<28>

72 13 0
                                    

Kembali ke waktu sekarang.

Setelah Devan di introgasi oleh Om Satya, Devan memutuskan untuk pergi menjalani pemulihan. Waktu untuk pemulihan tidak begitu lama, hanya membutuhkan waktu setengah jam saja.

Setelah pemulihan, Devan pergi menemui Gani. Ia dan Gani sudah membuat janji untuk bertemu di sebuah kafe di dekat SMA mereka. Tak butuh waktu lama Devan sampai di tempat janjian dia dan Gani.

Setibanya di kafe tersebut, Devan masuk dan mencari Gani. Ternyata, Gani belum datang. Karena itu Devan yang memilih tempat duduk. Ia memesan segelas coffe americano, dan memainkan handphonenya.

Ia menunggu hampir 30 menit, bahkan kopinya sudah mau habis, tetapi Gani tak kunjung datang. Sejak tadi ia mencoba menelfon Gani, tapi ia tidak menjawabnya. Devan mulai merasa kesal, iapun memilih untuk kembali.

Tetapi, baru saja ia ingin beranjak dari kursinya Adrian dan Gery datang. Gani tidak bersama mereka. Devan hanya memasang tangan di dada, menunggu 2 orang itu melihatnya.

Setelah Adrian dan Gery mengetahui keberadaan Devan, mereka menghampirinya.
"Hai kak," sapa mereka serentak. Devan tak menggubris sapaan mereka.

Melihat Devan yang sudah kesal, Adrian dan Gery duduk di meja itu lalu kebingungan ingin memulai pembicaraan dari mana.

"Mm... Gini kak, Gani gak bisa datang-"

"Takut gue gebukin ato emang ada urusan tuh bajingan satu?" potong Devan.

"Kita gak tahu kak. Gani bilang dia gak bisa datang, ada urusan mendadak," jelas Adrian.

"Urusan apa sampe bisa ninggalin janji?" tanya Devan datar.

"Katanya ngikutin Nabi-" Gery langsung menutup mulutnya. "Eh maksudku-"

"Nabila? Adik gue? Ngapain dia ngikutin Nabila? Jawab bangsat!" bentak Devan terhadap dua orang di depannya yang sudah takut terhadap Devan.

Flashback on~~~

Gani and the geng tengah bersiap-siap untuk pergi ke kafe, tempat perjanjian Devan dan Gani. Mereka bertiga berencana akan memakai salah satu mobil milik Gani.

Setelah mereka semua siap, mereka naik ke atas mobil dan menjalankan keluar dari rumah Gani. Saat mobil Gani baru saja keluar dari pagar rumahnya, ia tertuju pada 2 orang yang tengah lewat di jalanan depan rumahnya-rumah Gani berada di samping jalan raya.

Gani melihat Farhan dan Nabila sedang berboncengan dan ia tak tahu mereka berdua akan pergi kemana. Tanpa basa-basi Gani turun dari mobilnya dan mengambil sembarang motor yang tengah terparkir-yang memiliki kunci-lalu mengendarainya mengejar Nabila dan Farhan.

"Anjir. Lo mau kemana woi!!" teriak Gery dari balik jendela mobil.

"Gue gak jadi ketemu Devan," balas Gani. Ia melajukan motornya dengan sangat kencang untuk mengejar Farhan dan Nabila.

Flashback off~~~

Dengan paksa Adrian menceritakan segalanya kepada Devan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Gani, dan alasan mengapa ia tidak jadi datang ke tempat janjian Gani dan Devan.

"Kenapa Gani mengejar Nabila? Apa hubungannya?" tanya Devan penasaran.

"Mm... Kak. Kita harus balik, ada uru-"

Bruk

Adrian yang baru saja ingin membalikkan badanya sudah di dorong oleh Devan. Gery yang melihatnya hanya bisa membatu.

Karena Devan tak ingin menarik perhatian, mereka bertiga pergi kebelakang kafe tersebut untuk melanjutkan perbincangan mereka.

"Jelasin!!" Gery dan Adrian masih membatu walau sudah di bentak oleh Devan.

"Jelasin gak! Atau lo berdua bakal babak belur kalo gak mau jawab! Jawab cepetan njing!" teriak Devan mengancam.

Dengan ragu Gery menjawab, "Gani sudah nandain Nabila untuk jadi target selanjut-"

Sebelum Gery menyelesaikan perkataanya, sebuah pukulan telak menghantam perutnya. Ia pun terdorong cukup jauh, dan merintih kesakitan akibat pukulan Devan.

Belum selesai disitu, Devan memiringkan sedikit badannya dan memukul wajah Adrian dengan keras, Adrian kehilangan keseimbangan dan ia terjatuh. Darah mengalir keluar dari hidung milik Adrian. Dan Gery mengeluarkan darah dari mulutnya. Mereka berdua memamg salah mencari lawan seperti Devan.

~•~

"Lo di suruh sama kak Elena jemput gue ya?" tanya Nabila di belakang Farhan.

"Gak," datarnya.

"Terus kok lo bisa ada di depan....aw!" Nabila menghantam helm milik Farhan dengan cukup keras. Ternyata mereka sudah tiba di rumah sakit.

"Lo gak apa-apa?" tanya Farhan datar melihat ke arah Nabila. Nabila hanya menggeleng pelan sambil mengusap kepalanya.

Mereka berdua turun dari motor. Dan berjalan memasuki rumah sakit.

"Sorry, tadi gue lupa bawa dua helm." Farhan mengelus pelan kepala milik Nabila.

Tanpa Farhan sadari pipi milik Nabila memerah.

TBC
|
|
|
Puas?

Eh...Q ad niat buat rombak cast?
Setuju gak?

Comment. Vote juga.

So ya, See ya✨

CLASSIC [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang