"MORNING MY CLASS!" teriak Farhan. Farhan tidak menyadari bahwa di dalam kelas tersebut telah ada penghuni lain. Eh, murid lain maksudnya.
Ketiga sahabat tadi ini langsung tertawa bersamaan. Farhan yang mendengar tawa Nabila, Rara, dan Raya, seketika mengubah sudut pandangnya menuju tiga gadis yang tengah berkumpul tersebut.
"Lo pikir ini kelas cuman lo doang hah? Teriak kek orang gila gitu. Keras banget lagi. Telinga gue udah mau budek nih. Hahaha... " Rara membuat raut wajah Farhan yang tadinya terkembang sebuah senyuman seketika menjadi datar kembali dan kosong seperti gurun pasir.
Farhan menuju kursi miliknya. Raya yang melihatnya langsung menyikut Nabila dan menatapnya.
"Iya, itu anaknya yang ambil bangku gue." Nabila membaca arti tatapan Raya.
"Yang namanya Nabila di panggil sama Pak Nahal" beo Farhan. Nabila yang mendengar namanya di sebut hanya datar dan melangkah keluar kelas, Rara dan Raya ikut keluar.
"Suek. Malu banget gue anjir. " Farhan berkata pada dirinya sendiri. Dan mengeluarkan buku pelajarannya dan membacanya.
Nabila yang sudah ada di hadapan Nahal kini hanya menunggu kakaknya ini berbicara.
"Jon gak bisa makan es krim nanti. " Nabila seketika membulatkan matanya dan bertanya.
"Lah? Kok gitu sih kak. Kenapa? dia ada jadwal lagi ya? " tanya Nabila. Nahal hanya mengangguk.
"Kakak yang antar? " Nahal kembali mengiyakan. Rara dan Raya yang bingung, apa yang sedang di bicarakan oleh kakak beradik ini. Hanya mendengarkan saja.
"Yah... Gak jadi deh. Ok lah. " Nabila sudah lebih dulu membalik badannya. Namun, langkahnya terhenti saat Nahal memberitahunya sesuatu.
"Jon bisa pergi. Tapi jam 7 malam nanti. Tapi aku gak bisa jemput kamu di panti. Jadi nanti pergi sendiri ya? " Rara yang mendengar kata tak bisa dari Nahal langsung menyahut.
"Kak, aku nanti pulang sama siapa? " tanya Rara.
"Ama aku aja Ra. Kan aku lewatin rumah kamu. Nabila juga ikut. " Seketika Rara dan Nabila mengangguk pertanda setuju. Nahal pun mengangguk.
Mereka bertiga masuk ke kelas dan melanjutkan aktivitas belajar di kelas. Hingga bel pulang berbunyi. Kelas 11 IPA-1 sudah berkerumun keluar dari kelas. Di kelas hanya menyisakan Nabila yang sedang membereskan alat-alat kelas, Rara yang menunggu Nabila, Raya yang mambereskan alat tulisnya dan Farhan yang tengah menulis sesuatu.
"Bil kita keluar deluan ya. Sekalian katanya Raya mau singgah di perpus dulu. " sahut Rara. Lalu beringsut keluar bersama Raya.
"Mmm... " gumam Farhan
"Mmm.. "
"Mmm..." Nabila kini berbalik dan menatap Farhan."Lo kenapa? Nelen kursi? " canda Nabila. Nabila melangkahkan kakinya ingin keluar kelas. Tetapi, langkahnya terhenti saat seseorang menahan tangannya. Saat berbalik ia melihat Farhan sedang mengggenggam tangannya.
"Gue mau minta bantuan. "
"Apaan? Cepet ngomong gue buru-buru nih" Nabila melepas tangannya dari genggaman Farhan.
"Bantuin gue cari alat-alat ini" Farhan menyodorkan sebuah kertas yang berisikan tulis tangan dari Farhan.
"Nih anak emang gak tau apa-apa ya? Tapi kok dia pinter sih ngerjain soal ulha dari Bu Widya tadi? Tulisannya juga bagus. Untung nih anak ganteng. Kalo gak gue udah keluar gak peduli" batin Nabila.
"Lo mau kan bantuin gue? " Farhan bertanya dengan muka datarnya.
"Iya. Emang kapan mau pergi belinya? "
"Sekarang juga boleh. "
"Sekarang ya...." Nabila menggantung omongannya, lalu melamun sejenak.
"Kalo gue pergi sekarang dan pulang jam 7. Gue bisa langsung ke toko es krim dong. " batin Nabila.
"Ekhemm... " deham Farhan, memecah lamunan Nabila.
"Oh ok boleh kok. Tapi bentar gue kasih tau temen gue dulu" Nabila kini mengambil hp nya dan menelfon Rara. Rara tak banyak tanya dan hanya mengiyakan. Nabila lalu menutup terlfonnya.
Setelah menelfon Rara, Nabila berjalan keluar. Dan Farhan hanya mengikutinya. Sampai di tempat parkir Nabila tak melihat lagi mobil Nahal dan tak melihat tanda-tanda temannya. Nabila menghembuskan nafas lega. Pasalnya, jika Rara dan Raya masih ada di sekolah dan melihat Nabila sedang bersama Farhan, mereka akan menjadikan hal tersebut bualan di kelas keesokan paginya.
Farhan telah mengendarai motornya dan berhenti di depan Nabila. Nabila naik tanpa di persilahkan. Keduanya kini menuju Gramedia untuk membeli yang dibutuhkan oleh Farhan.
...TBC...
|
|
|
Gak usah panjang2 penutupannya 😶Kalian jangan lupa Vote. Harus!
Kenapa harus? Karena, kalo kalian udah sampai sini berarti kalian udah enjoy cerita q 😐 (PD amat neng)
Ya udah sih. Apa susahnya tekan bintang di pojok kiri🙁
Thank You💙
^684 Words^
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC [Completed]
Teen Fiction[BANTU 1K VOTES YA] Hanya kisah cinta yang CLASSIC. Dua insan yang tak pernah menginginkan untuk bersama. Tapi malah terjerat di takdir tuhan yang tak terduga. #1 in coldhearted (25-08-2019) #1 in pembacaindonesia (25-08-2019) #5 in yatimpiatu (14...