🍁3. Balapan [Revisi]🍁

3.9K 292 2
                                    

Minggu ini adalah Minggu terpadat buat Sherly. Ada banyak hal yang harus dia lakukan.

Seperti hari ini, Cafe Persona sedang ramai-ramainya. Maklum sekarang adalah weekend. Banyak pengunjung dikalangan remaja seusianya. Untuk sekedar bersantai, berkumpul dengan teman, mengerjakan tugas, atau bahkan untuk sekedar mencari Wi-fi untuk streaming film keluaran terbaru.

Sherly bekerja untuk menghidupi diri sendiri. Ia harus mandiri. Sudah bisa sekolah tanpa biaya saja ia sudah bersyukur. Dengan begitu ia bisa sedikit lega dengan tidak memikirkan uang bulanan sekolah.

Ditinggalkan oleh kedua orangtuanya tidak membuat Sherly putus asa. Karena jika bersedih, tentu saja kedua orangtuanya juga ikut sedih diatas sana.

"Mbak, Cheese Cake & Milkshake Chocolate 2 ya." pesan seorang gadis berambut panjang, seperti nya dengan kekasih.

"Okay, siyap mbak." Sherly tersenyum ramah melayani sang pelanggan dan berjalan menuju Ana untuk menyerahkan pesanan.

"Na, Cheese Cake & Milkshake Chocolate 2 ya untuk meja no. 08." yang diangguki oleh Ana.

"Gimana Khavi?" Ana bertanya dengan sibuk membuat milkshake sesuai pesan Sherly.

"Ya.. gitu baik,"

"Ck, maksud gue lo sama dia!" dengus Ana.

"Masih sama, Na. Tapi gue nggak bakal nyerah gitu aja." balas Sherly.

"Lo itu pinter tapi bego tau nggak. Kesel gue tiap denger jawaban lo!" setelah mengucapkan itu Ana menuju meja tadi untuk mengantarkan pesanan mereka.

Sherly tersenyum miris mendengar kata sahabatnya. Justru itu tak membuatnya mundur. Ia akan semakin gencar untuk membuktikan semua nya.

Andai kata ada buku seperti buku manusia yang berpangaruh di dunia, nah— tapi dengan versi manusia terbego sedunia. Langsung saja Ana menobatkan Sherly diurutan pertama tanpa segan. Sebegitu mirisnya kesabaran Sherly hanya untuk seorang pria.

❤️❤️❤️

Sekarang Khavi berada di rumah Sena dengan Ziko yang lagaknya sebagai tuan rumah. Sesampainya Ia dengan Ziko, Ziko justru menyelonong masuk dan langsung menuju kulkas keluarga besar Nugraha.

Sudah menjadi kebiasaan buat Ziko saat di rumah Sena. Karena Sena sendiri tak pernah memusingkan hal tersebut. Justru Khavi lah yang merasa malu sebagai sahabat. Saat Khavi menegurnya justru dia menjawab "Anggap aja rumah sendiri."

Dasar tidak sopan. Tapi disisi itu, hal kecil seperti itulah yang membuat mereka lebih dekat dan juga nyaman untuk bersahabat. Sena sendiri tak pernah mempersalahkan hal tersebut.

Rumah Sena adalah tempat ternyaman bagi mereka untuk berkumpul. Sudah menjadi bescamp ngumpul anak Vegas juga. Karena dirumah sebesar itu Sena hanya tinggal dengan sang Mama, pembantu, tukang kebun dan supir. Bahkan mama Sena sendiri sangat welcome pada teman-teman putra tunggalnya.

Berbanding jauh sekali dengan keluarga Ziko dan Khavi.

"Jadi kapan nih ngumpul sama anak-anak yang lain?" Ziko membuka suara tapi mulutnya sibuk membuka kuaci.

"Malem aja gimana?" sahut Sena sibuk dengan stick play station. Beda lagi dengan Khavi yang justru memilih berbaring untuk tidur.

Khavi hanya diam berusaha menenangkan pikiran. Tapi kakinya justru ditarik oleh Ziko yang persis berada dibawah kaki Khavi. Karena Khavi tidur diatas sofa, sedangkan Ziko dan Sena duduk bersimpuh dengan kegiatan masing-masing, "apaan sih, ganggu orang tidur aja!" Khavi mengubah posisi tidurnya menghadap samping kiri sofa.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang