CHAP 4 : WEDDING DAY

2K 259 1
                                    

Hari pernikahan, hari itu akhirnya tiba juga. Sebuah aula salah satu hotel berbintang di ibu kota kini telah disulap menjadi sebuah gedung pernikahan yang mewah didominasi oleh warna emas dan putih. Semua ditata sedemikian rupa tanpa cela.

Hal itu jugalah yang sempat menjadi perdebatan panjang antara Jisoo dan Suho. bagi Jisoo gedung pernikahan yang didesain dengan sangat mewah ini sama sekali bukan gayanya dan terlalu mewah untuknya. Akan tetapi bagi Suho, pernikahan yang "sedikit" mewah ini rasanya pantas bagi mereka.

"Jisoo, aku ini Kim Suho , CEO Hyundai Group. Wajarlah kalau pernikahan kita harus diadakan dengan sedikit mewah, ngak ada salahnya, kan?"

Itulah yang diucapkan Suho dengan narsis dan penuh canda. Pada akhirnya Jisoo hanya bisa menurut saja setelah pria itu terus merayu dan membujuknya tanpa henti. Dan di sinilah Jisoo berada, di dalam ruang pengantin wanita yang telah disiapkan dengan takkalah mewah serta kesan feminim yang manis. Dirinya telah didandani dengan sedemikian rupa. Gaun pengantin putih bersih yang menjuntai hingga mata kaki dengan pas, rambut dark brownnya yang dibiarkan teruari indah, make up natural yang membingkai wajah cantiknya serta segenggam bunga mawar putih mempercantik sang pengantin wanita.

Beberapa saat lagi acara pemberkatan akan segera dilaksanakan. Hanya tinggal menunggu mempelai pria dan keluarga tiba di aula pernikahan ini. Mau tak mau senyum simpul terlukis di wajah cantik Jisoo.

Hari pernikahannya.....

Rasanya masih seperti mimpi ia akan segera melaksanakan pernikahannya sendiri. Jangankan untuk menikah, bertemu dengan seseorang yang akan menerimanya, Jisoo tak pernah bermimpi. Namun ternyata Tuhan mendengarkan doanya. Ia akhirnya bertemu dengan Suho.

Tentu saja hubungan mereka tak berjalan lancar begitu saja. Mereka adalah dua orang yang hidup dalam dua dunia yang berbeda. Bagaimana mungkin seorang pangeran terpandang jatuh hati pada seorang rakyat jelata? Tak terhitung banyaknya pasang mata yang menggunjing dan bergosip sinis tentang hubungan mereka.

Pada awalnya pun Jisoo tak yakin dapat menjalani hubungan mereka. Bukan karena pandangan sinis yang terarah padanya, tetapi lebih kepada pandangan orang-orang terhadap Suho. Jisoo sama sekali tak peduli bagaimana orang melihatnya, toh ia telah melalui yang lebih menyakitkan dari hal tersebut, hatinya sudah cukup kebal menerima segala penghinaan.

Akan tetapi Suho sama sekali berbeda dari dirinya. Pria itu bukan orang yang semestinya dihina karena memilih seorang gadis jelata dari sekian banyak wanita kelas atas lainnya. Jelas saja hal tersebut tak pernah mengusik Suho, baginya orang-orang di luar sana sama sekali tak mengetahui dirinya hingga memiliki hak untuk mengusik pilihannya. Suho berulang kali meyakinkan sang gadis bahwa mereka tak perlu memperdulikan omong kosong yang ditimbulkan oleh orang-orang yang sama sekali tak ada hubungannya bagi mereka.

Masalah lain yang Jisoo pikirkan adalah keluarga Suho yang kemungkinan besar akan menolak dirinya. Namun semua itu nyatanya tak benar. Tuan Kim Siwon dan Ny. Kim Yoona, kedua orangtua Suho menerima dirinya dengan tangan terbuka. Pemikiran Jisoo mengenai keluarga Suho yang mungkin akan menghina dan menolak dirinya menjadi kekasih putra mereka di luar pemikirannya.

Malahan mereka menyayangi dirinya layaknya seorang putri sendiri. Mereka bukanlah keluarga kolot yang mengukur derajat dari harta yang dimiliki. Suatu kesyukuran lain karena dengan berada di tengah-tengah keluarga Kim membuatnya dapat merasakan kasih sayang hangat dari sebuah keluarga yang sesungguhnya.

Bertemu dengan Suho seolah menjadi titik terang bagi dirinya yang merindukan cahaya itu. Suho menyadarkan dirinya bahwa memang benar adanya Tuhan tak akan pernah melupakan satu pun hambanya. Bahwa pada akhirnya seorang Jisoo juga akan mendapat kebahagiannya, kebahagian yang sangat ia rindukan.

EMBRACE THE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang