Part 34.

1.7K 160 3
                                    

Vote dulu gaezz
------------------------------------------------------

Mereka berlari ke kamar mandi, lalu berdesakan berebut masuk di pintu kecil. Karena tingkah lucu mereka, Micha yang melihatnya tertawa.

Ayah dan ibu itu melongo sejenak, saat melihat putri kecilnya menertawakannya. Saling tatap, lalu menghela napas legah.

"Kau lihat! Dia menertawakan kita." Jin berkacak pinggang memerhatikan putri kecilnya.

"Ya. Sepertinya kita tadi terlihat konyol sekali di hadapannya."

"Ini semua juga gara-gara kau."

"Kau yang mulai duluan, Ayah!"

"Iya, Mom."

:

 Jin mencium kening Micha digendongan y/n, sebelum ia berangkat ke kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jin mencium kening Micha digendongan y/n, sebelum ia berangkat ke kantor. Memang beberapa bulan terakhir ini ia lebih fokus pada urusan kantor, dari pada dunia selebnya.

"Dadah ... Ayah!" y/n menuntun tangan Micha.

"Daddy!" Jin disamping pintu mobil.

Micha yang melihat ekspresi sang ayah, ia tertawa dengan jari telunjuk dimulutnya.

"Dia menertawakanmu."

Jin melambaikan tangannya pada Micha, lalu masuk mobil dan melajukannya.

Mobil Jin sudah menghilang dipandangan y/n.  Ia beranjak masuk rumah.

"Kita main di dalam saja ya, Sayang!"

Baru sampai di depan pintu. Y/n menoleh melihat mobil datang dan terparkir di depan rumahnya. Y/n berbalik, ia menghampiri mobil itu.

"Hai," ucap seseorang keluar dari mobil.

"Wah ... Ini mobil barumu?"

"Ya. Bagaimana, bagus 'kan?" tanyanya sambil mengusap rambutnya ke belakang.

"Bagus!"

"Hai, Micha!" sapanya sambil mencubit gemas pipi Micha.

"Untung kau mirip ayahmu, jika saja kau mirip ibumu, mungkin kau tidak secantik ini." Lanjutnya.

"Hati-hati jika bicara. Sudah, ayo masuk." Ajak y/n berlalu.

Mereka masuk dan duduk di ruang tamu.

"Apa aku boleh menggendong keponakanku?"

"Boleh saja."

"Sini, bersama Paman Hoseok. Paman tertampanmu."

"Hehh ... Kau ini."  y/n berlalu.

"Kau ingin aku buatkan apa?" tanya y/n.

"Teh manis saja." Jawab Hoseok merebahkan Micha dipangkuannya.

"Baiklah!"

Y/n dan Hoseok duduk bersebelahan. Hoseok menyeruput secangkir teh buatan adiknya itu, sambil lalu bermain dengan keponakannya.

:

Y/n mengalihkan pandangan, setelah merasa ada seseorang yang membuka pintu utama. Ia tercengang melihat Jin datang. Bukannya Jin baru satu jam di kantor. Lalu mengapa ia sudah pulang? Seharusnya ia pulang sore. Apakah ada yang tidak beres?

"Kau sudah pulang?" sapa y/n.

"Ya."

"Kau ada di sini?" sapa Jin pada Hoseok.

"Ya. Aku merindukannya." jawab Hoseok sembari mengangkat tubuh Micha.

Jin duduk di sofa tunggal, sambil lalu melepaskan jasnya. Lalu ia memijat pelipisnya, seolah banyak masalah yang sedang ia pikirkan. 

"Ada apa? Mengapa kau pulang pagi?"

"Tidak apa-apa. Hanya ada urusan kantor yang membuatku merasa bosan." Tutur  Jin.

"Oh,  kau ingin aku buatkan apa?"

"Teh manis saja."

"Baiklah!"

Y/n beranjak berjalan ke dapur. Namun ia merasa ada yang aneh. Ia kembali membalikkan badan, memerhatikan dua pria di sana dengan tatapan heran.

"Apa kau tidak menginginkan minuman lain?"

"Tidak. Mengapa?" tanya Jin.

"Mengapa kalian berdua sama-sama menyukai teh?" 

"Selain teh, memang kau bisa membuatkan apa?" tanya mereka berdua disertai dengan senyuman kecut. Y/n mendengus sebelum berlalu.

********

Penuh kelembutan, tangan y/n membelai rambut halus milik putrinya yang sudah terlelap. Senyum mengembang sempurna saat mata melihat mulut bayi yang masih sibuk mengedot.

Dua tangan kekar nakal yang melingkar begitu saja di perut y/n. Seseorang telah menyimpan dagunya di pundak y/n, yang mampu membuat si pemilik geli.

"Lihat putri kita, dia sangat lucu." Bisik  Jin.

"Ya." Y/n menatap dalam putrinya.

"Apa kau baru pulang? Mengapa aku tidak mengetahui kedatanganmu?" tanya y/n sambil membalikkan badan dan meletakkan tangannya di pundak  Jin.

Jin dengan piyama krem bermotif bear, dan y/n dengan piyama putih bermotif kitty yang tak kalah imutnya. Posisi mereka berdua saat ini seperti sepasang kekasih yang sedang ingin berdansa, tepat disamping ranjang bayi. Tanpa gerak tanpa kata, mereka hanya saling tatap satu sama lain.

"Apa kau tidak malu bermesraan di depan putri kita?"

"Dia sudah tidur." Lirih Jin mendekatkan wajahnya dan mencium sekejap bibir y/n.

Y/n tak merespon apa-apa, ia hanya membulatkan mata atas perilaku suaminya.

"Kau akan terlihat lebih cantik jika rambutmu terurai." Jin membuka aksesoris rambut yang y/n kenakan.

********

Di atas ranjang. Senyum indah merekah di bibir keduanya. Satu kaki Jin menopang kedua kaki y/n, tangan kanannya menggenggam erat tangan y/n, mata mereka saling tatap satu sama lain. Itulah posisi tidur mereka.

Tolong, kalian jangan berpikir yang macam-macam ....

"Apa kau tidak mengantuk?" tanya y/n.

"Tidak! Aku berencana ingin mengajak kalian liburan."

"Kemana?" y/n menautkan tangannya pada pipi  Jin.

"Nanti akan aku pikirkan." Jin menopangkan tangannya di tangan y/n, lalu mengecup kening y/n sebelum mereka memejamkan mata dan tertidur lelap.




______________________________________________

Udah vote gaezzz?

My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang