Part 4

2.7K 226 12
                                    

Beberapa detik Jin memejamkan mata. Ia kembali membuka mata. Hatinya merasa tidak tenang.

'Pria macam apa aku ini? Membiarkan gadis sepolos dia sendirian diluar.' batinnya.

Seok Jin terperanjat dari tidurnya, ia kembali ke taman untuk membangunkan y/n. Melihat wajah y/n yang amat sangat polos, Jin merasa tidak tega untuk membangunkannya.

"Polos sekali wajahmu!"

"Apa aku mau menggendongnya saja ke dalam? Eh, tapi tidak! Apa kata dunia jika aku menggendongnya."

Akhirnya Jin kembali masuk ke dalam. Tapi kali ini dia tidak untuk meninggalkan y/n, melainkan hanya mengambil selimut beserta bantal. Lalu ia menyelimuti y/n.  

Jin tidak mau jika wibawanya turun karna menggendong seorang asisten. Namun, ia juga tidak tega jika harus meninggalkan y/n sendirian di taman. Ya, mau tidak mau ia juga ikut tidur di taman.

                              ****

Dari ujung timur, sinar fajar mengintip malu. Menyaksikan pria tampan bak pangeran berwibawa tinggi itu, yang tengah menemani mimpi indah seorang gadis desa yang ada disampingnya. Dengan wajah sama polosnya, beserta dengkuran gadis di sampingnya yang tak membiarkan keheningan malam menghampirinya. Alangkah lebih baiknya jika burung berkicauan membanguni dua insan yang terlelap di sana, sebelum sang fajar mengetahuinya.

Gadis yang merasa silau, ia merentangkan kedua tangannya dalam keadaan mata terpejam.

PLAKK!

Tangan kanan y/n menyambar tepat di wajah pria yang kini ada di sampingnya.

"Hei!!! Apa-apaan kau ini?!!" sembari menjitak jidat y/n.

Y/n melamun. Sepertinya dia belum sepenuhnya sadar atau dia sedang memikirkan sesuatu?

"Maaf, Tuan. Aku tidak sengaja," menatap Jin yang tengah mengusap-usap hidungnya. "Tapi mengapa wajah Tuan tiba-tiba ada disini?!" pertanyaan polos yang terlontar dari mulut y/n. Entahlah, ini pertanyaan polos atau lebih menempati bodoh. I don't know.

"Dasar bodoh!" pekik Jin berlalu.

Selang beberapa jam kemudian. Y/n mendengar ketukan pintu dan ia membukanya. Terdapat dua pria tampan disana.

"Suga? Jungkook?" y/n membungkuk seraya menyambutnya.

"Jin, ada?" kompaknya dua pria di hadapannya itu.

"Masuk!" perintah Jin dari arah belakang y/n.

Mereka berdua masuk. Jin memerintahkan y/n untuk segera membuatkan minuman untuk  dua orang tersebut.

"Kalian memang berencana ke sini?" tanya Jin sembari menatap Suga dan Jungkook bergantian.

"Tidak, kita bertemu di luar rumahmu." Jelas Suga.

"Aku dengar dari Bibi Jiyoo, kau akan segera menikah?!" tanya Jungkook tak sabar.

"APA!! JIN AKAN MENIKAH?!!" sontak Suga dengan wajah tak percaya.

Mendengar perkataan Suga yang nada bicaranya cukup tinggi, mampu membuat perang kecil antara cangkir satu dengan cangkir yang lain di atas nampan yang kini di genggam erat oleh y/n, yang tengah berdiri tepat di belakang sofa Suga.

Jin melirik ke arah y/n dan mengisyaratkan untuk segera pergi dari ruangan itu.

"Yang benar saja kau, Jin? Aku tidak percaya!" tampik Suga.

"Percuma kau tidak percaya, pada kenyataannya memang seperti itu." timpal Jungkook.

"Lalu kau akan menikahi siapa? Apa kau akan menikahi Yura?" tanya Suga kembali.

My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang