🍁15. He's Sick🍁

2.9K 225 11
                                    

Keberuntungan Sherly semalam membuat dirinya amat bersemangat untuk pergi ke sekolah. Pagi-pagi sekali Sherly sudah bangun dan memasak makanan yang akan ia berikan pada Khavi.

Diliriknya jam dinding ternyata masih pukul enam. Jadi ia masih punya banyak waktu untuk datang ke sekolah.

Tak sabar ingin segera sampai di sekolah, Sherly langsung keluar rumah sebelum itu ia mengunci kontrakan terlebih dahulu. Tidak ingin kejadian beberapa waktu lalu terulang kembali. Saat itu ia lupa mengunci pintu. Untung saja Sherly tidak memiliki benda berharga di rumah itu.

Sherly menunggu angkot dipinggir jalan. Udara pagi yang masih segar membuatnya menghirup oksigen dalam-dalam. Dan menghembuskannya perlahan. Hari ini suasana hatinya lebih indah dari sebelumnya.

Angkot pun berhenti dan Sherly segera menaiki angkot tersebut.

"Khavi!"

Pandangannya langsung fokus pada pria berhoodie maroon yang ada di dalam angkot. Dia kelihatan tidak nyaman dengan kondisinya yang diapit oleh dua ibu-ibu dikiri kanan sampingnya. Sherly takjub kenapa Khavi bisa berada di angkot. Dimana motor pria itu?

Merasa terpanggil namanya, Khavi pun mencari sang pelaku. Hingga dia menemukan Sherly yang melambai. Sebagai tanda bahwa dialah yang memanggilnya.

"Geseran dong dek. Sempit tau!" Ucap ibu disebelah kiri Khavi. Wajah Khavi semakin kesal dan hal itu tak lepas dari perhatian Sherly. Pria itu memang tidak pantas naik angkutan umum. Lihat saja baru sebentar saja dia sudah mengibas-ngibaskan kedua tangannya ke muka. Padahal hari Masih pagi. Tapi Khavi sudah merasa gerah.

Khavi sudah kepalang jengkel dengan aksi ibu disampingnya. Jika bukan orang tua, mungkin Khavi akan memakinya.

"Bu, kita tukeran tempat duduk ya. Kasian belanjaan ibu udah mau jatuh." Ibu itupun bangkit dan bertukar posisi dengan Sherly.

Khavi tidak memperdulikan keberadaan Sherly yang asik menatapnya dari samping.

"Tumben naik angkot." Sherly buka suara.

"Motor gw bocor." Jawab Khavi menatap jalanan dari kaca.

"Ini pertama kalinya Lo naik angkot ya Khav?" Pertanyaan Sherly membuat Khavi mengangguk.

Mereka pun saling diam. Tapi Sherly dapat menangkap gerakan Khavi. Khavi memegang mulutnya sejak tadi.
Rasanya perutnya bergejolak

Uekk

Tiba-tiba Khavi mengeluarkan cairan bening. Semua isi perutnya keluar berupa air. Walaupun tadi pagi dia tidak sarapan namun itu diluar kendalinya. Muntahnya bahkan mengenai rok seragam Sherly.

Sherly terkejut melihat Khavi yang muntah. Diapun mengelus tengkuk Khavi dan meminta plastik pada bapak yang duduk di depannya.

"Khav kamu nggak papa kan?" Cemas Sherly yang tidak tega dengan kondisi Khavi. Air mukanya pucat. Tidak seperti tadi. 

Khavi hanya diam. Dan menunduk hingga akhirnya dia melihat rok Sherly yang sudah kotor akibat ulahnya. Khavi menatap Sherly lalu roknya. Sherly pun paham maksud Khavi yang tidak bersuara.

"Nggak papa nanti bisa gue bersihin. Nih minum dulu." Sherly memberikan botol minum yang diterima langsung oleh Khavi. Khavi meneguknya. Lalu memberikan kembali botol itu pada pemiliknya.

"Makasih." Lirih Khavi tapi dapat didengar Sherly.

Khavi merasa kepalanya begitu berat. Bahkan dia melihat orang menjadi banyak. Hingga semuanya menghitam.

"Khav... Khav..." Panggil Sherly dan Khavi sudah tidak sadarkan diri.

Sherly kelabakan tak tahu harus berbuat apa.
"Kiri pak." Sherly terpaksa menggotong Khavi dengan menaruh tangan khavi pada pundaknya. Khavi yang terlalu besar dan tinggi membuat tubuh Sherly sulit mengimbanginya. Apalagi pria itu lebih berat dari yang dia bayangkan.

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang