<53>

50 9 8
                                    

Hari ini sudah sedekah belum?
Kalo belum vote yuk sebelum baca biar gak lupa:) Sekalian sedekah.

Kalau ada typo atau kesalah komen ya:)

Happy Reading my lovely readers
~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~

"Bil, jadi gimana nih? Lo beneran adiknya kak Devan?"

"Come on. Cerita dong!"

"Nabila ini beneran?"

"Omg, gua gak nyangka sumpah."

"Padahal kalian cocok kalau pacaran."

"Bil, ngomong dong!"

Nabila kini sedang dikelilingi oleh teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nabila kini sedang dikelilingi oleh teman-temannya. Tadi, saat ia baru saja kembali dari auditorium bersama Farhan, semua pasang mata langsung menatap Nabila. Terutama kaum hawa yang haus akan gosip.

Nabila melangkahkan kakinya ke bangku miliknya, dan para temannya mengikuti dari belakang. Ia duduk dan membiarkan temannya mengerubunginya. Hingga ia pasrah dan hanya menempelkan kepala ke atas meja mendengar semua lontaran dari temannya tentang dirinya. Ia hanya memanyunkan mulutnya menatap kertas di depannya.

Brak. Nabila bangkit dan menggebrak meja. Membuat seisi kelas melirik dirinya.

"Tuhkan gue ampe lupa anjir. Hari ini gak ada guru yang masuk," kata Nabila sambil melirik seisi kelas yang bersorak bahagia.

"Tapi..." satu kelas terdiam menatap Nabila.

"Ada tugas dari Bu Widya. Tugas ini dalam bentuk kertas selembar, jadi lo semua harus kumpulin hari ini. Gak ada yang keluar kelas sebelum bel istirahat bunyi, atau...nama lo gue tulis! Ngerti gak?!" Suara Nabila lantang menggema ke seisi kelas.

"Huh...iya in," keluh sekelas.

Nabila beranjak dari bangkunya dan membagikan kertas yang telah dititipkan oleh Bu Widya kepadanya sebagai ketua kelas. Semua temannya lantas duduk dengan tenang dan mengerjakan tugasnya dengan damai. Kelas ini langsung terasa sepi.

Raut wajah dari kelas itu berbeda menatap kertas yang ada di depannya. Ada yang memijat pelipisnya sambil memicingkan mata. Ada yang membelalak. Ada juga yang hanya membuang nafas kesal.

"Bil ini soal kuis?!" tanya siswi yang duduk di bangku paling depan mendongak ke belakang dimana Nabila duduk. Nabila hanya menggidikkan bahu. Temannya hanya berdecak sebal.

Ujung-ujungnya sekelas hanya mengerjakan soal itu dan tetap diam di kelas menunggu bel istirahat. Semua siswa fokus mengerjakan soal.

Beda dengan Nabila yang sudah selesai lebih awal. Ia hanya melakukan hal konyol mengisi kekosongannya.

"Aish...gak bisa kekantin," manyun Nabila. Padahal, yang menetapkan peraturan tidak bisa keluar dari kelas adalah dirinya sendiri. "Kenapa gak masuk sih. Arg...gue bosen," ucap Nabila sambil menendang-nendang mejanya. Membuat Farhan yang duduk di belakangnya tertawa kecil.

CLASSIC [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang