Part 20. Dansa bertopeng

1.6K 194 3
                                    

Tekan ikon bintang di bawah

Sebelah kiri ponsel Anda.

Yuhhuuuuuuuuu

.
.
.
.

.
.
.
_________________________

Duduk di kursi yang tersedia di balkon lantai atas. Memandang ribuan hijau di bawah sana, membuat siapa pun terlena akan keindahannya. Tangan yang membelai lembut perut ratanya, seolah ia menyapa calon sang buah hati. Tidak itu saja, namun semilir angin juga ikut serta membelainya.

"Ibu berjanji akan menemukan Ayahmu sebelum kau lahir ke dunia, Sayang." Ucap y/n yang masih mengelus-elus perutnya, tersenyum tipis sembari ia memandangi cincin di jari manisnya.

"Somii!" Jimin mengagetkan y/n dari lamunannya.

"Jimin, sejak kapan kau ada di sana?!"

"Baru saja. Aku hanya ingin mengajakmu sarapan pagi." Jimin masih setia bersenderan di ambang pintu.

"Baiklah, nanti aku akan menyusulmu."

"Jangan lama-lama karena habis sarapan kita akan latihan dansa." Ucap Jimin. Y/n mengangguk.

Seharian ini waktu mereka dihabiskan untuk berlatihan. Istirahat hanya untuk mengisi perut saja. Pesta dansanya akan dimulai nanti malam, sementara Y/n masih kaku dengan gerakannya.

"Acara akan dimulai jam 7 dan ini sudah jam 5:30. Apa kau tidak ingin bersiap-siap?" ucap y/n yang menghempas pantatnya di sofa sembari mengoles tipis lipstik di bibir.

"Aku ini laki-laki." Jawab Jimin lesu.

"Apa bedanya laki-laki dengan perempuan?" y/n mengangkat sebelah alisnya.

"Pakaianku simpel, tidak sepertimu. Sudah sana, berdandanlah se maksimal mungkin, siapa tahu nanti kau akan bertemu pangeranmu, seperti kemarin yang kau katakan." Jimin terkekeh saat meledek y/n dengan perkataannya. Namun y/n meresponnya dengan santai, ia hanya menunjuk perut dan juga memperlihatkan cincin di jari manisnya.

*
*

Wajah bertopeng, gaun berwarna merah yang ia kenakan dengan sedikit kilauan aksesoris di leher dan rambutnya, ia berjalan menuju tempat ramai nan indah dengan sejuta gemerlapnya lampu yang menghias di sana. Tanpa sebab langkah kaki yang berhenti tiba-tiba, membuat pria yang ada di sampingnya memandang penuh tanda tanya.

"Ada apa, Somii?"

"Jimin, aku sangat canggung." Ujar Y/n. Jimin terkekeh mendengarnya, lalu ia meraih tangan y/n dan meletakkan di lengannya.

"Berpeganganlah padaku." Jimin tersenyum melihat ekspresi y/n yang terus memandanginya.

"Apa kau masih merasa canggung?" tanya Jimin kemudian. Y/n menggeleng tanpa kata.

"Baiklah, ayo jalan." Mereka berdua berjalan di atas karpet merah. Mata y/n yang tak bisa diam, ia terus mengerling ke sana dan kemari.

Memang! Pesta yang mereka hadiri itu adalah pesta besar dengan ratusan tamu yang berdatangan, dan itupun bukan tamu sembarang, melainkan dari kalangan selebriti dan juga pengusaha-pengusaha handal.

My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang