Setelah berbicara dengan Nofal, Devan memilih pergi ke kamar inap bunda Sonita. Saat ia mengetuk pintu, yang membukakan pintu tersebut adalah Nabila. Nabila yang melihat Devan di depan pintu tersebut, terkejut dan langsung menutup pintu kembali. Kini Nabila dan Devan berdebat di depan pintu tersebut.
"Lo kok kesini sih?" kesal Nabila.
"Lah. Kok nanya kek gitu, kan gue kesini mau jenguk Bun-"
"GAK BOLEH!!" bentak Nabila, memotong bicara Devan.
"Lo kok teriak-teriak kek gitu sih Bil. Kan gue mau jenguk Bunda. Gak usah marah-marah kayak gitu dong." Devan menaikkan nada bicara, tak kalah kencang dari Nabila.
"KALO GUE BILANG GAK BOLEH. YA GAK BOLEH VAN!!" Nabila benar-benar emosi sekarang.
"Serah deh Bil. Gue nyerah." Devan baru saja ingin pergi, tiba-tiba Nahal keluar dari kamar tersebut.
"BIL!!" teriak Nahal. "Ini rumah sakit, kenapa marah-marah sih?" tanyanya.
"Ini kak-" baru saja Nabila ingin menjawab pertanyaan Nahal, Nahal kembali berbicara saat melihat Devan.
"Eh......Devan. Bunda emang gak salah dengar ya, Bunda nyuruh kamu masuk. Ayo." Nabila yang mendengar ajakan Nahal kepada Devan,seketika melotot. Devan mengikuti perkataan Nahal. Nabila benar-benar kesal, dan ia hanya bergumam-gumam terus menerus saat Devan masuk.
Nahal yang menyadari Nabila masih ada diluar, berbalik dan memanggil Nabila.
"Ayo masuk. Kok masih diluar." Saat Nahal melangkahkan kakinya ingin memasuki kamar tersebut, Nabila menahan Nahal."Kakak tau kan masalah Devan ama Bunda. Kok Devan di izinin masuk, kalo Bunda kenapa-kenapa bagaimana." Nabila memasang wajah memalas super lucu.
"Hayo.... Yang dulu bilang cuman sayang sama Devan siapa hayo. Kok sekarang malah ngehakimin Devan sih. Dan juga ya Bil, Bunda yang nyuruh Devan masuk. Kalo dari sisi aku sih, pasti aku juga akan larang Devan buat masuk. Udah lah, lupain aja. Ayo masuk."
Mereka berdua pun mantap memasuki kamar tersebut kembali. Saat Nabila baru saja memasuki kamar tersebut, ia melihat Bunda Sonita tiba-tiba tersenyum secara paksa.
'Gue yang salah lihat aja kan?' batin Nabila.
Bunda Sonita dan Devan hanya berbincang-bincang ringan. Bunda Sonita terus menerus memperlihatkan senyuman di wajahnya, hanya untuk Nabila. Walau sebenarnya, Bunda Sonita masih marah terhadap Devan.
Saat Rara mulai mengeluh ia capek berada disana, Bunda Sonita menyuruh Nabila dan Rara pulang. Nahal lah yang akan menemani Bunda Sonita malam ini. Devan ikut Nabila dan Rara, dia yang akan mengantarnya pulang.
Bunda Sonita ingin memeluk Devan, Devan menerima ajakan Bunda Sonita. Tetapi, saat Bunda Sonita memeluk Devan, ia membisikkan sesuatu.
"Kamu jangan macam-macam. Jangan pikir hanya karena saya menerima kamu kembali di rumah, kamu jangan salah paham. Dan Devan berterima kasih lah kamu ke Om Satya. Andai bukan karenanya, kamu pasti lagi di penjara di sekarang." Setelah itu Bunda Sonita melepaskan pelukannya, dan kembali tersenyum. Devan hanya memasang muka datar mendengar hal tersebut. Ia pun tau, bahwa harusnya ia tak kembali.
Devan hanya membisikkan satu kata kepada Bunda saat ingin keluar, kata Maaf. Bunda Sonita sedikit terkejut, akan apa yang dikatakan oleh Devan. Tetapi, ia belum sepenuhnya percaya kepada Devan.
Setelah mereka bertiga keluar dari rumah sakit, mereka langsung pulang menuju Panti. Saat sampai di Panti, Rara langsung tertidur di kamar milik Nabila. Nabila hanya berdecih kesal atas kelakuan sahabatnya. Sedangkan, Devan telah lebih dulu, bernostalgia dengan kamarnya.
Nabila yang ingin istirahat tiba-tiba ingin makan es krim, ia pun pergi keluar kompleks dan pergi ke toko es krim. Sesampainya disana, Nabila memesan es krim dan memakannya disitu. Tiba-tiba Hp miliknya berbunyi, saat ia melihat layar hp nya, yang menelfonnya adalah Farhan. Tanpa pikir panjang Nabila mengangkatnya.
"Halo. Kenapa Han?" sambil menyuapkan 1 sendok ke mulutnya.
"Lo dimana Bil? Kata kak Nahal, lo udah balik. Gue ke panti lo gak ada."
"Oh. Gue ada di toko es krim, samping gerbang kompleks. Kenapa lo nyariin gue?"
"Ada yang mau omongin. Gue kesana ya. See you."
"See you" Nabila melanjutkan memakan es krimnya, tepat suapan terakhir Farhan datang.
Nabila mengangkat tangannya agar Farhan bisa melihat dimana Nabila sedang berada.
"Lo mo ngomong apa Han?" Nabila kini duduk santai dan menunggu Farhan untuk berbicara.
Saat Nabila sedang fokus menunggu jawaban dari Farhan, Farhan tiba-tiba mendekatkan diri kearah Nabila dari seberang meja. Nabila kaget, dan dengan refleks memundurkan badannya. Farhan tetap saja mendekatkan badanya, Nabila kini tak bisa lagi bergerak, Nabila pasrah memejamllkan matanya. Sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya, dan samar-samar terdengar suara di telinga milik Farhan.
Saat Nabila membuka matanya, jarak Farhan dan dia tak kurang dari 5 cm, dan tangan Farhan sedang membersihkan sisa es krim, di pinggir bibir Nabila. Dan Nabila terkejut saat suara khas dari Farhan terdengar di telinganya.
"Lo mau gak jadi pacar gue?" bisik Farhan.Nabila seketika melotot ke arah Farhan.
...TBC...
|
|
|
Ok gak usah panjang-panjang. See you💙
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC [Completed]
Fiksi Remaja[BANTU 1K VOTES YA] Hanya kisah cinta yang CLASSIC. Dua insan yang tak pernah menginginkan untuk bersama. Tapi malah terjerat di takdir tuhan yang tak terduga. #1 in coldhearted (25-08-2019) #1 in pembacaindonesia (25-08-2019) #5 in yatimpiatu (14...