10. Aku, Kita, Mereka

1.2K 272 167
                                    

2k plus.
Di tim manapun kalian, yah... ada baiknya jangan berekspektasi sih. Apalagi sama aku LOL.

 Apalagi sama aku LOL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Saka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saka

I have no idea what I did yesterday.

Gue memang cukup sadar dan hafal semua kegiatan gue kemarin: nongkrong di cafe bareng Kina, mampir ke supermarket, mengantar Kina ke indekosnya, masak dan makan masakan kami berdua, mengobrol—dan sebenarnya obrolan kami nggak penting banget, lebih mirip rekapan berbalut curhat soal perjalanan hidup setelah kami sama-sama lulus—sebelum gue pulang dan terjebak macet. I remember everything I did, yet I’m questioning it at the same time.

Untuk apa gue melakukan semua itu?

Gue kayak berusaha banget, tapi pada akhirnya gue gagal.

Gagal begitu Adara marah ke gue, berniat untuk langsung tidur tapi gue tetap berjalan ke apartemen Adara, dan pada akhirnya menghabiskan waktu dengan Adara sebelum kembali ke apartemen sendiri dengan gue yang ingin memukul kepala sendiri, menjedotkannya ke tembok dengan harapan barangkali bisa membantu gue untuk lebih konsisten.

Sejak tadi malam, gue tahu ada kata-kata yang berputar dalam otak gue, membisikkan kegagalan gue tanpa diminta. Gue sudah terlalu terbiasa dengan Adara. Seolah-olah ada sosok gue yang lain di dalam kepala, yang dengan kurang ajarnya menertawai gue.

“Lo nggak bisa, Sak. Lo tahu sendiri.”

Tapi apa benar begitu?

Atau usaha gue yang kurang?

Gue jelas nggak bisa berharap untuk fokus pada orang lain yang baru gue temui kemarin sore untuk menggantikan sosok yang gue kenal dari 7 tahun yang lalu. Ibaratnya, kalau waktu gue mengenal Adara hadir dalam sosok manusia, sekarang dia sudah kelas 2 SD, Man. Dan lo nggak bisa melupakan eksistensi seorang anak kelas 2 SD semudah melupakan bayi orang yang lagi nangis-nangis unyu sama ibunya, kan?

Sekarang ini, gue nggak tahu harus bersyukur atau malah mengutuk keadaan yang seolah nggak setuju dengan rencana gue, karena Edsel diberikan libur sehari, terlebih dia masih teler sekarang karena setelah pulang, dia bilang mau menonton pertandingan bola jam 2 subuh.

Manipulasi Rasa & Enigma RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang