Chapter 2

6.4K 188 0
                                    

Pov jess

Pagi hari di kota New York, seorang gadis sedang bersiap untuk melamar kerja di beberapa perusahaan-perusahaan.

"Jess, ayo sarapan dulu.. Kau pasti membutuhkan energi untuk hari ini"
Teriak bibi jemy kepada Jess yang berada dikamar.

"Wowww Jess!! Kau terlihat sangat cantik!!! Pasti para pria diluar sana akan tergila-gila dengan kecantikan mu itu" Goda bibi jemy

Jess terkekeh

"Ahhh bibi berlebihan"
Ucap Jess pada bibi jemy.

Yap jessica sangat cantik dengan balutan rok span hitam yang dipadukan dengan kemeja berwarna biru, Tatanan make-up yang ia buat senatural mungkin dan  membiarkan rambut coklatnya terurai panjang menambah kesan natural dan cantik yang bisa membuat laki laki-laki terpesona.

"Sudah ayo habiskan sarapanmu, kau harus semangat hari ini, bibi doakan agar kau cepat mendapatkan pekerjaan" Ucap bibi jemy menyemangati jessica.

"Iya bibi, terimakasih untuk doamu, aku beruntung memiliki seorang bibi sepertimu"
Ucap Jess sambil tersenyum menahan air mata yang ingin jatuh dan memeluk bibi jemy-nya itu.

"Sudah, sudah kau tidak boleh mengeluarkan air matamu itu, kau sudah cantik. Jangan biarkan kecantikanmu itu luntur dengan air matamu ini" Ucap bibi jemy sambil menghapus air mata yang ada dipipi jessica.

Jess tersenyum, dan memeluk bibinya dengan sangat erat.

"Ahh yaa bibi, aku harus segera berangkat. Aku tidak mau ketinggalan bis dan harus menunggu lama" Ucap Jess sambil menampilkan giginya.

Bibi jemy terkekeh

"Baiklah sayang, jaga dirimu baik-baik dan berhati-hatilah" Ucap bibi jemy.

"Iya bibi  Aku berangkatt" Ucap Jess sambil mencium pipi bibinya.

Pov Gabriel

Suara dentuman mobil, yang hampir saja menindas seseorang.

Gabriel keluar dari mobil sport nya dengan gaya yang membuat semua wanita terpesona.

"Hey kau tidak apa-apa? " Tanya Gabriel dengan seorang gadis sambil mengulurkan tangan kanannya.

Wajahnya mendongak, mata mereka saling bertemu. Mata biru sebiru lautan dan mata hitam legam itu bertemu.

'Mata itu, mata biru yang sangat indah. Cantik, jauh lebih dari kata sempurna. '
Batin Gabriel.

Lama mereka saling bertatap

"Ah iya aku tidak apa-apa" Ucapnya sambil menerima uluran tanganku.

"Ehmm, maaf aku tidak sengaja. Aku tidak melihat seseorang sedang menyebrang. " Ucap Gabriel meminta maaf pada gadisnya.

Hell, gadisnya? Bahkan baru saja mereka bertemu. Ahh gadis ini bisa membuat jantung Gabriel berdetak lebih cepat.

'Kau akan jadi milikku selamanya gadis kecil'
Batin Gabriel.

"Ah ini bukan salahmu, aku juga tidak memperhatikan jalanku. " Ucap gadis itu tersenyum manis.

'Oh God, senyuman itu'
Batin Gabriel.

Pov Jess

"Akhhhh" Teriak jessica ujung mobil itu bersentuhan dengan perutnya yang membuatnya terjatuh.

"Hufttt hampir saja tubuhku terhantam mobil itu. " Gerutunya.

"Hey kau tidak apa-apa? " Tanya seorang pria sambil mengulurkan tangannya.

Jessica mendongak, seketika wajahnya bertemu dengan pria itu.

'Tampan. Itulah yang ada dipikiran jessica saat wajah mereka saling bertemu'

'Oh my, ternyata masih ada pangeran yang ada dimuka bumi ini, ahhh mata hitamnya menyiratkan ketegasan, rahang yang kokoh. Dan dia sangat tampan.
Batin jessica.

Lama mereka bertatapan

"Ah iya aku tidak apa-apa. " Ucap jessica menerima uluran tangan pria itu.

""Ehmm, maaf aku tidak sengaja. Aku tidak melihat seseorang sedang menyebrang. " Ucapnya dengan nada menyesal.

"Ah ini bukan salahmu, aku juga tidak memperhatikan jalanku. " Ucapku sambil tersenyum manis padanya.

"Emmm sebagai permintaan maaf, maukah kau menemaniku makan siang? Kita makan siang direstoran itu. " Ucapnya sambil menunjuk salah satu restoran mewah di kota New York.

'Hell, apa dia yakin akan mengajakku ke restoran mewah itu? Pasti itu sangat mahal'
Batin jessica.

"Eumm tidak perlu, itu pasti restoran mahal. Kau tidak perlu mengajakku ke restoran mahal seperti itu." Ucapku padanya.

"Ohh ayolah kalau kau tidak mau kesana, bagaimana jika kita meminum kopi di cafe itu. " Ucapnya menunjuk cafe disebrang jalan.

"Ayolah... Ayolahhh"
Ucapnya menarik tanganku.

"Eumm baiklah." Ucapku sambil melepas genggaman tangannya.

"Ehh maaf" Ucapnya sambil melepas genggamannya.

Pov

Dan disinilah mereka, Cafe yang bisa melihat pemandangan betapa indahnya kota New York.

"Saya pesan kopi latte nya satu. " Ucap Gabriel dingin kepada salah satu pelayan.

"Dan kau, kau ingin memesan apa?" Ucap Gabriel dengan Selembut mungkin.

"Aku samakan saja denganmu." Ucap jessica.

"Baiklahh, kopi latte nya dua. " Ucap Gabriel pada pelayan.

"Mohon ditunggu sebentar ya tuan nyonya"
Kata pelayan itu dan berlalu.

Hening

"Eumm perkenalkan aku Gabriel Alexander, kau?" Ucap Gabriel memecahkan keheningan,sambil mengulurkan tangannya.

"Aku jessica, jessica Bauer."
Ucap jessica tersenyum ramah sambil menerima uluran tangan Gabriel.

'Nama yang indah. Sama seperti orangnya'
Batin Gabriel.

"Boleh aku memanggil mu dengan sebutan jess? " Ucap Gabriel.

"Ahh iya, sebenarnya jess adalah sebutan untuk orang-orang terdekat ku. Tapi tidak apa kalau kau ingin memanggilku dengan itu Mr. Alexander."Ucap jessica panjang

"Just Gabriel, please. "
Ucap Gabriel meminta jessica untuk memanggil namanya.

"Apa tidak apa apa? Itu terdengar tidak sopan. " Ucap jessica seramah mungkin.

"Tidak apa-apa, aku tidak suka kalau kau memanggilku dengan embel-embel tuan atau Mr atau apapun itu, aku bukan majikan mu bukan? " Ucap Gabriel terkekeh.

"Ahh baiklah Mr-... Gabriel maksudku. " Ucap jessica dengan gugup.

Love, Tears, and Suffering (Psychopath Boyfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang