CHAP 18 : HIM

1.1K 156 5
                                    

TY TRACK HERE !!!





















"Hidup yang menyedihkan, membosankan.”

Suara anak kecil itu memecah keheningan panjang yang terbentang.

Setelah Jisoo melihat kilasan-kilasan hidupnya di panti setelah kematian bibinya, kilasan dimana wanita jahat itu menyiksanya, secara tiba-tiba kesadarannya terenggut lagi dan kini telah kembali berada dalam ruang putih dan gelembung itu lagi.

Jisoo hanya terduduk untuk waktu yang lama, merenung dalam diam. Sebelum akhirnya anak kecil tadi memecah keheningan yang terjalin. Mau tak mau Jisoo mengiyakan apa yang dikatakan anak kecil tadi.

Hidupnya memang menyedihkan, apalagi setelah kematian sang bibi. Rasanya hidupnya tak pernah mudah lagi. Setidaknya sampai ia bertemu dengan Suho, kebahagiaannya yang ditunggu untuk waktu yang lama. Akan tetapi tetap saja semuanya terenggut lagi dari dirinya.

“Ah, benar. Kita harus melihat kilasan mengenai percintaanmu.”

Tiba-tiba saja anak kecil itu telah duduk disampingnya, berujar antusias.

“Maksudmu kehidupanku dengan Kak Suho?”

“Bukan.” Anak kecil itu memutar bola mata bosan. “Kisahmu dengan Lee Taeyong.”

Ketika nama itu disebutkan oleh anak kecil di hadapannya dengan senyum ceria, Jisoo tercekat.

“Aku tak punya hubungan apa-apa dengan dirinya.”

Jisoo menggeleng menolak. Perkataan itu malah membuat anak kecil di sampingnya tertawa cekikikan, sebuah ekspresi baru dari anak kecil yang tadinya hanya berekspresi datar dan dingin.

“Kau lucu.” Anak kecil itu berujar dengan masih menyisahkan tawa. “Jelas-jelas pria itu adalah orang yang spesial, bahkan terdapat satu ruang yang hanya dipenuhi dirinya dalam hatimu.”

Jisoo tak dapat mengendalikan wajah shock pun dengan mata yang mengerjap tak percaya dengan apa yang dikatakan anak kecil ini. Sebuah perkataan yang mau tak mau sedikit mencubit dirinya dengan sengatan kebenaran. Walaupun ia terus menggeleng menolak segala kebenaran yang terdapat dalam hatinya.

“Ini pasti menyenangkan!”

Anak kecil itu berujar girang, tak dapat menahan senyum manis yang tersungging jelas dari raut wajahnya. Dengan bersemangat menggerakan jari-jarinya sehingga sebuah gelembung melambung ke arahnya, melayang perlahan.

“Aku suka sekali kisah cinta anak remaja, cinta pertama yang manis.”

Anak kecil itu begitu girang, bahkan ia bertepuk-tepuk tangan senang, senyum bahkan tak pudar dari bibirnya.

“Ayo kita melihatnya!”

Jisoo bahkan tak mampu berkata-kata lagi dan dalam sekejap semuanya kembali menggelap, Jisoo kembali terlelap dalam kegelapan.

***


Ketika netra kelam itu kembali terbuka, dirinya telah berada di sebuah gedung SMA tempatnya dulu menimba ilmu. Sekolah ini begitu ramai dipenuhi oleh siswa-siswi baru yang berdiri berbaris di lapangan sekolah. Dirinya juga berdiri di barisan para murid baru itu, dibaris yang paling belakang, hanya termenung dalam diam.

Jisoo remaja menghela nafas perlahan begitu kepala sekolah telah selesai memberikan sambutan. Kini di podium itu, ketua osis sedang memberikan sambutannya.

Setelah memberikan instruksi-instruksi bahwa murid baru membentuk kelompok-kelompok baru sesuai dengan nama-nama yang ditayangkan pada slide yang terpampang di atas, semuanya mulai berpencar menemukan kelompok yang lain.

EMBRACE THE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang