gamon

9.9K 306 3
                                    


Kalau ditikung, bales aja. Puter balik, tabrak dari depan.

"Jadi, gimana ceritanya lo bisa putus sama Aldito?"tanya Yeri penuh penasaran tapi juga dengan ucapan hati-hatinya, soalnya kalau dia sudah ngomong bakalan susah banget ngefilter.

Tiba-tiba Laura meneteskan airmatanya, Lala yang berada di samping Laura hanya dapat mengelus bahu gadis itu dengan lembut untuk sekedar menenangkan.

"Intinya dia lebih sayang masalalu nya ketimbang gue."
ucap Laura dengan menahan tangisnya yang ingin pecah.

"Ra, yang lo tanya waktu itu berarti? Berarti sesuatu yang tiba-tiba dateng dikehidupan lo? Kenapa lo gak ngomong sama kita."

"Gue masih belum yakin dengan feeling gue waktu itu, biarin gue yang ngerasain sendiri. Dan disaat kita lagi piknik buat KTI kemarin, disitu gue bener-bener tahu kalau Aldito emang gak sepenuhnya sama gue."ucap Laura sambil menghapus air matanya.

"Gimana bisa lo putus, padahal bisa di bicarain baik-baik kan? Lo juga gak bakal tahu kenapa dia ngelakuin itu, bisa jadi Aldito bingung sama pilihannya. Semisal dia milih lo tapi lo malah mutusin dia gimana?"ucap Yeri membuat Laura langsung menundukkan kepalanya

"Gue gak masalah kalau semisal cara gue salah dan buat dia jadi jauh sama gue, tapi waktu itu gue bener-bener sakit Yer, gue gak tahu harus gimana. Ngeliat muka Al aja gue gak berani marah atau nge gertak dia sekalipun, yang gue bisa cuman nahan tangis dan bilang sesuatu dengan mulut yang susah banget buat gue ngomong 'kita butuh jeda'."

Yeri dan Lala langsung mengelus bahu Laura, "Udah sekarang jangan nangis, lo tahu kan kalau pacaran sama Aldito harus siap mental Ra."

Laura mengangguk namun bahunya bergetar membuat Lala menghembuskan nafasnya pelan, "Sekarang lo maunya gimana?"

"Gue sayang Aldito astaga."
tangis Laura

"Dia juga sayang sama lo gak?"

"Yeri, bisa gak sih jangan buat Laura tambah mewek."ucap Lala dengan kesal

"Gini deh Ra, lo gak bisa terus kayak gini, lo sayang dia tapi dia lebih sayang sama orang lain hal itu malah tambah buat lo semakin sakit. Tapi kita juga ga akan tahu kalau takdir ngerubah segalanya, kita juga gak tahu gimana Aldito ke lo sebenernya kan?"Laura mengangguk dan mengangkat wajahnya sambil menampilkan senyum mirisnya.

"Muka lo najisin, berasa patah hati banget anjir."

"Goblok, kayak gak pernah gini aja lo. Ngaca makanya ngaca!"celetuk Lala membuat Laura terkekeh.

"Nah gini dong ketawa, jan galau terus."

"Btw lo kemaren pulang sama siapa Ra?"

"Gue mampir ke kedai kopi samping sekolah, eh terus ada Bara nyamperin gue."

"Bara siapa?"

"Bara Ardian anak Xaverius."

"Anjir, musuh bebuyutan Al kan?"

"Lo gak diapa-apain kan Ra?"

Laura menggeleng sambil tersenyum, "Dia baik kalau sama gue, tapi dia bakal brengsek kalu sama orang yang gak dia suka atau emang musuh nya."

"Kan dia sih yang ngancurin kehidupan Al? Rumornya sih iya."

Laura mengangguk membuat kedua temannya melongo tak percaya.

"Parah."

"Gila tuh anak."

"Udah, dia juga gak bakal nyakitin Al lagi kok."

Aldito✔                                            [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang