<1>

685 43 5
                                    

Dibawah hujan yang deras, seorang wanita berumur sekitar tiga puluh tahun sedang berjalan ingin kembali ke rumahnya. Ia memakai payung berwarna kuning saat menyusuri gang demi gang untuk kembali ke rumahnya. Sonita, nama wanita tersebut.

Biasanya Sonita tidak melewati gang tersebut saat ia ingin pulang ke rumahnya setelah bekerja. Namun, hari ini hujan, terpaksa ia memilih turun dari angkutan umum di depan gang tersebut. Tepat di ujung gang ini, menghadap ke rumahnya. Jadi, lebih dekat jika ia pulang. Tetapi dia lebih sering langsung turun dari ojek di depan rumahnya, melewati jalan utama kompleks rumahnya.

Namun, sialnya hari ini hujan, jadi Sonita memilih menaiki angkutan umum atau angkot. Tentu saja angkot tersebut tak bisa masuk, Sonita pun turun di depan gang berurukuran kecil ini. Walaupun gang ini bisa dibilang luas, setidaknya muat untuk 3 orang berjalan berdampingan, tetap saja motor tak bisa masuk.

Sonita mempercepat langkahnya setelah ia melirik jam tangannya yang telah menunjukan jam setengah sepuluh.

"Aduh, pasti Nahal nungguin aku nih, aku harus cepat." Sonita mempercepat langkahnya. Namun, tiba-tiba ia mendengar tangisan seorang bayi.

"Sial. Inikan malam jum'at, kalo itu anaknya mbak kunti gimana." Sonita mempercepat langkahnya lagi dan lagi. Hingga suara itu betul-betul terdengar sangat jelas, hingga membuat Sonita tak mendengar suara hujan yang turun. Tepat disebelah tumpukan sampah ia melihat sebuah keranjang bayi dari rotan. Ia berhenti dan memilih melihat keranjang tersebut. Walaupun dirinya takut, ia tetap saja membuka penutup dari keranjang tersebut.

Betapa kagetnya ia melihat seorang bayi perempuan, tanpa busana dan hanya di selimuti oleh sarung batik.

"Ya Allah, siapa yang tega membuang anugerah-mu seperti ini." Sonita langsung melempar payungnya dan mengambil keranjang tersebut. Ia memilih kebasahan demi bayi yang baru ia temukan tersebut.

Sonita berlari, jarak ia menemukan bayi tersebut dengan rumahnya tidak lah jauh. Hanya sekitar setangah menit ia telah tiba di depan rumahnya. Rumah besar berwarna pink pastel, dan terdapat papan besar di depannya. Bertuliskan....

Panti Asuhan Sonita





...TBC...
|
|
|
Pendek? Ya biarin aja dulu ya, kan baru awal. Hehe... Maaf ya, soalnya q gatel sih mau buat cerita ini. Padahal yang satu belum selesai 😂

Semoga kalian suka ya sama cerita aku yang ini(yang satu juga harus dong😁)

Jangan lupa follow aku 💖

Ini Bunda Sonita

Ini Bunda Sonita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CLASSIC [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang