"Tuan, kau telah berjanji padaku, kau tidak akan menyentuhku." Aku menatapnya penuh kebingungan, mengapa dia bisa seperti ini.
"Hahaha... Kau tegang sekali, mana mungkin aku melakukan hal itu padamu. Kulihat dari bawah hingga atas tidak ada yang menarik darimu."
Aku sedikit malu padanya. "Lalu mengapa kau masih dengan posisi seperti ini?!"
"Aku hanya ingin mengambil bajuku yang ada di belakangmu, itu saja."
Hmmzz... Legah! Aku sekarang sudah bisa bernapas dengan tenang.
Tuan Jin keluar, mungkin dia mau jalan-jalan atau kemana, aku tidak peduli. Sekarang aku lelah, aku mau istirahat.
_________
•AuthorY/n mengeringkan rambut, ia baru selesai membersihkan tubuhnya. Ia mengenakan baju tidur selutut yang berbahan satin. Ia melirik jam yang bertengger di atas pintu, jarum jam menunjukkan pukul sepuluh. Sudah malam. "Ini sudah malam, Tuan Jin belum kembali juga," gumamnya, namun suara ketukan pintu dari luar y/n terkaget. Ia tahu betul siapa yang datang, tapi bukannya baru saja diomongin, orangnya sudah datang.
"Tuan, kau mabuk?" terlihat dari cara jalannya yang gontai dan mulutnya yang berbau alkohol. Ia berjalan ke dalam dan melewati y/n di ambang pintu. Y/n tak banyak tanya, bicara dengan orang mabuk itu sangat susah. Cukup ia mengikuti langkah Jin yang mengarah masuk kamar mandi, y/n menunggu di depan pintu dengan ke khawatiran. Takut, jika Jin pingsan atau apa saja yang bisa terjadi dalam kamar mandi.
Setelah Jin keluar, ia menatap mata y/n dengan tatapan dalam. "Tuan," sapa y/n melambaikan tangan di depan wajah Jin. Namun Jin tak menggubrisnya. Ia melangkah dengan gontai, mendekati y/n, hingga kejadian tadi sore terulang kembali. Namun, kali ini y/n menanggapinya dengan santai. 'Aku tahu Tuan, kau pasti sedang mengerjaiku lagi,' batinnya yang kini tangan y/n telah ditahan oleh Jin ke dinding. Y/n mendongak agar bisa memandang wajah tuannya itu, ia cengar-cengir menampilkan gigi putihnya pada Jin, sembari menggeleng-gelengkan kepala, "Aku tidak ta--kut, Tuan."
Jin mengecup bibir y/n, yang pastinya membuat mata y/n melebar menatap Jin dengan penuh heran tak percaya akan perlakuan tuannya itu.
"Yura, kau cantik sekali," ucap Jin menyeringai.
Y/n baru menyadari bahwa tuannya itu tengah mabuk dan melihat dirinya sebagai Yura. "Tuan, aku bukan Yur--" belum selesai y/n mengatakannya, namun Jin telah menyantap bibirnya lagi.
Y/n berusaha mendorong Jin, dan berhasil. Jin dihempas ke arah ranjang lalu Jin duduk di tepinya dengan pandangan kosong ke depan, dan napas yang tersengal-sengal seolah ia tak menerima dengan perlakuan y/n padanya. Y/n masih berusaha mencari pasokan oksigen lalu ia berjalan menuju sofa dan melewati tuannya. Namun, sayang sekali ketika ia melintas di depan Jin, tangan kekar milik seorang Kim Seok Jin, telah mencekal kuat pergelangan tangan Park Y/n. Y/n ditarik hingga ia jatuh dalam pangkuannya.
"Kau mau kemana?" suara Jin berubah parau hingga membuat y/n tercengang untuk sesaat. Jin membaringkan y/n, perlahan.
"Tuan, kau jangan macam-maca..." y/n mulai panik dengan keadaannya sekarang.
"Ssttt... Diamlah!" Suaranya lembut, ia berbisik di telinga y/n. Jin setengah menindihnya.
"Tuan, minggirlah! Aku mau tidur." Y/n mendorong dada Jin dan berusaha menendangnya. Namun Jin malah semakin menaiki tubuh y/n. Kini ia telah menindih tubuh y/n secara sempurna.
"Tuan, kau bercandanya sudah keterlaluan!" Y/n kesal dan takut. "Minggirlah Tuan, tubuhmu berat sekali."
Jin tak bergumam sedikitpun. Ia hanya terus menatap dalam mata y/n. Lalu ia membuka bajunya sendiri dan membuangnya sembarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]
Fanfic@Ji_Cyna.22619 (Belum direvisi) "Secepatnya ceraikan aku. Dan berbahagialah bersama wanita yang kau cintai." Warning! Cerita ini sangat bar-bar dan garing. _________________________________________