Part 19. undangan

1.7K 173 1
                                    


Vote dulu dong..

1 vote dari kalian= 1000 senyuman dari Author. Cihhh,,, bucin...

Ok. Jangan lupa vote yoooo

.

.

.

.

.

___________________________________

Author

Seorang pengusaha muda, sukses nan kaya raya, ia juga seorang produser. Kim Namjoon atau RM, ia akan menggelar pesta besar atas kesuksesannya. Ia mengundang Kim Seok Jin aktor yang selalu ia bangga-banggakan, dan ia tak lupa juga mengundang sahabat kecilnya yang sudah lama ia rindukan, Park Jimin.

:

"Produser mengundangku ke pestanya." Ucap Jin seraya memandangi surat undangan di genggamannya yang baru saja ia terima, ia masih bersenderan di ambang pintu.

"Coba kulihat." Yura menyambar undangan itu di tangan Jin yang kebetulan ia juga ada di rumah Jin.

"Aku ikut." Ucapnya setelah selesai membaca undangannya.

"Baiklah." Sahut Jin tersenyum manis. Detik berikutnya ia mendapat ciuman dari Yura.

:

"Haha ... Setelah sekian lama tidak bertemu, ternyata dia masih mengingatku." Ucap Jimin sembari mengibas-ibas undangannya ke tubuhnya sendiri.

"Kau dapat undangan dari siapa?" tanya y/n sambil menyeruput secangkir kopi di hadapannya.

"Dari sahabat kecilku." Jawab Jimin sambil terus memandangi undangannya.

"Oh iya, apa kau mau ikut?" imbuhnya.

"Tidak, itu kan acaramu bukan aku."

"Isi acaranya berpasang-pasangan, dan aku tidak tahu harus mengajak siapa?!"

"Memang apa acaranya?"

"Dansa bertopeng." Jimin menggigit ibu jarinya sendiri, ia sedikit malu saat mengatakannya.

"Haah?" y/n melongo. "Aku tidak tahu caranya berdansa."

"Gampang, aku akan mengajarkanmu." Jawab Jimin antusias. Y/n hanya menelan ludahnya kuat-kuat. Namun, menurut y/n setelah apa yang dilakukan oleh Jimin, ia merasa bahwa dirinya tidak akan mampu untuk balas budi. Lalu apa lagi yang bisa ia lakukan untuk Jimin. Ya ... paling tidak mengabulkan permintaannya saat ini.

"Baiklah, aku mau." Y/n menyanggupi ajakan Jimin yang dibalas senyuman oleh Jimin.

Y/n tengah belajar berdansa bersama Jimin, yang sesekali menginjak kaki Jimin. Gerakannya sangat kaku, bahkan bisa di katakan bahwa ia tidak bisa sama sekali.

"Mengapa kau tidak memiliki kekasih, Jimin?" tanya y/n sambil mengaut keringat di keningnya.

"Hem ... Aku tidak percaya dengan cinta." Jimim sembari menuangkan air mineral ke mulutnya.

My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang