Pagi itu aku terbangun dengan perasaan yang gusar.
Rasanya seperti memikul beban berat dipundakku dan kepalaku penuh dengan kenyataan yang baru kuketahui semalam.
Aku, Cho Minjee, adalah anak angkat dikeluarga ini. Marga Cho yang kusandang selama ini bukanlah benar-benar milikku. Eomma membunuh kedua orang tua kandungku. Yunseong adalah laki-laki yang membawa hal ini ke permukaan dan siapa sangka kalau dia adalah orang yang sedari dulu mengisi hatiku --dan aku sempat lupa akan eksistensinya.
Aku menekan-nekan pelipisku yang terasa berdenyut. Aku tak ingin pergi ke sekolah hari ini, namun berada dirumah berdua saja dengan Eomma juga bukan hal yang terbaik untuk kulakukan saat ini. Kupikir lebih baik aku tetap ke sekolah. Aku harus menenangkan pikiranku.
Jadi pagi itu aku tetap bersiap-siap, mengenakan seragam musim dingin sekolah dan membereskan tas dan keperluan sekolahku.
Pagi itu rumah terasa begitu sepi. Kupikir Appa masih tidur seperti biasanya, dan Seungyoun sedang sibuk mengurus keperluannya sebelum kembali ke universitas siang nanti.
Aku turun ke dapur namun tidak mendapati Eomma seperti biasanya, aku tidak tahu kemana Eomma, namun kulihat sarapan pagi telah tersedia di meja makan.
Hal itu membuatku merasa sedih. Apa Eomma tidak mau melihatku untuk sekarang?
Aku tahu aku sendiri belum siap untuk menatap Eomma setelah kenyataan ini, namun faktanya bahwa Eomma merasakan hal yang sama, malah membuatku makin sedih.
Aku menyantap sarapanku dalam kesunyian saat kudengar suara pintu depan diketuk pelan.
Siapa juga yang datang bertamu pagi-pagi seperti ini?
Aku lantas berjalan kearah pintu sambil mengunyah roti bakar, membenarkan rambutku sebentar sebelum akhirnya memutar gagang pintu dan menarik pintu terbuka. Udara pagi yang segar terasa di wajahku begitu aku mengintip lewat celah pintu yang kubuka sedikit.
Mataku terfokus pada sosok laki-laki yang berdiri membelakangiku, dia mengenakan jaket kulit hitam dan figurnya yang familiar itu membuat nafasku tercekat.
Dia berbalik, lantas tersenyum manis.
Tidak mungkin. Kenapa dia ada disini?
“Sudah siap pergi sekolah?”
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sambil mendorong pintu lebih lebar, aku menelan roti bakar yang ku kunyah tadi sambil mencerna keadaan dihadapanku sekarang. Apa aku terlalu merindukannya sehingga aku berhalusinasi bahwa Yunseong sekarang berada disini?
“Y-yunseong?”
Dia terkekeh, “Kenapa wajah kamu seperti itu? Terkejut melihatku datang pagi-pagi begini dan menawarkan tumpangan?”
Suaranya yang manis itu membuatku tersadar bahwa aku sedang tidak bermimpi. Aku cepat-cepat memperbaiki ekspresi terkejutku dengan sebuah senyuman –lebih tepatnya cengiran.
“Ada apa sebenarnya? Kenapa pagi-pagi kesini? Ngomong-ngomong aku biasanya naik bus.”
Dia menyelipkan kedua tangannya pada saku celananya, lantas mengangkat kedua bahunya. “Gamau aku antar nih? Kalau begitu aku pulang saja.”
“Eh tunggu!” Aku cepat-cepat menarik lengannya.
Aku melirik ke sekelilingku, dan melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir didepan pagar rumahku. Apa itu mobil Yunseong? Ah ada apa dengannya?
Aku penasaran akan seperti apa ekspresi ibuku saat melihat Yunseong berada disini sekarang. Entahlah, aku tak ingin ibuku bertemu dengan Yunseong dan malah memulai sesuatu yang tidak ku harapkan. Setelah mengetahui fakta bahwa ibuku membenci keluarga Yunseong dan mati-matian menghindar dari mereka, kupikir takkan bagus kalau ia menemukan Yunseong sekarang ada didepan rumahnya, meminta putri angkatnya ini untuk pergi ke sekolah bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade Nights | Hwang Yunseong ✓
FanficNiatnya hanya ingin berteduh dari badai kemudian langsung pulang. Tapi apa jadinya kalau ternyata Cho Minjee terkunci didalam toko Lemonade itu di tengah malam saat badai hebat melanda Apgujeong. Namun siapa sangka, kalau cowok aneh dan misterius se...