<9>

155 18 0
                                    

Nabila kaget melihat Rara tertawa terbahak-bahak di belakang. Padahal mereka bertiga telah mengalami kecelakaan. Walaupun tak parah, Nabila sedikit terluka di kepalanya, hanya lebam.

"Ra! Sempat-sempatnya lo ketawa di situasi kayak gini Hah?! Ada yang lucu?" Nabila berteriak kepada Rara yang mulai meredakan tawanya.

"Kak" Nahal berbalik melihat Rara

"Kakak ke inget masa lalu ya? Sampe ampir nabrak kucing gitu. Hahaha.... " Rara hanya melanjutkan tawanya. Pipi Nahal memerah mendengar Rara. Ia sangat malu jika mengingat masa lalunya.

Kita mundur kebeberapa tahun yang lalu. Saat Rara masih SMP, Rara memiliki teman yang sangat cantik dan lugu. Rara, Nabila, dan cewek tersebut sudah bersahabat dari TK. Saat itu Nahal sudah kuliah.

Dan ia tahan menjomblo selama hidupnya. Hingga sebuah peristiwa menimpa Rara. Rara di teriaki habis-habisan oleh kakak kelasnya karena dekat dengan salah seorang cowok yang sangat terkenal di sekolahnya.

Maklum lah, masih zamannya cinta monyet. Tetapi, Rara tak pernah menyukai cowok yang di maksud oleh semua temannya tersebut. Hingga pada suatu saat Rara di pojokkan oleh kakak kelasnya dan harus mengaku siapa yang ia sukai.
Dan Rara hanya menyebut nama Nahal.

Keesokan harinya Rara dan Nabila di antar oleh Nahal. Nahal turun membukakan pintu untuk Rara, karena Rara membawa sebuah kerajinan. Maka karena itu Rara tak bisa membuka pintu mobil. Dan kakel yang suka menggibah tentang cowok yang di suka oleh Rara, seketika membatu saat melihat ketampanan Nahal. Padahal beda 8 tahun.

Terdapat 5 orang kakel pada saat itu, langsung mendekati Nahal dan menyodorkan kata bahwa mereka ingin menjadi pacarnya. Bagi Nahal yang tak pernah pacaran, hanya merasa malu dan tentunya sedikit geli.

Dan setelah kejadian itu semua, Rara memutuskan tidak akan memiliki pacar sebelum Nahal punya pacar.

¤¤¤¤¤

Mereka bertiga melanjutkan perjalanannya kembali ke Kompleks Athena. Kompleks dimana Panti Asuhan dan rumah Rara berada. Rumah Rara tepat bersebelahan dengan Panti Asuhan.

Sesampainya di Panti Asuhan, Nahal mengobati kepala Nabila yang sedikit lebam akibat benturan. Nahal dan Nabila sedikit berdebat saat berada di ruang kesehatan. Nabila kembali marah saat mengingat kakaknya ini membuatnya terhantam sangat keras ke kaca mobil. Nahal hanya meminta maaf berulang kali.

Mereka berdua berbaikan saat makan malam, karena Bunda Sonita melihat mereka saling diam. Biasanya pada saat makan malam, Nahal dan Nabila lah yang tidak punya tata keramah. Setelah selesai mereka semua kembali ke kamar masing-masing.

Keesokan harinya di hari yang cerah. Jam 06:02 Nabila sudah siap untuk ke sekolah. Namun, Nahal masih terlelap. Nabila berlari menuju bangunan sayap barat dan menghampiri kamar Nahal.

Rumab Sonita sangatlah besar,tapi Panti Asuhannya tak terlalu ia perlihatkan. Rumah besar ini di bagi menjadi 3 bagian, bangunan sayap timur, tempat untuk anak panti perempuan. Bangunan sayap barat, untuk anak panti laki-laki. Dan bangunan tengah, disebut bangunan utama. Di sini lah semua ruangan penting berada. Mulai dari ruang makan, ruang kesehatan, ruang nonton-yang ini lebih mirip bioskop, ruang kumpul, dan kamar dari pengurus panti utama dan kamar Bunda Sonita. Fasilitas panti asuhan ini sangatlah lengkap, lapangan belakang sangat luas, jadi ada kolam renang, lapangan basket, dan trampolin. Untuk kehidupan ekonomi di rumah ini, Bunda Sonita tak pernah kekurangan. Di panti asuhan sekarang ada 10 anak. 5 perempuan dan 5 laki-laki.

