Hari demi hari, minggu demi minggu, hingga satu tahun telah berlalu, Jisoo dan Suho menjadi semakin dekat satu sama lain. Jisoo mulai membuka dirinya, beberapa kali membahas masa lalunya yang sejujurnya ia tak ingin ingat lagi. Jisoo seolah menemukan titik baru dalam hidupnya. Ia perlahan mulai melangkah menjauh meninggalkan masa lalunya.Gadis itu bahkan telah bertemu dengan kedua orangtua Suho. Tadinya Jisoo beranggapan bahwa kemungkinan orangtua pria itu akan menolaknya yang merupakan sosok kalangan bawah. Namun semua itu salah besar. Orangtua Suho, Siwon dan Yoona menerima mereka dengan tangan terbuka. Dengan penuh kasih dan kehangatan menyambut Jisoo.
Gadis itu kembali merasakan kesyukuran yang melimpah. Bukan hanya menerima dirinya dengan kebahagiaan, mereka berdua juga memberikan Jisoo kasih sayang orangtua, kasih sayang yang sangat ia rindukan.
Seperti hari ini mereka menghabiskan waktu bersama di sebuah cafe di tengah kota. Saat ini Kak Suho akan mempertemukan dirinya dengan sahabat karibnya sejak lama yang kini menetap di Jerman dan akhirnya pulang setelah berpindah dan mulai bekerja sebagai arsitektur.
Pria itu bercerita panjang lebar mengenai sosok sahabat karibnya yang sudah seperti saudara baginya. Mereka menghabiskan waktu bersama sedari kecil hingga sekarang, sosok itu yang bernama Taeyong. Sebuah nama yang pada awalnya membuat Jisoo mengerinyit tak nyaman, nama yang sama dengan sosok masa lalunya. Walaupun begitu langsung ditepis bahwa itu hanya nama yang sama dengan sosok yang berbeda.
Jisoo ikut tersenyum senang begitu mendengar sosok yang duduk di hadapannya berujar semangat tentang sahabatnya itu. Sosok itu memang baru pulang lagi setelah mungkin hampir setahun, sibuk dengan pekerjaannya di Jerman. Itulah mengapa Jisoo juga tak pernah bertemu dengan sahabat sang kekasih. Dan ini akan menjadi pertemuan pertama mereka.
"Ah..itu dia! Taeyong di sini!"
Suho berseru begitu melihat sosok yang baru saja datang memasuki cafe ini. Ia tersenyum senang dan melambai memanggil pria itu. Perlahan Jisoo ikut berbalik, ingin melihat sosok itu.
Gadis itu tercekat, memandang sosok yang kini berjalan ke arah mereka tak percaya. Itu adalah sosok yang paling tidak diharapkan dirinya berada di sini. Sosok yang ia tolak mati-matian. Dan sosok itu kini telah berdiri di hadapannya, ia juga memandang gadis itu dengan pandangan tak terbaca, walaupun tak menutupi keterkejutannya.
"Jisoo.."
Sosok itu berucap lirih, masih memandang gadis yang terduduk di hadapannya. Pada akhirnya Taeyong kembali dipertemukan dengan gadis itu, kekasih sahabatnya, wanita yang ia juga cintai.
"Kalian sudah saling kenal?"
Suho berujar memecah keheningan yang tiba-tiba terbentang di antara mereka.
"Tidak." "Iya."
Jisoo dan sosok dihadapannya ini berujar bersamaan. Walaupun ucapan mereka bertolak belakang.
"Aku hanya sebatas tahu ia kakak kelasku dulu di SMA yang lama."
Jisoo buru-buru memberi penjelasan sebelum pria itu berujar.
Mengapa harus dia sahabat Kak Suho?
Jisoo merutuk dalam hati, sepertinya memang takdir senang mempermainkannya hingga harus kembali bertemu dengan salah satu masa lalu yang ia ingin lupakan, Lee Taeyong.
"Ah..begitu." Suho menganggukkan kepala mengerti. "Duduk dulu, bro. Lo udah songong banget deh ngak pulang-pulang sampe setahun."
Suho berujar jenaka menepuk pundak pria itu. Taeyong hanya terkekeh balas menepuk pundak Suho. Perlahan ia juga ikut duduk, duduk di kursi dekat pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBRACE THE DESTINY
FanfictionKim Jisoo, gadis cantik yang menolak takdirnya, gadis yang ingin melawan takdir kejam yang menyakitinya berkali-kali. Ia akan melakukan apapun untuk lari dari takdir kejamnya, bahkan jika itu berarti melenyapkan diri sekalipun. Namun mampukah seoran...