25f
V
O
T
E
D
U
L
UBaru baca
_______________________________________
"Kenalkan namaku Kim Y/n." Mengulurkan tangan padanya. Jelas aku menggunakan marga itu karena aku adalah istri dari seirang Tuan Kim.
"Yura." Ucapnya sembari menjabat tanganku.
*
Dia duduk, begitu juga dengan aku. Kami memulai membicaraan mengenai pekerjaan. Kurang lebih lima menit, ia mengangkat tangannya seperti memberi kode pada dua pria yang berdiri di belakangnya. Aku masih berusaha tenang saat dua pria itu berpindah tempat ke belakangku. Namun tak lama lagi wanita bernama Yura itu mengedipkan sebelah matanya sebelum kedua tanganku di ikat ke belakang kursi.
"Ada apa ini!?" Aku berusaha melihat wajah dua pria di belakangku, tapi perhatianku beralih ketika wanita itu beranjak dari duduknya. Ia mengeluarkan botol kapsul dari tasnya, lalu berusaha memasukkan beberapa kapsul ke dalam mulutku. Ia mencekam kedua pipiku saat aku membungkam mulut.
"Cepat telan!!" Ia menarik rambutku ke belakang sampai aku mengeluh sakit, dan ia memanfaatkan keadaan itu untuk memasukkan beberapa kapsul ke dalam mulutku.
"Siapa kau sebenarnya!!" Teriakku yang membuatnya semakin marah padaku.
"Lihatlah matahari itu," ia menunjuk ke arah barat dan tangan yang lainnya masih mencekam mulutku. Air mata sudah sejak tadi membasahi pipiku.
"Matahari itu akan tenggelam bersamaan dengan nyawamu." Lanjutnya.
"Sebenarnya apa salahku?" Tanyaku terisak tangis karena perutku sudah mulai sakit.
"Kesalahanmu hanya satu," ia mendekatkan bibirnya di telingaku. "KIM SEOK JIN." Lanjutnya dengan tegas.
"Kau tahu suamiku?" Tanyaku dengan bibir bergetar. Sungguh sangat sakit perutku saat ini, rasanya sudah seperti dikoyak-koyak.
"Ya, tentu saja. Karena Jin adalah kekasihku, dan statusmu di rumah itu tidak lebih dari babu." Cercanya diakhir kalimat. Namun aku mendengarnya sudah samar-samar. Keringat dingin bercucuran di keningku, ku yakini bibirku saat ini mulai membiru.
BRAKK!
Dia mendorong kursi yang ku duduki, hingga aku terjungkal. Aku berusaha bangun dengan tangan terikat. Namun gagal karena ia memendang keras perutku, kembali aku tersungkur hingga kepalaku berbenturan dengan tembok. Tidak cukup satu kali, ia kembali menendang perutku hingga berkali-kali.
"AAKHHHH.... SAKIIIIIIIIIITTTTTTT...!!!" Teriakku menggema saat ia menginjak perut buncitku dengan satu kaki yang bersepatu boot hak tinggi. Aku merasa ada sesuatu yang keluar di bawah sana. Harap-harap bayiku bisa bertahan.
"Rasakan ini, y/n!" Ia kembali menendang perutku. Sungguh, nyeri saat ini yang kurasakan. Dia sangat berambisi dan perutkulah yang menjadi sasaran utama. Ini benar-benar sakit.
Napasku jarang, kepalaku pusing, memori ingatanku seolah berputar, kejadian-kejadian di masa lalu menghantuiku. Mataku masih berusaha mencari keberadaan wanita jahat itu, sulit rasanya karena silaunya sinar matahari.
"Yura, tunggu pembalasanku." lirihku saat mataku melihat punggung Yura yang sudah menjauh dan sebelum akhirnya semua menjadi gelap bersamaan dengan hilangnya sinar matahari.
:
Aku membuka mata, hari sudah petang. Aku berusaha bangun walau rasanya tak sanggup untuk bernapas sekali pun. Tanganku masih terikat, aku menggesek-gesekannya ke benda yang se adanya di sana, aku berharap bisa terlepas. Dan, berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]
Fanfiction@Ji_Cyna.22619 (Belum direvisi) "Secepatnya ceraikan aku. Dan berbahagialah bersama wanita yang kau cintai." Warning! Cerita ini sangat bar-bar dan garing. _________________________________________