Vote
Vote dulu lah
Vo
Te
V
O
T
E
D
U
L
U
L
A
H
😁
.
.
.
.
.
____________________________________
Usai dengan acara dansa perut y/n merasa tidak enak, ia mual-mual. Sambil menutup mulut dengan satu tangan, y/n menghampiri Jimin yang sedang ngobrol dengan yang lain.
Melihat keadaan y/n yang kurang baik, Jimin menjedah obrolannya. Perhatiannya sepenuhnya teralih pada y/n. Kedua alisnya terangkat ke atas hingga menimbulkan garis di dahinya.
"Somii, kau kenapa?"
"Jimin. Dimana toiletnya, aku sudah ingin muntah." Ujar y/n gelisah.
"Toiletnya di sana," Jimin menunjuk ke samping. "Mau aku antarkan?"
Y/n menggeleng. "Tidak perlu, aku bisa sendiri." Balasnya sambil berlalu. Y/n berjalan melewati tamu-tamu yang hingga ia juga sempat lewat di belakang Jin yang kini sedang antusias dengan kelanjutan acaranya. Rasa pusing juga melanda, y/n sedikit limbung dan tak sengaja salah satu seorang pelayan menabraknya hingga topeng y/n terlepas.
"Y/n?" Kagetnya setelah melihat wajah y/n. "Benarkan dia belum mati." Lanjut Yura menggeram. Ia bisa meihat y/n, sebab ia berada di belakang Jin untuk mengambil minuman.
"Maaf, Nona." Ucap pelayan.
"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Aku saja yang kurang hati-hati," sahut y/n tanpa menyalahkan. Ia kembali beranjak dan memakai topengnya bersamaan dengan sadarnya Jin akan adanya orang jatuh di belakangnya.
Jin menengok gadis bergaun merah yang sudah berdiri sempurna bahkan telah mengikat tali topengnya. Dilihatnya gadis yang kini telah beranjak dari tempatnya.
"Gadis hamil itu," gumam Jin kemudian beralih pada objek awal.
Yura membuntuti y/n dari belakang. Di depan toilet wanita, Yura berdiri sambil memegangi balok yang kebetulan ada di sekitar sana yang siap menghantam leher y/n. Masih terdengar suara mual-mual serta kucuran air dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]
Fanfiction@Ji_Cyna.22619 (Belum direvisi) "Secepatnya ceraikan aku. Dan berbahagialah bersama wanita yang kau cintai." Warning! Cerita ini sangat bar-bar dan garing. _________________________________________