Happy reading, enjoy ur weekend ^^
"Kau telah memaafkan ibumu. Ibumu pasti senang dan berterima kasih karena kau telah memaafkannya.”
Anak kecil itu berucap pelan. Jisoo kini masih menangis terisak, ia sama sekali tak berharap ibunya pergi seperti ini, ia belum siap dan mungkin tak akan pernah siap. Walaupun wanita itu telah membuangnya, pada kenyataannya Jisoo tetaplah mencintai wanita itu, ibunya.
“Tenanglah. Kita masih harus melihat kilasan yang lain.”
Anak kecil itu kembali berujar. Kini mereka memang telah berada di ruang putih dengan gelembung itu lagi. Bersiap untuk melihat kilasan lainnya.
“Aku tak mau lagi melihat kilasan yang lain..” Gadis itu berujar penuh dengan kesakitan. “Sudah cukup..aku tak mau lagi. Aku lelah..”
“Jisoo, kita belum melihat semuanya, kau–”
“Sudah cukup..Aku sudah melihat semuanya. Aku tetap ingin mati saja. Aku benar-benar lelah..kumohon..”
“Kau masih memiliki saudarimu, Joohyun. Kau juga memiliki Taeyong, Jisoo.”
Anak kecil itu perlahan mendekat, menggengam tangan Jisoo seolah memberi kekuatan.
Joohyun dan Taeyong.....
Untuk beberapa saat Jisoo hanya termenung. Perkataan anak kecil itu tanpa sadar membuat dirinya meragu. Sebagian hatinya berkata hal yang sama, bahwa ia memiliki Joohyun dan Taeyong, ia masih memiliki alasan untuk hidup. Namun sebagian hatinya yang lain berteriak menolak, merasa tak sanggup lagi untuk hidup lebih lama seperti ini.
“Kita hanya perlu melihat satu lagi kilasan.” Anak kecil itu berujar. “Setelahnya kau boleh memilih. Kau boleh memilih takdirmu.”
Anak kecil itu kembali menarik sebuah gelembung kehidupan Jisoo. Ia kemudian memandang gadis itu , tersenyum simpul.
“Setelah kita melihat ini, kau bebas memilih.”
Jisoo pada akhirnya hanya mengganguk lemah. Dan kembali, kesadaraan gadis itu kembali ditenggelamkan dalam kegelapan yang tak berdasar, larut di dalamnya.
Hanya satu, dan semuanya akan berakhir….
***
Gadis itu kini telah berada dalam sebuah kamar dengan penerangan minim. Namun Jisoo masih dapat dengan jelas melihat sosok yang begitu mirip dengan dirinya, sang adik kembar, Kim Joohyun.Saat ini gadis itu terduduk di pinggir ranjang, terisak dalam diam dengan bahu gemetaran, kesedihan nyata melingkupi gadis itu.
“Jisoo…kenapa kamu setega ini pergi begitu saja…kenapa kamu tega meninggalkanku?”
Gadis itu masih terus terisak menggaungkan nama sang saudari kembar.
Tiba-tiba saja gebrakan di pintu itu mengalihkan perhatian mereka berdua. Di sana terlihat seorang wanita paruh baya, ia berjalan cepat dan kini berdiri tepat di hadapan saudari kembarnya yang masih terduduk dengan tangis.
“Ibu..”
Joohyun berucap lirih, wanita di hadapannya mendengus mendengar perkataan Joohyun.
“Tak berhenti juga kau menangis? Kau menangis sampai mati pun tak akan mengembalikan saudari menyedihkanmu itu!” Wanita itu berucap tajam.
“Sekarang kemasi barangmu cepat dan pergilah!”
“Ibu…”
“Jangan panggil aku ibu!” Wanita itu menghardik. “Aku tak sudi mempunyai anak sepertimu, anak seorang pelacur!” Wanita itu tersenyum sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBRACE THE DESTINY
FanfictionKim Jisoo, gadis cantik yang menolak takdirnya, gadis yang ingin melawan takdir kejam yang menyakitinya berkali-kali. Ia akan melakukan apapun untuk lari dari takdir kejamnya, bahkan jika itu berarti melenyapkan diri sekalipun. Namun mampukah seoran...