"KAK NAHALLLL! "Nabila telah menggedor gedor kamar terbesar di sayap barat tersebut. Kamar milik Nahal adalah yang terbesar di sayap barat. Sedangkan di sayap timur, kamar Ilya yang paling besar.

"Lagi apa Bil? Kok teriak teriak? " Ilya, anak panti ke dua. Sedang menjemput anak panti lain agar turun sarapan.

"Eh.. Kak Ilya. Ini nih, kak Nahal gak bangun. Kemarin dia bilang ada rap-" belum sempat ia selesai bicara, Nahal dari dalam kamar berteriak.

"Astaga! Ada rapat. Nabilaaaaa! " Ilya dan Nabila yang mendengarnya hanya tertawa.

"Hai Jon. Sebentar ada jadwal?? Kalo gak, makan es krim yok" Nabila kini mengajak bicara dengan anak lelaki yang sedang digenggam tangannya oleh Ilya. Jon, anak termuda dipanti.

"Es krim? Mm... Bunda gak akan marah kan sama Jon? Kata bunda Ita, Jon gak boleh makan es krim kak bilbil" dengan imutnya Jon membalas Nabila. Nabila gemas lalu mencubit pipi Jon.

"Kak! Pulang nanti makan es krim ya?"

"IYAA! " teriak Nahal dari dalam

"Tuh kan. Kak Nahal aja udah bilang iya, jadi gak papa kok. Kak Ilya juga ikut ya? " Nabila menunggu jawaban Ilya dengan memperbaiki tataan rambutnya.

"Gk bisa Bil. Gue ada tugas di kampus. Gue udah semester 6 jadi udah sibuk. Maaf. Ajak si Witry aja. Jurusannya lagi santai di tanggal kayak gini. Tapi semalam dia nginep di asrama. " Nabila awalnya manyun mendengar penolakan Ilya, tetapi ia teringat dengan Witry.

"Ok kak. Jon jangan lupa siap siap ya. Nanti Kak Helen yang antar ke toko es krim" Jon mengangguk dan turun bersama Ilya. Nahal yang keluar langsung menatap sinis Nabila.

"Kamu ngapain nyebut nama Helena?" tanya Nahal dengan wajah datarnya.

"Nanti kak Helen yang antar Jon ke toko es krim. Kita berdua ama Rara jemput kak Witry dulu di asrama kampusnya. Lalu kita berempat ketemu Jon ama kak Helen di toko es krim. Gitu. " Nabila menjelaskan panjang lebar sambil memperbaiki dasi Nahal.

"Tau deh Bil. Penjelasan kamu ribet. " Nahal sudah berjalan menuju gedung utama untuk sarapan dengan anak panti lain.

"Kenapa kakak kaget gitu dengar nama kak Helen? " mereka berdua sudah sampai di meja makan.

"Gak papa" Nahal sudah mulai mengambil roti lapis yang ada di atas meja untuk dia makan.

Saat mereka tengah asik makan. Nabila tiba-tiba berteriak ke salah satu perempuan yang ingin masuk ke dapur.

"Kak Helen! " teriakan Nabila sontak membuat Bunda Sonita melotot. "Eh.. Maaf Bun. Aku udah selesai makannya. Aku kesana dulu ya" Nahal yang duduk di sebelah Nabila hanya menggeleng.

"Kak"

"Kenapa Bil?" Helena atau yang lebih sering di panggil Helen.

"Gini kak. Entar makan es krim yuk? Kakak antar Jon ke toko es krim Rabbit di dekat kedai coffe kesukaan ku. Kakak tau kan? " Helen berusaha mencerna terlebih dahulu apa yang di katakan oleh Nabila. Lalu ia mengangguk saat ia sudah paham betul.

"Oh iya kak. Sekalian ajak kak Sasa"

"Kayaknya Sasa gak bisa deh. Dia lagi banyak urusan, karena adiknya baru masuk sekolah. " Helen menjawab dengan sangat lembut.

"Ya udah deh gak papa. Nanti jam 5 ya kak. Bye... " Nabila buru-buru saat melihat Nahal berdiri dari tempat duduknya dan ingin keluar. Nabila segera menyusul Nahal.

...TBC...
|
|
|
Guys. Kalo kalian bilang ini pendek. Sumpah q gak hbis pikir ama klian. ini aja tuh jumlah katanya 3 kali dari biasa. Karena kemarin gak up, jadi hari ini panjang lah ya😅

Jangan lupa Vote dan Comment ⚛️

Thank You 💙

CLASSIC [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang