jeda

9.7K 351 2
                                    

Terimakasih karena telah menyadarkanku betapa tidak pentingnya aku didalam hidupmu.

"Ra?"ucap Aldito membuat Laura menoleh kearah lelaki itu dengan pandangan bertanya

"Lo kenapa si."tanya Aldito

"Kenapa apanya?"

"Kenapa sering ngelamun."

Laura menggeleng sambil menampilkan senyum tipis nya,"Kok tumben kerumah?"
tanya Laura membuat Aldito tersenyum

"Mau ngajak makan. Bisa?"

"Bisa lah!"jawab Laura dengan antusias membuat Aldito langsung mengacak gemas rambut gadisnya

Gak boleh baper lagi Ra.
-Laura

"Mau makan dimana Ra?"
tanya Aldito sedikit berteriak karena sedang mengendarai motor, membuat Laura mengerutkan dahinya bingung. Tempat mana yang akan ia pilih untuk makan?

"Depan toko material situ ada tukang bakso kan? Kesana aja yuk."ucap Laura membuat Aldito mengangguk dan langsung memberhentikan motornya dipinggir jalan dekat warung bakso yang Laura ajak tadi.

"Gakpapa disini?"

"Biasanya juga kan diwarung kayak gini si, lebay lo."

"Padahal gue pengen ngajak lo ke restoran Ra."ucap Aldito membuat Laura terkekeh

"Gak usah Al, disini aja cukup yang penting bisa dimakan, tempat nya bersih terus enak. Makanan restoran gak menjamin sehat dan enak juga kan?"jelas Laura membuat Aldito mengangguk

Lelaki itu tersenyum, ini yang membuat Laura berbeda dari kebanyakan perempuan diluar sana. Beda juga dengan Rissa, sejak dulu lelaki itu tidak pernah makan bersama ditempat sederhana seperti ini dengan Rissa, padahal Aldito juga lebih suka makan ditempat seperti ini karena enak. Tapi Rissa bilang, gadis itu tidak bisa makan di sembarang tempat. Padahal sama saja kan, makan ditempat manapun asal bersih dan juga enak?

"Malam pak, bakso gak pake mienya dua ya."ucap Aldito tersenyum kearah penjual bakso dan menyuruh Laura untuk duduk.

Laura menatap seorang didepan nya sambil tersenyum, padahal dilubuk hatinya ia ingin sekali menangis dihadapan lelaki itu tapi bagaimanapun juga Laura hanya dapat menunggu apa yang menjadi keputusan lelaki itu, untuk pergi atau menetap bukan?

Tak lama pesanan mereka berdua datang, membuat mata Laura langsung berbinar. Makanan yang selalu enak jika di beri sambal banyak, walaupun hanya kuah bening saja jika dirasakan sudah sangat lezat apalagi jika ditambah sambal yang membuat perut gadis itu semakin mendemo.

"Doyan, laper, apa rakus neng?"ucap Aldito membuat Laura hanya melirik sekilas dan kembali memakannya

"Habis makan ikut gue sebentar mau gak Ra?"

"Kemana?"

"Taman."

Laura spontan menoleh dan mengangguk secara antusias membuat Aldito juga ikut tersenyum melihat nya.

Malam itu, mereka berjalan berdampingan dengan beberapa kerumunan orang yang sedang berjalan santai atau hanya melepas penat saja, ada juga yang sedang menemani anak kecilnya bermain beberapa mainan di sana. Laura yang melihat anak kecil berlari kesana kemari merasa bahagia. Gadis itu jadi rindu masa kecilnya, dimana ia hanya menangis karena terjatuh bukan sakit hati.

Aldito yang menggandeng tangan Laura langsung mengajak gadis itu kesuatu tempat duduk dekat dengan danau yang dihiasi beberapa lampu dan banyak perahu serta mainan air terapung disana. Laura yang melihat anak kecil sedang tertawa ikut tertawa juga ketika melihat obyek lucu didepannya itu.

Aldito✔                                            [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang