"Bagaimana y/n, apa kau senang?" tanya Jin setelah istirahat seusai bermain skat.
"Aku senang sekali. Aku yakin Micha juga senang."
"Ya. Kita sudah dua hari di sini, besok kita kembali ke Korea."
"Kita di sini baru dua hari Ayah, mengapa kau sudah mengajak kami pulang?" ucap Y/n memanja.
"Mom, minggu depan atau besok lusa kita kan bisa ke sini lagi. Kau seperti tidak tahu saja jika Daddy Micha ini punya banyak uang."
Y/n menggeleng." Terserah kau saja."
Memang benar kata wanita kemarin itu, jika mereka saking bahagianya sampai tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengintainya dari belakang.
"Besok mereka akan pulang, kerjakan tugasmu dengan baik. Kalau perlu, ikut sertakan juga bayinya ke neraka." Ucap wanita berkacamata hitam itu pada seseorang di ponsel, kemudian ia tersenyum miring.
:
Setelah berabad-abad di perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di Seoul. Memang lelah, dan kabar buruknya lagi y/n demam, mungkin karena ia tak henti-hentinya muntah, masuk angin, atau memang dia kampungan? Ah, sudahlah.
Dan, naasnya lagi, bahkan ini baru sampai di rumah tercinta, akan tetapi Jin telah mendapat panggilan dari kantor. Entah urusan apa itu, mengapa tidak bisa ditunda sampai besok.
"Hidup memang tidak seperti di novel, yang pekerjaan bisa di tunda sesuka hati oleh direktur."
Jin bersiap berangkat ke kantor. Ia menyempatkan diri untuk mengusap lembut kepala putrinya yang terlelap. Kemudian melenggang pergi.
Di kantor, Jin bertegur sapa dengan beberapa karyawan di sana. Ia melangkah mengarah ruangannya sampai manik matanya menangkap bayangan seseorang yang tak asing lagi baginya.
"Jungkook?"
Jungkook tersenyum menghampiri Jin. "Jin. Aku di sini sebagai sekretaris." Timpalnya sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Oh ya? Lalu aku harus bagaimana?" ujarnya dingin.
"Seharusnya kau ucapkan selamat padaku." Jungkook kembali membuka mulut.
"Heh... Terserah kau saja." Sahut Jin tak peduli sembari berjalan menuju ruangannya yang diikuti Jungkook.
"Jin, aku ingin mengajakmu."
Jin duduk di kursi kebesarannya. " Ke mana?"
"Ke konser. Ajak y/n dan Micha. Pasti mereka menyukainya."
Jin berpikir sejenak sebelum mengangguk mengiyakan ucapan sepupunya. Ia mengambil poster yang bergambar 7 member dari boyband terkenal di Negeri sana.
"Inikah boyband-nya?" tanya Jin memastikan. Jungkook mengangguk sebagai jawaban pada Jin.
:
"Y/n!" Ini sudah yang ke beberapa kalinya Jin memanggil y/n, namun ia tak mendapat jawaban darinya. Jin mencari-cari keberadaan y/n di setiap ruangan, dan akhirnya ia mengulas senyum ketika melihat sosok y/n di pinggir kolam dengan kedua kaki dibenamkan ke dalam air.
"Y/n!"
Y/n menongok ke asal suara yang memanggil-manggil namanya. Kemudian ia beranjak berdiri menghampiri sang suami yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Kau sudah pulang?" Sambutnya pada Jin sembari membukakan dasinya.
Jin hanya tersenyum, kemudian berkata, "apa kau suka konser?"
"Ya." Jawab Y/n antusias.
"Aku ingin mengajakmu untuk menonton konser."
"Oh ya? Kapan dan konser siapa?"
Jin memberikan poster yang memang sudah sejak tadi di pegangnya. Seketika mata y/n melebar, ia melompat-lompat kegirangan.
"Wow... BTZ. Apakah ini benar?"
"Ehem... Mengapa?"
"Kau tahu Jin, aku penggemar berat mereka. Apa lagi pada Jun." Ujarnya sambil membolak-balikkan posternya. "Kau kan seorang aktor, lalu mengapa kau tidak mengenal mereka?"
"Siapa yang bilang tidak mengenal mereka? Aku mengenalnya, mereka sangat terkenal. Hanya saja aku tidak tahu jika kau penggemar beratnya."
"Aku adalah ALMI."
"Ya. Aku tahu itu." Tukasnya berlalu. Y/n menyusulnya.
Jin membuka satu persatu kancing kemejanya. Rasa lelah tergambar di wajahnya, y/n yang mengerti segera bergegas ke dapur untuk mengambil secangkir teh hangat untuknya. Memberikan teh yang dibawakannya pada Jin sambil memperhatikan setiap Jin meneguknya.
"Bersihkan tubuhmu, akan ku persiapkan air hangat untukmu."
"Tidak perlu. Kau diam saja di sini." Cegah Jin sambil melangkah masuk kamar mandi.
Y/n diam menunggunya, tak lama kemudian pintu kamar mandi perlahan terbuka. Tampak sekali wajah segar Jin dari balik pintu.
"Besok aku akan syuting kembali."
"Mengapa? Bukannya kau sudah lama vakum dari dunia hiburan?"
Jin duduk di pinggir ranjang seraya memandangi y/n. "Ya, kau benar, dan semua itu aku lakukan karena sibuk dengan kerjaan kantor. Tapi produser Namjoon menawariku lagi dan dia sangat memaksaku, jadi, aku merasa tidak enak jika harus menolaknya terus. Aku terkenal karenanya," tuturnya mengakhiri pembicaraan.
Ya, kalian benar... Jin bukan tipe orang yang diistilakan kacang lupa pada kulitnya....
_________________________________________________
Thank's😉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is Worldwide Handsome [END/1]
Fanfiction@Ji_Cyna.22619 (Belum direvisi) "Secepatnya ceraikan aku. Dan berbahagialah bersama wanita yang kau cintai." Warning! Cerita ini sangat bar-bar dan garing. _________________________________________