CHAP 1 : WEDDING DRESS

4.7K 310 3
                                    


Gadis itu terus menghela napas dengan gugup berkali-kali, Jemari lentiknya saling bertautan, sebuah usaha untuk menghilangkan kecemasan yang kian melanda. Difokuskan pandangan itu dimana pantulan dirinya terlihat mengenakan gaun pengantin mewah dengan juntaian lebar serta gemerlap kristal di setiap aksen kain yang menambah kesan mewah dan mahal pada gaun yang kini dikenakannya.

Walaupun begitu dia sama sekali tak merasa senang. Gaun ini teralu mewah untuknya, terlalu cantik untuk dirinya yang biasa ini.

"Gaun ini sangat cantik untuk anda, calon suami anda pasti akan menyukainya" ucapan ramah dari salah satu pegawai butik yang kini tanpa ia sadari telah berada di dalam ruang ganti memecah pikirannya. Si gadis tersenyum kikuk. Pegawai butik ini terlalu melebih-lebihkan, ia sama sekali tak berpikir gaun semewah ini cocok untuk dirinya.

"Apakah ada gaun yang jauh lebih sederhana? Kurasa gaun ini terlalu mewah untukku." Si gadis bertanya dengan gugup. Rasanya ia ingin sekali melepas gaun ini, dia bisa saja merusaknya dan pasti harga untuk gaun ini sangatlah mahal, dia bahkan tak berani membayangkan.

"Anda terlalu merendah diri, nona. Bagaimana kalau biarkan dulu calon suami anda untuk melihatnya? Saya rasa dia akan menyukainya." Dengan sopan sang pegawai menjawab. Kemudian melangkah untuk menarik tali tirai ruang ganti ini. Perlahan tirai itu pun terbuka dan memperlihatkan seorang pria yang berdiri menunggu di depan ruang ganti. Si gadis menunduk, tak bisa menyebunyikan rona malunya, gaun ini pastilah tak cocok untuk dirinya.

Sedangkan sang pria malahan tak bisa menyembunyikan decak kagum melihat wanita cantik yang kini berada di hadapannya mengenakan gaun yang sungguh indah, gaun itu dan juga sang pemakai.

"Bukankah calon istri anda begitu cantik, tuan? Gaun ini sangat cocok untuknya." Ucapan antusias dari sang pegawai butik mengalihkan pandangan si pria.
Ia kemudian tersenyum lebar, senyum cerah yang menandakan bahwa memang benar adanya perkataan si pegawai, bahwa calon istrinya ini sangat cantik mengenakan gaunnya. Namun senyum itu sedikit memudar mengetahui bahwa sang gadis masih menunduk, terlihat jelas bahwa ia tak nyaman dengan apa yang digunakannya.

"Ada yang menggangumu, Jisoo?" Si pria bertanya pelan kepada Kim Jisoo, gadisnya. Mendengar nada cemas itu membuat Jisoo langsung mendongakan kepalanya. Pandanganya langsung bertemu dengan pandangan cemas sang pria yang telah berdiri sejengkal di depannya.

"Tidak, kak. Hanya saja gaun ini terlalu mewah, aku rasa gaun ini tak cocok untukku." Jisoo berucap pelan, berusaha menjelaskan kecemasannya pada pria yang ada di hadapannya ini. Si pria malah terkekeh geli. Dan tanpa bisa menahan diri ia mencubit pipi Jisoo perlahan.

"Kak Suhoo!!!"

Jisoo berseru kesal, kebiasaanya ketika digoda oleh pria ini, Suho yang begitu jail terhadapnya. Bukannya malah berhenti, Suho terus mencubit kedua pipi tembem itu dengan bersemangat, membuat pipi Jisoo memerah karenanya.

"Kamu ini aneh tahu. Dimana-mana wanita itu sukanya barang-barang mewah, gaun, sepatu, tas. Kok kamu malah ngak suka sih?"

Suho bertanya dengan masih menyisahkan senyum dalam nada bicaranya. Puas menggoda Jisoo yang terlihat begitu kesal sambil mengelus kedua pipinya yang memerah bekas cubitan Suho.

"Akukan bukan wanita itu !"

Suho kembali tersenyum mendengar balasan dari Jisoo.

Gadisnya memang berbeda. Sementara wanita lain akan senang dengan barang-barang mewah, Jisoo malah lebih memilih barang-barang yang membuatnya merasa nyaman.

"Iya deh, aku kalah. Jadi kamu maunya gaun yang lebih sederhana, kan ?"

Jisoo mengganguk pelan, dia sepertinya masih kesal sehingga menjawab pertanyaan Suho dengan anggukan yang dipaksakan. Suho kembali terkekeh melihat tingkah lucu Jisoo yang sedang merajuk ini.

EMBRACE THE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang