"Pulanglah Joohyun, kau juga butuh beristirahat."Taeyong bergumam pelan, mengalihkan perhatian Joohyun yang terus terpaku kepada sang saudari yang kini tertidur lelap setelah menangis hebat.
"Aku tidak apa-apa, aku masih ingin menemani Jisoo."
Tanpa bergeming Joohyun berucap lirih, dengan pandangan terpaku kepada sang saudari kembar yang terlelap dengan masih mengenakan gaun pengantin. Jisoo masih mengenakan gaun yang sama, gadis itu tak ingin mengganti gaun yang ia kenakan, seolah ia masih menyimpan sebuah harapan semu bahwa yang ia alami hari ini hanyalah sebuah mimpi, bahwa sang kekasih pada akhirnya akan tetap berada bersamanya melangsungkan pernikahan sakral mereka.
Tanpa sadar perlahan isakan kesedihan Joohyun yang ia tahan sedari tadi akhirnya keluar juga, ia sama sekali tak menyangka hari yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi sang kakak malah menjadi sebuah hari yang penuh dengan ironi yang menyedihkan.
"Seharusnya tidak seperti ini..seharusnya Jisoo tidak seperti ini...."
Joohyun terus terisak, tangisnya semakin terdengar pilu mana kala melihat sang saudari kembar kini terbaring lemah tak berdaya, tak bisakah saudarinya berbahagia? Mengapa Tuhan memberikan skenario kehidupan yang begitu menyakitkan kepada sang saudari?
Seharusnya tidak seperti ini....
"Memang tidak seharusnya seperti ini..tapi kita bisa apa? Apa yang bisa kita lakukan?..Kau saat ini sangat kacau..kau juga butuh istirahat..pulanglah dan beristirahat.."
"Kalau Kak Taeyong ingin pulang, pulanglah. Aku tidak apa-apa. Aku akan tetap disini menjaga Jisoo." Joohyun tetap bergeming, tetap bersikeras dengan keinginannya.
"Lihatlah dirimu sekarang Joohyun, kau butuh istirahat. Kau butuh menjaga kesehatanmu untuk menjaga Jisoo."
"Kakak juga harus melihat diri kakak. Kakak sama kacaunya denganku." Joohyun menghela nafas perlahan sebelum melanjutkan perkataannya "Kak, Jisoo adalah saudariku, keluargaku. Sudah seharusnya aku menjaganya...lagipula sudah cukup aku terus meninggalkannya selama ini...kali ini biarkan aku menjaganya..aku ingin menjaga saudariku."
"Tapi kau tetap butuh istirahat, Joohyun. Setidaknya makan dan tidur sejenak."
Joohyun memandang sosok pria dihadapannya, sosok yang kini juga terlihat begitu kacau, walaupun berusaha ditutupi dengan raut dingin tak terbacanya.
Kami berdua sama kacaunya..
"Baiklah, aku akan pulang." Ada jeda sejenak sebelum Joohyun melanjutkan perkataanya. "Aku akan makan dan membersihkan diri, juga mengambil beberapa pakaian untuk Jisoo, setelahnya aku akan kembali kesini, menginap dan menjaga Jisoo" Joohyun memandang pria dihadapannya.
"Dan setelah itu Kak Taeyong juga harus pulang dan berisitirahat, kakak juga membutuhkannya."
Joohyun perlahan bangkit dari duduknya, pandangan tertuju pada sang saudari kembar, menghela nafas perlahan. Sebelum akhirnya melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruang inap rumah sakit ini.
***
"Kakak lebih baik kembali ke atas, taxi sebentar lagi akan datang."Joohyun berucap pelan, memecah keheningan malam nan dingin diantara mereka. Pria itu bersikeras menemaninya untuk menunggu taxi yang akan menjemputnya. Dan disinilah mereka, menunggu taxi di depan rumah sakit ini.
"Aku akan naik setelah taxinya datang."
Taeyong berucap datar, pandangannya tertuju lurus ke depan, walaupun terlihat memperhatikan satu titik, tetapi pikiran itu seolah tak ada disana, sebuah pandangan yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBRACE THE DESTINY
FanfictionKim Jisoo, gadis cantik yang menolak takdirnya, gadis yang ingin melawan takdir kejam yang menyakitinya berkali-kali. Ia akan melakukan apapun untuk lari dari takdir kejamnya, bahkan jika itu berarti melenyapkan diri sekalipun. Namun mampukah seoran...