<34>

58 15 3
                                    

Setelah pembicaraan yang singkat antara Bunda Sonita dan Nabila, Nabila langsung menelfon semua sahabatnya, yang tak lain hanya Rara dan Raya.

Setelah menelfon mereka berdua, Nabila menghela napas lega, karena kedua dari temannya bisa ikut untuk pergi berlibur besok. Dan saat hari mulai gelap, makan malam segera dilaksanakan.

Sepanjang makan malam, pikiran Nabila terganggu di meja makan. Ia bahkan kadang melamun tiba-tiba, dan ditegur oleh Nahal. Lalu lamunannya terbubar dan ia kembali fokus pada makanannya.

Dan saat makanan penutup datang, Helena membawa makanan penutup dan memberikannya ke semua anak panti, lalu ia duduk di kursinya. Beberapa saat Helana masih terfokus ke makanannya, lalu perhatiannya terfokus ke Nabila.

"Tadi aku tanya Sasa jika saja ia mau ikut. Tetapi, ternyata ia tak bisa," ucap Helena pelan. Nabila yang mendengar itu secara diam-diam, dan ia tampak kecewa.

"Tapi, Farhan akan menggantikannya besok." Nabila membelalak ke Helena. Lalu, Helana mengangguk cepat membalas tatapan aneh milik Nabila.

"I love you, 3000 kak," ucap Nabila, lalu ia menyuapkan sesendok dessert miliknya pada Helana kemudian berlalu pergi.

Semua orang di meja makan yang tidak tahu apa yang terjadi hanya menatap kepergian Nabila dengan kebingungan. Malam itu berakhir dengan tenang.

~•~

Sang surya telah muncul kepermukaan dan membangunkan Nabila yang terkena cahayanya. Dengan raut wajah yang masih terlihat mengantuk ia memaksakan dirinya untuk bangun. Jam menunjukkan pukul 6:30, ia segera bergegas menuju kamar mandi dan bersiap-siap.

Mereka sebanarnya akan pergi ke pantai jam 8. Tapi, Nabila bangun cepat karena ia belum menyiapkan barang-barang yang ingin ia bawa kesana. Ia selesai mandi dan bersiap-siap satu jam kemudian, ia mempercepat langkahnya dan mempersiapkan segalanya.

Saat ia tengah sibuk mempersiapkan barang miliknya, ponselnya berdering, ia segera mengambilnya dan menjawab telfon yang masuk.

"Iya?" tanyanya yang tengah sibuk beberes.

"Gue ada di luar nih, pintu belom kebuka. Turun gih sini buka in!" pinta suara cowok yang sangat Nabila kenali. Ia panik dan melihat layar ponselnya, ia mengira bahwa salah satu sahabatnya lah yang menelfon ternyata itu adalah Farhan.

"Eh...gue lagi sibuk," beonya.

"Lagi ngapain sih?" Mereka malah tenggelam kedalam obrolan mereka sendiri.

"Lagi beresin barang ini Han," jawabnya paksa.

"Ya udah sih, turun aja dulu sini Bil." Nabila terkejut dengan kata terkahir yang dikatakan oleh Farhan, ini pertama kalinya Farhan memanggil namanya dengan nada yang akrab.

Ia segera menutup telfon dari Farhan, dari lari turun kebawah untuk membukakan pintu.

"Tihati kenapa sih. Jatoh nanti gimana?" Farhan masuk setelah dipersilahkan oleh Nabila yang jelas tampak ngos-ngosan.

"Gue naik lagi, masih ada barang yang mau gue rapihin. Bentar," ucapnya. Lalu Nabila berlari menyusuri tangga dan masuk ke kamarnya.

Dua menit sebelum jam delapan tepat, Nabila kembali dengan membawa tas piknikny yang tidak begitu besar. Farhan yang melihat Nabila kesusahan langsung bangkit dari duduknya dan membantu Nabila.

"Gue kirain bawa koper lo, ampe nyiapin aja lama banget," celoteh Farhan.

"Maaf." Nabila hanya mengikut dari belakang. 

Sesampainya mereka di bawah, hampir semua orang telah berkumpul. Bahkan Rara juga sudah siap di tengah kerumunan anak Panti, ia malah sibuk bermain dengan Jon.

Suara mobil terdengar dari luar membunyikan klaksonnya, Nabila dan Rara berlari ke arah luar dan melihatnya, dan dugaan mereka benar itu adalah Raya. Ia membawa mobil sendiri, ia belum begitu lincah tetapi ia bisa mengendarainya jika hanya dari rumahnya ke panti-rumah mereka hanya berbeda satu blok.

Rara dan Nabila berlari menghampiri Raya yang sudah turun dari mobilnya.

"Kok lo bawa mobil sendiri Ya?" tanya Rara.

"Ya aku pikir nanti ada yang mau jadi supir kita dari sini, tapi kayaknya gak-"

"Gue aja," sela Farhan. Raya yang melihat Farhan di kerumunan sedikit terkejut.

"Ok, that's cool." Mereka berempat memasukkan barang mereka satu persatu.

Dan semua orang pun sudah siap untuk berangkat, rombongan Nabila berada paling depan. Jadi mereka berinisiatif untuk pergi lebih dulu.

Farhan masuk dan duduk dibalik kemudi mobil. Rara masuk ke jok belakang, Nabila yang baru saja ingin masuk di jok bagian depan langsung di tepis oleh Raya.

"Bil aku mabok kalo di tengah, kamu aja ya?" tanya Raya dengan nada memelas. Nabila hanya mengangguk dan mengalah, walaupun dia sangat ingin duduk di samping pacarnya sendiri.

TBC
|
|
|

Hm?!

So ya, see ya✨

CLASSIC [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang