2: locked in

340 57 0
                                    

Cho Minjee

Sepasang mata cokelat menatap ku balik dalam kegelapan.

"AAAAAAAAA!!!"

Sebuah tangan besar menutup mulutku dengan cepat, membuatku terdiam seketika.

Aku menatap mata orang itu meskipun aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena kegelapan masih menyelimuti tempat ini. Aku memberontak saat menyadari ia menarikku mendekatinya. Dia menghela napas panjang, "Aku takkan melepaskanmu sampai kamu diam."

Suaranya sedikit berat, namun dia berkata begitu tenang. Aku menelan ludahku dan memelototi mata cokelatnya. Siapa dia?!

Tapi akhirnya aku mengangguk perlahan, begitu tangannya melonggar dari tubuhku, aku langsung memperjauh jarakku darinya kemudian tersadar bahwa aku sedang terpojok. Punggungku langsung menyentuh meja kasir, didepanku berdiri orang itu yang sampai saat ini belum kuketahui wajahnya dibalik kegelapan selain mata cokelatnya.

Apa yang harus kulakukan? Siapa laki-laki ini? Apa yang dia lakukan disini? Apa dia perampok? Pembunuh? Penculik?

Aah pikiranku mulai mengada-ada dan hanya menambah panik saja.

Dia mundur beberapa langkah, mungkin dia menyadari aku yang begitu panik terhadap kehadirannya. Didalam kegelapan aku bisa melihat siluetnya yang bergerak-gerak. Apa yang dilakukannya?

Sebuah cahaya tiba-tiba menerangi hadapanku. Aku menyadari bahwa laki-laki itu telah mengeluarkan handphone-nya, dan menghidupkan flash nya, membuat tempat ini seketika tidak diselimuti kegelapan lagi.

Aku mendapati pemilik mata cokelat itu adalah seorang laki-laki bertubuh jangkung, wajahnya kelihatan seperti seusiaku namun aku tak yakin. Aku tidak mengenalnya. Namun ekspresinya sedikit terkejut saat melihatku, kurasa.

Dia menghela napas keras. Kali ini aku tidak dapat membaca ekspresinya.

"Listriknya mati." Dia berkata ditengah-tengah aku yang terheran-heran.

Aku begitu takut untuk bergerak. Aku tak mengenali laki-laki ini, dan berpikir bahwa kami berdua sendirian di toko ini ditengah mati listrik dan badai membuat otakku berpikir tentang kemungkinan terburuk yang akan menimpaku. Aku begitu paranoid dan ingin segera keluar dari tempat ini.

Sudut mataku melirik pada pintu keluar yang terletak hanya beberapa langkah saja. Namun rasanya tubuhku sangat berat untuk melangkah kesana.

Laki-laki itu kemudian mendekat, aku tersentak. "J-jangan mendekat!" Kataku sambil menyilangkan tanganku didepan wajahku sebagai bentuk perlindungan diri.

Aku mengintip dari balik jari-jariku untuk mendapati laki-laki itu menatap lurus kemataku, seolah dia ingin mengatakan sesuatu. Hal ini membuatku makin was-was, kenapa dia melakukan itu? Membuatku merinding saja.

Aku sedikit terkaget saat dia ternyata menyerahkan handphone-nya yang sedang dihidupkan flash nya itu pada tanganku. Kemudian dia melangkah pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Aku begitu bingung untuk melakukan apa-apa, lantas menatap benda persegi panjang itu yang bersinar terang ditanganku. Aku mengamati wallpaper handphone laki-laki itu yang menunjukkan foto polaroid yang difoto kembali. Dalam polaroid itu menunjukkan seorang anak laki-laki yang terlihat menggemaskan, ia memakai topi kerucut yang kutebak ia sedang merayakan hari ulang tahunnya. Apa anak laki-laki difoto itu adalah dirinya?

Lemonade Nights | Hwang Yunseong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang