CHAP 6 : LOST YOU

1.8K 222 6
                                    

"Kak Suho!?"

Jisoo berseru cepat, berlari begitu melihat sosok pria itu kini berada di sebrang hamparan rumput hijau yang membentang luas diantara mereka. Jisoo terus berlari, kebahagiaannya membuncah mana kala sosok Suho terlihat disana, dengan senyum cerah seolah menunggunya.

Namun walaupun terus berlari dan berlari, jarak di antara mereka tak mendekat juga, seolah Jisoo berlari pada hamaparan rumput yang tak berujung. Hingga sosok Suho dihadapannya pun menghilang begitu saja.

Langkahnya langsung terhenti, netra coklatnya memindai sekitar, sosok Suho yang tersenyum cerah kini tak terlihat lagi dihadapannya. Kecemasan langsung membanjiri dirinya, membuat tubuhnya gemetar penuh ketakutan.

"Jisoo.."

Jisoo berbalik dengan cepat, suara itu adalah suara Suho, lirihan yang manggilnya. Dan sosok itu kini berada di belakangnya, berdiri beberapa meter tepat di belakangnya. Sosok pria dengan senyum yang sama, senyum yang selalu membuatnya merasa tenang.

"Kak Suho.."

Jisoo berucap tak kalah lirihnya, suaranya tercekat, masih tak menyangka bahwa sosok di hadapannya ini benar adalah Suho, pria yang ia pikir tak akan lagi dilihatnya.

"Kamu sangat cantik, pengantinku yang sangat cantik."

Suho tersenyum lembut, pandangannya terpaku kepada sosok pengantinnya yang kini terlihat begitu cantik dan bersinar, sangat indah.

Jisoo balas tersenyum, kebahagiaannya kini terasa begitu nyata melihat kembali sosok kekasihnya berada tepat dihadapannya, tersenyum dan memujinya.

"Aku senang bisa melihat kakak. Kita harus pulang, semua orang mencemaskan kakak."

Jisoo mendekat, kini ketakutannya dan kecemasannya telah sirna, Suhonya baik-baik saja, hanya itu yang terpenting saat ini.

Namun gerakan tangan gadis itu yang ingin menggengam tangan sang kekasih tak dapat ia lakukan, layaknya bayangan yang tak tergapai. Jisoo tercekat, seolah apa saja yang baru terjadi membekukannya. Gadis itu terpana, memandang tak mengerti kepada sosok yang kini berada dihadapannya.

"Sayang, aku ingin kamu berbahagia..aku--."

"Kumohon kak jangan katakan...kumohon ikutlah bersamaku..kumohon kak..."

Tetes demi tetes buliran air mata kini mengalir dari netra coklatnya, berusaha untuk mengeyahkan segala pikiran-pikiran buruk yang silih berganti terbayang terus-menerus.

"Jisoo dengarkan aku..semuanya akan baik-baik saja, oke? Aku janji suatu saat kita akan bertemu dan kembali bersama, kau percaya padaku kan, sayang?"

"Kalau begitu bawa aku pergi, kak. Aku ingin ikut bersamamu, aku ingin bersamamu..kumohon.."

"Aku janji suatu saat kita akan kembali bersama, tapi tidak hari ini sayang, kau punya banyak hal yang menunggumu disana."

Jisoo menggeleng, berusaha kembali menggapai sang kekasih, namun hasilnya tetap sama, seolah Suho adalah hanya bayangan tak tersentuh.

Tangis gadis itu semakin menjadi-jadi, menyayat hati siapapun yang mendengarkan. Ketakutan untuk kembali ditinggal oleh sang kekasih, ketakutan mengetahui bahwa mungkin inilah saat terakhir pertemuannya dengan sosok dihadapannya, pria yang dicintai dan mencintainya.

"Jangan menangis...kau adalah gadis yang kuat. Kau pasti bisa menjalaninya. Berbahagialah sayang,..."

Sosok dihadapannya perlahan menghilang, menyisakan luka yang kembali mengirisnya. Kini kekasihnya benar-benar telah pergi, meninggalkannya selama-lamanya.

"Kak Suho jangan pergi!...kumohon jangan pergi...Kak Suho...Kak Suho!!!....."

***


"Jangan pergi..Kak Suho....Kak Suho!!.."

Jeritan histeris memenuhi ruang rawat itu, Jisoo menangis meraung tak tertahan. Joohyun yang berada disisi ranjangnya berusaha menenangkan, memeluk saudarinya yang terus menjerit kehilangan kendali.

"Jisoo, jangan begini..kumohon..kamu harus kuat.."

Joohyun memeluk sang saudari erat, menenangkan. Melihat saudari kembarnya kini menangis meraung dengan luka yang mendalam juga menyayat hatinya, seharunya hari menjadi hari yang penuh kebahagiannya, hari pernikahan yang membahagiakan. Saudarinya tak sepantasnya menanggung kesakitan yang teramat menyiksa seperti ini

seharusnya tidak seperti ini...

Pintu ruang inap itu perlahan terbuka, Taeyong berdiri diujung sana. Menatap nanar pada pemandangan di hadapanya, menyaksikan Jisoo menjerit dalam tangis yang tak terbendung seolah kehilangan kendalinya.

Lihatlah apa yang telah kau tinggalkan, mengapa kau harus pergi seperti ini Suho..?

Pria itu tanpa sadar menutup kedua netra tajamnya, menahan gejolak kesakitan yang ia rasakan seiring tangis gadis itu yang terus menyayat. Demi tuhan gadis di hadapannya kini telah mengalami hari-hari yang berat disepanjang hidupnya, tak dapatkah ia berbahagia sekali saja? Ia juga tak tahu apa yang harus dilakukan sekarang, ia sama pun begitu kacau, sakit, dan terluka.

Melihat Papa Siwon, Mama Yoona, Suho saudara dan sahabatnya, terbujur kaku mengoyak hatinya. Melihat Jisoo, menangis meraung dengan kesakitan yang nyata juga menghancurkan hatinya. Ia juga ingin berteriak marah, menyalahkan takdir yang memporak-porandakan kehidupan ini.

Semuanya terasa begitu salah dan tak adil. Tapi ia bisa apa? Dirinya bisa apa melawan takdir kejam ini? Semuanya memang terasa tak adil, begitu tak adil hingga terasa mencekik, tapi ia bisa apa?

Apa yang bisa ia lakukan...???

TBC

EMBRACE THE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang