24: being yours

138 25 3
                                    

×××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×××

Seminggu sebelum aku meninggalkan keluargaku di Apgujeong untuk pergi ke Universitas Hanyang, ibuku memaksa untuk mengundang beberapa kerabat sebagai bentuk pesta perpisahan. Untuk mengatakan aku sejujurnya tidak menyukai pesta, beliau bersikeras karena ia merasa aku pantas mendapatkannya. Duh, sewaktu Seungyoun diterima di Universitas Hanyang, ibuku tidak semeriah ini dalam merayakannya. 

Pada akhirnya aku mengundang beberapa teman sekolahku yang bisa kau tebak hanya terdiri dari Kang Minhee dan Ahn Yujin, sedikit bersyukur karena Minhee memiliki banyak teman jadi aku tidak terlalu malu saat mengatakan pada ibuku bahwa ada 20 orang temanku yang akan datang ke pesta ini.

Aku berpikir untuk mengundang pacarku, Hwang Yunseong. Tapi kupikir itu bukan hal yang tepat mengingat dia sudah kembali ke Universitas Hanyang demi melanjutkan studinya, namun sebenarnya bukan itu juga yang menjadi penghalang. Ibuku, dia sebenarnya tidak terlalu menyukai keluarga Hwang, tentu saja melihat kehadiran Yunseong nantinya tidak akan bagus untuk dirinya.

Dan saat hari Jumat tiba, itu adalah hari kepergianku ke Hanyang, aku tersadar cepat atau lambat aku harus memberitahu ibuku tentang hubunganku dengan Yunseong sebelum terlambat. Aku tahu aku akan banyak menghabiskan waktu dengan Yunseong nantinya, dan kupikir tidak akan baik bagi ibuku untuk mengetahui hal ini dari orang lain.

Saat packing ku sudah hampir selesai, aku melihat ibu dan ayahku sedang duduk di ruang tamu sekitar pukul 3 sore. Mereka menatapku dengan mata yang berbinar seperti orang tua yang bangga akan anaknya, pada umumnya. 

"Hey, sayang." Panggil ibu kemudian menepuk-nepuk tempat duduk disebelahnya.

Aku mengikuti perintahnya lantas duduk disampingnya, meletakkan koperku dibawah kakiku. Kupikir ini saatnya kedua orang tuaku memberi nasihat mereka untukku.

"Kamu tahukan kalau kami menyayangimu?" Ujarnya.

Aku merasa heran dengan perkataannya, namun berusaha untuk terlihat tenang. Aku menggangguk. Sedangkan dia tersenyum penuh arti.

"Dengar, ibu tahu selama ini kamu berhubungan dengan anak laki-laki dari keluarga Hwang itu lagi--"

Aku mendelik.

"Tidak perlu terkejut begitu." Ibu terkekeh. "Kenapa tidak memberitahu kami dari awal, sayang?"

Suaranya lembut --sangat lembut malah. Membuatku sedikit merinding.

"B-bukankah eomma tidak menyukainya?" Suaraku sangat kecil, hampir seperti mencicit.

Dia menghela napas panjang, lantas menatap ayahku yang duduk disampingnya.

Aku cukup heran dengan keadaan ini. Ayah tak pernah perduli sebelumnya dengan siapa aku berteman. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan ibu.

"Dia datang semalam disaat kau sudah tidur." Ujar ayah. "Berbicara pada kami bagai laki-laki sejati."

Perkataan ayah membuatku mendelik tidak percaya.

Lemonade Nights | Hwang Yunseong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang