CHAP 5 : TEARS OF WEDDING

1.9K 237 0
                                    

Jisoo menautkan tangannya dengan cemas, perjalanan menuju rumah sakit terasa begitu menyiksa detik demi detiknya. Begitu pula dengan Taeyong yang kini menyetir dan Joohyun yang duduk di samping Jisoo, mereka tak dapat menyembunyikan raut tegang dan khawatir.

Acara pemberkataan pernikahan yang seharusnya membahagiakan menjadi kesedihan dan ironi yang menyakitkan. Berita kecelakaan Suho beserta kedua orangtuanya di perjalanan menuju gedung berhembus cepat. Beberapa keluarga pun ada yang langsung menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Jisoo dengan setengah melompat keluar dari mobil dan berlari dengan cepat menuju ruangan tempat Suho dan kedua orang tuanya menjalani operasi. Tak dipedulikan lagi pandangan aneh dan ingin tahu orang-orang melihat dirinya yang berlarian dengan gaun pengantin.

Langkah itu terasa berat ketika dirinya telah berada di lorong ruangan operasi. Sooyoung, kakak dari Yoona meraung dengan kesedihan yang tak tertahankan menyebut nama sang adik dan adik iparnya. Ketika akhirnya seorang dokter mengatakan bahwa kedua orang tua Suho tak dapat diselamatkan.

Jisoo memejamkan kedua netra kelam itu, tetes demi tetes air mata terus mengalir, rasa sesak yang mengiris hatinya mengetahui kedua orang tua Suho, kedua orang tua yang sangat menyayangi dan disayanginya telah pergi.

Masih diingatnya dengan jelas betapa Mama Yoona memperlakukannya seperti putri sendiri dengan penuh kasih seorang ibu, serta Papa Siwon yang menjaga dan dengan penuh canda menemani hari-harinya. Mereka berdualah yang membuat Jisoo dapat merasakan kasih sayang kedua orang tua yang sangat tulus, hal yang ia kira tak dapat dirasakannya lagi, kasih sayang tulus dari kedua orang tua.

Bagaimana dengan kondisi Kak Suho?

Mau tak mau perasaan mencekam itu kembali mencekiknya. Ketakutan akan apa yang terjadi kepada sang kekasih. Degupan jantung yang menderu semakin cepat seolah menipiskan nafas yang semakin lama semakin sesak.

Plak...

Kesadaran Jisoo seolah ditarik begitu merasakan tamparan keras yang tak tanggung-tanggung diarahkan padanya. Dihadapanya Sooyoung, kakak dari Mama Yoona menatapnya nyalang penuh kemarahan.

"Ini semua karenamu, wanita jalang. andai saja kau tak mengusik kehidupan Suho, adik dan adik iparku tak akan merenggang nyawa seperti ini."

Kesedihan yang nyata terlihat jelas dari raut wajah Sooyoung.

"Dan sekarang Suho berada di sana berjuang menghadapi maut. Apakah ini yang kau inginkan, huh? mengacaukan hidup Suho? Kau wanita pembawa sial..kau yang seharusnya mati..KAU.."

Lorong ruang operasi itu menjadi saksi bisu kemarahan dan juga kesedihan Sooyoung. Kyungho, suami Sooyoung serta beberapa sanak keluarga langsung berusaha menenangkan Sooyoung manakalah dirinya kini seolah lepas kendali diliputi kemarahan yang pekat.

Berbagai sumpah serapah dari Sooyoung terus terlontar untuk Jisoo, gadis yang dianggapnya sebagai penyebab kematian tragis sang adik dan adik ipar, begitu pula dengan sang keponakan yang kini tengah berjuang untuk selamat dari maut.

Ini kesalahannya....memang kesalahannya

Andai saja pernikahan ini tak terjadi, andai saja Suho tak pernah bertemu dengannya, maka semua ini tak akan terjadi. Seharusnya ia dan Suho tak perlu bertemu, Suho seharusnya tak bertemu dengan gadis pembawa sial seperti dirinya, maka nasib sial tak akan pernah menghampiri pria itu.

Ia seharusnya tak pernah bertemu dengan Suho. Bagaimana mungkin ia berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja? semuanya tidak akan baik-baik saja pada akhirnya, dan semua itu karenanya.

Maafkan aku Kak Suho...maaf......

Dengan sigap Taeyong menopang tubuh Jisoo yang limbung. Melihat gadis itu begitu lemah seolah kehilangan kehidupannya terasa menyakitkan. Pria itu pun sama sekali tak menyangka bahwa sahabat dan kedua orangtuanya mengalami kecelakaan tragis seperti ini. Semakin menyakitkan manakala seharusnya hari ini menjadi hari membahagiakan sang sahabat.

"Jisoo...kumohon...kuatlah."

Taeyong berucap lirih, menguatkan. Walaupun pada dasarnya ia juga merasakan sakit, kesedihan, dan kekacauan yang sama. Mengetahui bahwa kehidupan sahabat yang bahkan sudah menjadi saudara yang sangat disayangi dan menyayanginya berada dalam ruang operasi dingin untuk berjuang hidup setelah mengalami kecelakaan tragis.

Dan juga Mama Yoona dan Papa Siwon yang telah merenggang nyawa....

Namun ia sadar bahwa ia juga tak bisa larut dalam kesakitan ini. Melihat gadis yang kini berada dalam topangannya begitu lemah tak berdaya, gadis ini lebih membutuhkan topangan dan sandarannya.


***

1 jam......
2 jam......
6 jam......

Detik demi detik terasa menyiksa disetiap detakannya, membuat suasana lorong ruang operasi ini semakin dingin. Terlihat Sooyoung yang kini telah jauh lebih tenang menunggu sang keponakan penuh pengharapan.

Sang suami kini tak terlihat lagi dikarenakan kesibukannya untuk mengurus segera proses pemakaman adik ipar dan suaminya. Di ujung yang lainnya dengan harapan yang sama terlihat Jisoo turut menunggu. Dengan gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya.

Begitupun dengan Taeyong dan Joohyun yang juga tetap menunggu jalannya operasi itu. Mereka pun tetap mengenakan pakaian yang sama, menunggu dalam diam dengan kecemasan yang tak terbendung. Hanya suara detakan jam yang mengusir kesunyian lorong ini, detakan yang setiap detiknya terasa menyiksa.

"Jisoo, minum dulu yah?"

Joohyun berujar pelan memecah keheningan, menyodorkan air mineral kepada sang saudari yang duduk tak bergeming di sampingnya. Ia begitu cemas dengan saudarinya yang untuk minum pun tak bergeming.

Namun seperti yang sudah-sudah, saudarinya hanya menggeleng pelan, tetap pada posisinya. Joohyun hanya mampu menghela nafas perlahan atas penolakan sekian kali sang saudari. Sepertinya Jisoo tak akan bergerak sampai operasi Suho selesai. Pada akhirnya mereka semua hanya terduduk diam, menunggu dalam diam.

Gerakan perlahan pintu ruang operasi yang terbuka itu tanpa sadar membuat mereka menoleh ke arah pintu. Terlihatlah beberapa dokter yang keluar dari ruangan itu dengan raut wajah lelah yang tak dapat ditutupi

"Bagaimana kondisi keponakan saya, dok?"

"Maafkan kami, keponakan anda tak dapat diselamatkan"

Seketika pandangan Jisoo menggelap, semuanya lenyap.

TBC

EMBRACE THE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang