🍁 28. Pillow Talk 🍁

2.1K 168 12
                                    

Malam telah tiba itu tandanya waktu istirahat bagi manusia. Sebagai manusia biasa Sherly sangat butuh istirahat. Bergelut dengan dapur sedikit membuatnya lelah.

Sherly memutar leher agar berbunyi dan menghilangkan rasa sakit disana. Ia berjalan menuju sofa. Tidak lupa mengganti bajunya dengan baju tidur bergambar Doraemon.

Tempat tidurnya alias sofa ternyata sudah dihuni oleh Khavi. Pria itu sibuk memainkan ponsel.

"Awas Khav! Aku mau tidur." Ucapnya lelah dengan membawa selimut dan bantal dari kasur Khavi.

Khavi tetep bermain ponsel. Malah sudah beralih membelakangi Sherly.

Kesal itu yang Sherly rasakan. Ia benar-benar lelah. Dan tidak dalam mood bercanda. Tapi ia sedikit canggung perihal ciumannya tadi siang dengan Khavi. Pasalnya itu adalah first kiss bagi Sherly.

"Khav!" Sherly mengguncang bahu Khavi. Si empunya justru berpura-pura tidur. Jelas Sherly melihat baru saja Khavi bermain ponsel eh malah kini sudah terlelap. Jelas sekali aktingnya.

"Aku nggak lagi bercanda loh Khav! Lagian apa salahnya kamu bangun dan pindah ke kasur kamu yang lebih besar. Disini kamu nggak bakal nyaman."

"Itu tau!" Jawab Khavi berbalik badan.

"Yaudah bangun!" Sherly menarik tangan Khavi. Berat ternyata guys. Dan Sherly sudah tidak punya energi hanya sekedar untuk menarik Khavi yang tiba-tiba bertingkah aneh.

"Males!" Khavi justru menarik tangan nya dan melipat di dada. Lagi, ia menutup mata.

Malas berdebat Sherly memilih tidur di lantai. Ia menggelar karpet lalu menaruh bantal. Dan ia pun berbaring disana. Tanpa memperdulikan Khavi. Bodo amat jika Khavi tidur sofa.

Beberapa menit tidak ada lagi suara recokan Sherly. Khavi bangun dan ia hampir saja memijak tubuh Sherly. Untungnya tidak jadi. Karena reflek tubuhnya yang baik.

"Sher! Sherly!" Khavi membangunkan gadis itu.

"Hm..." Dengus Sherly tanpa membuka mata.

"Bangun! Ga baik tidur dilantai," terang Khavi.

Sherly bangun dengan menguap. Baru beberapa menit tidurnya diganggu lagi oleh Khavi. Maunya apasih nih orang. Bawaannya ngajak gelud.

"Ayo pindah!" Tidak menunggu waktu lama ia sudah merebahkan diri di atas sofa.

"Bukan disitu," loh kalau bukan di sofa lalu dimana lagi? Batin Sherly.

"Dimana?"

"Itukan temp-"

"Jangan bacot cepat!" Titah Khavi tidak ingin mendengar celotehan Sherly lagi.

Khavi baring dahulu dan Sherly hanya berdiri mematung. Instingnya mengatakan mana mungkin Khavi mau berbagi ranjang. Tapi instingnya salah. Karena Khavi sudah menepuk kasur disampingnya. Seolah menyuruh Sherly segera tidur. Disampingnya.

Sherly berbaring dengan canggung. Ini pertama kalinya ia tidur di kasur Khavi. Bukan tapi kedua kali. Dulu saat Khavi sakit dan insiden itu pula yang mengubah statusnya menjadi istri Khavi.

Keduanya menatap langit-langit kamar. Bermolog dengan batin sendiri. Khavi tidur dengan melipat tangan sebagai bantalan. Ia rasa yang terjadi baru-baru ini seperti mimpi. Yang apabila ia bangun semuanya akan lenyap. Sayangnya ia egois tidak ingin semua hal ini hilang dari hidupnya. Sepertinya ia mulai menerima Sherly. Walaupun belum sepenuhnya.

Jika ditanya cinta, Khavi belum bisa menyatakan bagaimana perasaannya. Hanya saja ia nyaman dengan Sherly. Perkataan Mizan waktu itu kini terus mengiang ditelinga. Mengingatkan Khavi agar tidak menyesal dimasa yang akan datang.

Serta perkataan Ziko yang entah benar adanya atau hanya akal-akalan Ziko untuk mempengaruhi Khavi. Bagaimana pun ia tidak rela menduda di usia muda jika benar Sherly meninggalkan nya dengan orang yang dicintai.

Lain halnya dengan gadis disamping Khavi. Ia justru mengingatkan hatinya untuk tidak terlena dengan perlakuan Khavi yang berbeda 180°.
Sebab jika ia berharap lebih justru ialah yang harus menanggung beban baru.

Namun Sherly ingin egois disaat ia masih bisa bersama Khavi.

"Sher!"

"Khav!"

Serentak saling memanggil. Sherly tertawa melihat tingkah lucu ia dan Khavi.

"Kamu duluan!" ucap Sherly.

"No. Ladies is first!"

"Kenapa kamu berubah?"

"Berubah?" Beo Khavi, apa yang berubah.

"Iya. Akhir-akhir ini aku ngerasa kamu lebih banyak ngeselinnya!" Sherly melirik ke kanan tempat Khavi.

"Gak biasa aja. Mungkin itu perasaan kamu aja!" Benarkah? Atau Sherly yang terlalu menyimpulkan segalanya dengan berlebihan. Hah Sherly mendesah dalam hati. Jangan berharap. Ingatnya pada hati.

"Sekarang giliran aku," Khavi memiringkan tubuh menghadap Sherly ke kiri. Dengan cahaya remang ia masih bisa melihat wajah Sherly walaupun tubuh mereka dibatasi olah guling.

"Kenapa kamu cium aku?" Setelah mengucapkan itu ia tersenyum sinis.

"Aku gak cium kamu," Sherly memukul tangan Khavi. " Tapi, aku jatuh gara-gara kamu nungkai kaki aku." Bantah Sherly bersungut-sungut.

"Intinya kamu ambil first kiss aku!" Sambung Sherly tidak terima.

"First kiss? Seriously?" Khavi jadi tertarik untuk menjahili Sherly. Meskipun itu juga first kiss nya.

"Bodo ah ngantuk!" Sherly merajuk nih ceritanya? Batin Khavi.

Kantuk Sherly telah hilang karena Khavi mengajak mengobrol. Dan ia berbalik supaya Khavi tidak melihat wajahnya yang memerah.

Khavi mendekat ke Sherly tanpa sepengetahuan gadis itu, "itu juga first kiss ku!" Bisiknya membuat Sherly merasakan geli oleh hembusan nafas Khavi.

Sherly yang tidak bereaksi membuat Khavi kesal. Khavi menendang kaki Sherly usil. Berkali-kali ia menendang namun Sherly tidak kunjung menyahut.

Sebuah ide muncul bersinar di kepala Khavi.

Khavi tidur telentang dengan tangan merentang. Sengaja mengenai Sherly.

"Khav!" Good. Sherly langsung berbalik dengan wajah kesal. Khavi menang. Tidak ingin Sherly berbalik, ia menghimpit kaki Sherly dengan kakinya.

Lelah bersuara Sherly membiarkan nya hingga mereka terlelap dibatasi oleh guling.

Tanpa disadari bongkahan es dalam diri Khavi mulai mencair dengan kedatangan Sherly yang membawa kehangatan.

----------

To be continued
Happy reading 😘

Pendek banget nggak sih? Maaf soalnya bingung mau buat mereka ngomong apa. Berasa kaku... banget obrolan Khavi sama Sherly. Maaf kalau yang ini rada gak jelas. Untuk next bab mungkin lebih baik...

Jangan lupa klik bintang + comment.

Sumatera Barat
Jum'at, 01.05.2020
21.42
#mrslinyi

Fatamorgana [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang