang Gabriel didepan nya yang sudah rapih dengan setelan kantornya
"Bisa kita bicara? " Ucapnya lembut
Jess binggung, untuk apa Gabriel berbicara pagi-pagi seperti ini??
"Baiklah... Kau boleh masuk. " Ucap Jess
Gabriel duduk disofa kamar Jess
Disusul Jess yang duduk di hadapan nya"apa yang ingin kau bicarakan? " Ucap Jess masih datar
Gabriel menghela nafas panjang
"Aku ingin melepasmu. " Ucap Gabriel dengan satu tarikan nafas
Maaf typo bertebaran 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Tears, and Suffering (Psychopath Boyfriend)
RandomCinta, Darah, Perjuangan, Air mata, dan Akhir dari sebuah Kehidupan. itu adalah Penderitaan Terbesar yang dia miliki. Seseorang pantas bukan?mendapat pasangan yang bisa menyempurnakan hidupnya? Gabriel Conte Kau milikku...! Tidak ada seorang pun...