CHAP 23 : ONE FINE DAY

1.1K 141 2
                                    

Happy reading, dont forget to tap ⭐ and comment ^^
















































Jisoo termenung dalam diam begitu pikirannya terus berkelana jauh, pikirannya seolah seperti kaset film yang terus memutar kilasan-kilasan tentang dirinya dan Taeyong, tentang alasan mengapa pria itu tak pernah datang menepati janjinya.

Selama ini ia merasa sangat benci pada pria itu, mengapa pria itu tak datang? Mengapa ia meninggalkannya? Mengapa ia pergi tanpa penjelasan apapun? Namun kenyataan-kenyataan yang terpapar di hadapannya seolah menamparnya. Pria itu juga mengalami kehilangan menyakitkan, ia juga sama terlukanya seperti dirinya.

Jisoo merasa sangat egois, pria itu mengetahui kepedihan hidupnya dan siap untuk membantunya, sedangkan ia berpikir seolah pria itu tak memiliki kesedihan apapun, seolah pria itu akan terus menolong dan menjaganya. Nyatanya pria itu juga butuh pertolongan dan Jisoo telah bertindak egois dengan menghakimi pria itu.

"Prasangka manusia memang hanya selalu melihat dari satu sisi yang berlawanan."

Anak kecil itu berujar memecah keheningan ruang putih yang di penuhi gelembung ini. Ia juga berdiri di sana, menerawang jauh seolah pikirannya juga mengelana.

"Tak apa, karena kau sudah memperbaikinya, kau sudah mengetahui kebenarannya."

"Tapi tetap tak akan mengubah apapun." Gadis itu menghela nafas. "Pada akhirnya kami tetap akan berada dalam kesalah pahaman. Aku tetap membencinya dan dia tetap tak peduli padaku."

"Lagi-lagi kau hanya mengambil keputusan dari sudut pandangmu, dari sudut pandang yang bahkan kau sangkal sendiri." Anak kecil itu memandangnya. "Padahal kau yang paling tahu perasaanmu, dan kau juga mengetahui perasaannya."

Jisoo hanya terdiam mendengarkan penuturan anak kecil itu. Ia sejujurnya juga ragu tentang perasaannya, ia tak tahu harus mempercayai yang mana, ia merasa seolah hatinya terpecah menjadi kepingan, yang Jisoo sendiri bingung untuk menyatukannya.

"Jisoo, kau hanya perlu menerimanya dan semuanya akan menjadi jelas. Jangan menyiksa dirimu."

"Aku ingin melihat kilasanku dengan Kak Suho.."

Jisoo kembali berujar sengaja mengalihkan perhatian, menyudahi konfrontasi yang terjadi.

"Suho? Ah..pria yang menyelamatkanmu dari keterpurukan.." Anak kecil itu berujar, memandang lurus ke arah Jisoo. "Mungkin memang kita harus melihatnya.."

Seperti yang sudah-sudah, anak kecil itu kembali menggerakan jari-jarinya hingga sebuah gelembung mendekat, berhenti tepat di hadapannya.
Jisoo memejamkan kedua netra kelamnya, kali ini membiarkan kegelapan menutupi kesadarannnya, membiarkan dirinya terbawa menuju kilasannya dengan Suho.

***

Kini Jisoo tengah berada di taman kanak-kanak tempatnya mengajar. Ia melihat dirinya dengan bersemangat bermain dan mengajar anak-anak yang juga tak kalah bersemangatnya ditemani tawa ceria mereka.

Setelah Jisoo terbebas dari belenggu panti asuhan wanita jahat serta suaminya itu, ia melanjutkan hidupnya dengan baik tanpa menoleh lagi, mengubur dalam-dalam segala masa lalu terjadi. Ia berpindah ke yayasan sosial di kota lain pun dengan sekolahnya. Gadis itu memulai lembaran barunya.

Walaupun hidupnya tak mudah tentu saja. Ia harus bekerja di beberapa tempat sekaligus untuk menabung uang sekolah dan keperluan lainnya.

Namun pada akhirnya ia bisa melewati semuanya dan kini mendapatkan pekerjaan tetap sebagai seorang guru taman kanak-kanak. Ia menikmati hari-harinya mengajar, bisa melihat kebahagiaan murid-muridnya, sebuah kebahagiaan yang sejujurnya ia rindukan.

EMBRACE THE DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang