5: just juices

278 48 1
                                    

"Hey, jangan terlihat depresi seperti itu."

Aku kembali mengangkat kepalaku dan menoleh pada Yunseong. Laki-laki itu lantas mengeluarkan handphone-nya dari kantungnya, "kita masih punya 6 jam sebelum matahari terbit. Dan kita terkunci di toko Lemonade disaat badai."

"Jadi?" Aku mengerutkan keningku samar.

Dia mengangkat bahunya. "Kita bisa mengambil semua lemonade yang kita mau, dan mereka tidak bisa menyalahkan kita."

"Maksud kamu seperti mencuri?"

"Tidak ada yang namanya mencuri ditengah bencana."

Dia benar juga.

"Menurut kamu bagaimana reaksi mereka jika menemukan kita disini, menghabiskan seluruh jus mereka. Apa mereka akan memenjarakan kita?" Tanyaku.

Yunseong memandang kesembarang arah. "kurasa tidak, kita bisa menuntut mereka karena ceroboh dan mengunci kita disini. Kita bisa menggunakan alasan bertahan hidup."

"Menurut kamu akan berhasil seperti itu?" Tanyaku.

"Tentu saja!"

"Kalau begitu ayo! Aku selalu ingin mencoba jus disini!"

Kami berjalan mengitari rak-rak tempat dimana jus botolan itu dipajang. Aku mengikuti Yunseong dari belakang dan laki-laki itu memimpin jalan. Jujur saja, aku belum pernah berada disituasi ini sebelumnya, hidupku yang selama ini selalu datar dan dipenuhi kesialan tampaknya tidak ada apa-apanya dibandingkan sekarang. Aku sedikit takut dengan situasi ini, diluar sana badai, listrik mati, dan pohon tumbang, siapa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?

Aku mengamati punggung Yunseong yang terlihat bidang didepanku. Hah, setidaknya masih ada dia disini.

"Menurut kamu, apa mereka cuma menjual minuman saja?" Aku bertanya disela-sela keheningan.

Dia berhenti, lantas mengambil sebotol jus dan mengangkatnya didepan wajahnya. "Kamu berharap apa?"

Aku menaikkan bahuku. "Entahlah, snack, roti, wafer, hal-hal seperti itu."

Yunseong terkekeh, kemudian menyorotkan cahaya senter pada wajahku. "Kita terjebak di toko Lemonade, bukan di supermarket."

Aku cepat-cepat mengambil alih senter itu dari tangannya. "Iyaiya, tapi jangan menyorot benda ini ke wajahku, aku bisa buta tahu!" Protesku.

Aku menyorot cahaya senter pada jus yang dipegang Yunseong.

"Wortel?" Tanyaku sarkas.

"Ya wortel adalah jus favoritku. Mereka baik untuk matamu."

Yunseong kembali berjalan, aku mengikuti.

"Ibuku sering menyuruhku minum jus wortel, tapi aku sangat membencinya. Rasanya aneh."

Aku kembali membayangkan wajah ibuku yang marah karena aku ketahuan telah membuang satu ceret jus wortel kedalam westafel. Beliau selalu memaksaku untuk meminum itu, begitu aku mencobanya, aku bisa merasakan isi perutku ikutan naik. Itu terakhir kalinya aku akan meminum jus wortel.

“Kupikir ibumu pandai memasak.”

“Yaa dia sangat pandai, tapi jus buatannya begitu buruk.” Aku memajukan bibirku.

Yunseong terkekeh. “Kimbap buatannya enak. Kupikir itu sebanding dengan diriya yang tak pandai membuat jus? Kamu harus coba jus disini, kupikir kamu akan suka wortel.”

Aku menggeleng cepat. “Tidak, terima kasih. Aku sudah bersumpah tidak akan minum jus wortel lagi.”

“Jadi, apa jus kesukaanmu?”

Lemonade Nights | Hwang Yunseong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang