Jan lupa follow my akun @Mphii_Cimoka 👌
______________________________________________"Selamat pagi, Ayah!" y/n menuntun tangan Micha menautkannya di pipi Jin.
"Bangun! Ini sudah pagi."
"Bolehkah aku meminta bonus selama lima menit?"
Jin seketika membuka mata disaat pipinya terasa geli akibat gigitan gigi kecil milik Micha.
"MICHAAA ....!!" Jin meraih tubuh mungilnya lalu membawanya ke dalam dekapannya.
"Kau masih ingin tidur? Apa kau tidak malu pada putrimu sendiri?"
"Sssttt ... Kurasa kau iri pada Micha saja. Sini biar kupeluk juga." Jin menarik lengan y/n. Tubuh Micha diapit ditengah mereka.
"Jin,"
"Hem ..."
"Aku ingin berkunjung ke rumah Kak Hoseok."
"Besok akan kuantar."
****
Di ruang tengah, seperti biasa, Jin dan y/n duduk bersama sambil lalu menemani putri kecilnya bermain. Sejak tiga puluh menit yang lalu, kerjaan Jin hanya mengubah saluran televisi dengan remot di tangannya. Tapi perhatiannya beralih sesaat, ketika ia mengingat sesuatu.
"Y/n,"
"Mmm?" y/n sibuk menyuapi putri kecilnya.
"Coba kau bayangkan sesuatu dari apa yang aku katakan padamu."
Y/n mendongak memandang Jin. "Apa?"
"Di sana banyak bunga yang indah. Anginnya yang sepoi-sepoi," Jin memandang langit-langit ruangan, seolah sedang membayangkan sebuah pemandangan.
Y/n juga memandang langit-langit, seolah ia ikut ke dalam bayangan Jin saat ini. "Ehem." Ia mengangguk.
"Di sana juga terdapat sebuah kolam, airnya jernih sekali."
"Ya. Aku suka tempat itu."
"Di sana nanti tempat kita berlibur."
"Ya. Aku mau, aku ingin secepatnya kita berliburan ke sana."
Jin kembali menatap y/n, "menurutmu, di mana tempat itu?"
"Yunani!" jawab y/n antusias.
"Dari caramu menjawab, kau sudah seperti pernah ke Yunani saja."
"Memang aku pernah ke sana. Kau saja yang tidak tahu." Jawab y/n santai sambil menyuapi sesendok bubur ke mulut putrinya.
"Wah, kapan kau ke sana?" Jin membenarkan duduknya menghadap y/n. Ia memasang ekspresi seolah sedang kagum dengan apa yang dikatakan y/n.
"Tidak perlu menatapku seperti itu!" cetus y/n.
"Baiklah, memang kapan kau pernah pergi ke sana?" tanya Jin dengan lembut. Jin berpikir, mungkin beberapa tahun lalu ia memang pernah ke sana, waktu y/n bersama Jimin. Bisa saja 'kan?
Y/n menatap langit-langit kembali, seolah ia sedang mengingat sesuatu. Tatapannya serius.
"Malam itu,"
"Ya?" Jin fokus menatap mata y/n.
"Aku tertidur pulas di sebuah kamar."
"Lalu?" Jin mulai penasaran.
"Dan, aku bermimpi jalan-jalan ke Yunani, pemandangan di sana sangat indah. Aku benar-benar bisa menghayati mimpi itu." Y/n memejamkan matanya sesaat. Seketika air muka Jin berubah.
"Hah ... Sudah kuduga kau hanya bermimpi."
"Tapi setidaknya aku pernah ke sana, walau hanya dalam mimpi."
"Ya, ya. Terserah kau saja."
"Tapi ... Ayah!"
"Apa? Bicara saja aku ada di dekatmu."
Y/n mendekatkan wajahnya ke wajah Jin. "Memang, tempat yang tadi kau sebutkan itu di mana?" tanya y/n dengan penasaran.
"Di halaman belakang." Jawab Jin santai tak kalah menyebalkan sambil lalu berlalu.
Brug!
Sebuah bantal kecil mendarat di kepala Jin. Siapa lagi pelakunya jika bukan y/n. Dengan perasaan kesal dan bibir dimajukan, lagi-lagi y/n menyerang ayah muda itu. Bantal yang y/n lempar, kini hanya tinggal satu di tangannya, sedang Jin masih terus menjulurkan lidahnya keluar, mengejek. Y/n yang tak terima, ia segera bangkit mengejarnya sambil lalu memukuli dengan satu bantal di tangannya.
Jin tak ambil pusing, ia berlari mengitari sofa di ruang tengah, sambil sesekali menoleh ke belakang dan menjulurkan lidahnya kembali.
Micha yang melihat ayah dan ibunya berlarian mengitarinya, ia tertawa yang menampilkan dua gigi depannya dengan jari telunjuk dimasukkan dalam mulutnya.
"Aww!" kaki y/n tersandung kaki sofa, hampir saja ia jatuh dengan konyol di hadapan Jin, jika Jin tidak menangkap tubuhnya. Beberapa saat ruangan itu hening.
Memang, tingkah laku ayah-ibu muda itu lebih terlihat seperti anak remaja yang baru-baru berpacaran. Bagaimana tidak? Lihat saja tingkah laku mereka yang seolah tidak ingat jika ada manusia kecil yang sedang melihat kekonyolan mereka berdua.
Dasar!"Kasihan Kim Micha, sepertinya dia kurang beruntung memiliki orang tua seperti kalian!" ucap seorang wanita di ambang pintu yang memecahkan keheningan di ruangan itu.
Mata Jin dan y/n membulat setelah melihat wanita itu yang datang tiba-tiba.
"Ibu?" ucap keduanya.
Brug!
Jin melepas y/n hingga terjatuh. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mungkin karena merasa sedikit malu pada ibunya.
"Aduh ... Mengapa kau melepaskanku?" tangan y/n memegangi punggungnya yang sakit, sedang tangan yang lain diulurkannya pada Jin untuk meminta bantuan. Jin membantunya.
"Kalian sampai kapan akan terus bertingkah seperti anak kecil?" Ny. Jiyoo melangkah mendekati cucunya, lalu membawanya ke dalam gendongannya.
"Kami masih muda, Bu?" ucap Jin dan y/n bersamaan.
"Ibu, kau mau aku buatkan apa? " tanya y/n.
"Kopi saja."
"Jangang-jangan, kopi buatan y/n sama sekali tidak enak. Lebih baik aku pesankan saja."
"Hmm! Kau ini sudah keterlaluan." Y/n memukul Jin dari bantal.
"Aku bukan keterlaluan, aku hanya mengatakan apa yang harus aku katakan."
"Hem!!" Ny. Jiyoo berdeham untuk menghentikan perdebatan mereka yang mungkin tidak ada ujungnya.
Jin dan y/n mengalihkan pandangan. Melihat wajah datar ibunya yang sedang geram, mereka berdua langsung menunduk dan duduk bersebelahan di sofa.
"Mengapa ibu sendiri? Ayah ke mana? "
Ny. Jiyoo menghela napas, "kau ini memang anak durhaka. Ayahmu sedang sakit, tapi kau tidak menjenguknya."
"Apa! Ayah sakit? Tidak ada yang memberi tahuku."
"Iya Bu, akhir-akhir ini dia juga durhaka padaku." Ucap y/n dengan polos sembari menunduk.
Jin dan ibunya saling tatap satu sama lain, setelah mendengar perkataan y/n yang menurutnya sangat konyol.
Y/n yang menyadarinya mendongak, "Apa ada yang salah? "
"Tidak ... Kau benar! Benar sekali." Ucap Jin tersenyum mengejek.
______________________________________________
Vod vod vodd............
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]
Fanfic@Ji_Cyna.22619 (Belum direvisi) "Secepatnya ceraikan aku. Dan berbahagialah bersama wanita yang kau cintai." Warning! Cerita ini sangat bar-bar dan garing. _________________________________________